Hari Guru Nasional 2025

9 Guru yang Menjadi Pahlawan Nasional, Jasa dan Pemikirannya Dikenang Sepanjang Masa

t 9 guru yang menjadi pahlawan nasional, momentum peringatan Hari Guru Nasional 2025 di antaranya Ki Hajar Dewantara, RA Kartini, Rohana Kudus dll.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma/canva
GURU PAHLAWAN NASIONAL -- Ilustrasi Ki Hajar Dewantara, RA Kartini dan Jenderal Sudirman, 3 dari 9 Guru yang Menjadi Pahlawan Nasional, Jasa dan Pemikirannya Dikenang Sepanjang Masa. 

Setelah menjadi seorang istri, Kartini tetap bersemangat menjadi guru. Suaminya mendukung keinginan Kartini dan memberinya kebebasan untuk mendirikan sekolah wanita di Rembang. Karena dedikasinya, Kartini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1964.

3. K. H. Hasyim Asy’ari KH Hasyim Asy'ari (1871-1947)

Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).

Ia cukup peduli dengan pendidikan, terutama pendidikan umat muslim. Sepulangnya menimba ilmu di Makkah pada 1899, ia pun mendirikan pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20.

4. KH Ahmad Dahlan (1868-1923)

KH Ahmad Dahlan adalah sosok penting dalam pendidikan Islam di Indonesia. Ia mendirikan Muhammadiyah pada 1912 dengan tujuan untuk memperbarui pendidikan Islam dengan mengadopsi metode yang lebih modern.

Melalui Muhammadiyah, ia menciptakan sekolah-sekolah yang memberikan pendidikan modern dan agama secara seimbang. Selain itu, Ahmad Dahlan aktif mengajar agama di lingkungan priyayi sebagai anggota Boedi Oetomo.

Ahmad Dahlan memantik kesadaran masyarakat atas nasibnya sebagai bangsa terjajah dan tertinggal dalam berbagai hal. Hingga kini, organisasinya konsisten bergerak memajukan, mencerdaskan dan mencerahkan bangsa melalui berbagai bidang, termasuk pendidikan. 

Atas jasa-jasanya, Ahmad Dahlan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 27 Desember 1961 oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Nomor 657. 

5. Jenderal Soedirman (1916-1950)

Sebelum menjabat menjadi Panglima TNI, Jenderal Soedirman sempat berkuliah keguruan. Namun berhenti pada 1936 dan mulai bekerja sebagai guru. Bahkan, ia sempat menjadi kepala sekolah. 

Ia tercatat sebagai pengajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah dan dikenal dengan metode pengajaran berbasis moral. Soedirman tetap mengajar setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942.

Lalu Pada 1944, Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang. Selanjutnya, ia bergabung di Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian ditunjuk sebagai Panglima TNI atau BKR pertama oleh Presiden Soekarno pada 27 Juni 1947 di Yogyakarta. 

Atas taktik perang gerilya, Soedirman diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 10 Desember 1964.

6. Raden Dewi Sartika ((1884-1947)

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved