Hari Ayah Nasional

12 Contoh Puisi Hari Ayah Nasional 2025, Terbaik dan Penuh Makna untuk Referensi Kartu Ucapan

Puisi bisa digunakan sebagai media dalam mengeksprsikan emosi seseorang seperti cinta kasih kepada sang ayah. Anda bisa menggunakan beberapa referen

Tribunnews Maker
ILUSTRASI HARI AYAH NASIONAL - Inilah 12 Contoh Puisi Hari Ayah Nasional 2025, Terbaik dan Penuh Makna untuk Referensi Kartu Ucapan 
Ringkasan Berita:
  • Peringatan Hari Ayah bertepetan dengan hari ini, Rabu 12 November 2025.
  • Puisi bisa menjadi media menyalur emosi cinta untuk ayah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur di Hari Ayah ini.
  • Kumpulan puisi ini bisa digunakan sebagai kartu ucapan yang manis dan bermakna.

 

TRIBUNSUMSEL.COM - Selain membagikan ucapan seperti biasa, dalam memperingati Hari Ayah Nasional Anda juga bisa memanfaatkan puisi sebagai bentuk ungkapan yang penuh makna.

Puisi bisa digunakan sebagai media dalam mengeksprsikan emosi seseorang seperti cinta kasih kepada sang ayah.

Anda bisa menggunakan beberapa referensi Puisi Hari Ayah dibawah ini untuk digunakan dalam Kartu Ucapan.

Berikut kumpulan Puisi Hari Ayah Nasional 2025 yang berkesan dan penuh makna untuk dibagikan.

=========

Kumpulan Puisi Hari Ayah Nasional 2025

1. Kerinduan
Oleh: Niki Ayu Anggini

Ayah di mana engkau berada
Di sini aku merindukan mu
Mengiginkan untuk bertemu
Merindukan akan belaian mu

Kasih sayang mu selalu kurindukan
Engkau selalu hadir dalam mimpi ku
Mimpi yang begitu nyata bagiku
Menginginkan engkau untuk kembali

Aku selalu mengharapkan engkau hadir
Menemani aku setiap hari
Menemani masa pertumbuhan ku
Untuk tumbuh menjadi besar

Tanpa engkau di sisiku
Tanpa engkau yang menemani hari-hariku

___
2. Sosok Lelaki Terhebat
Oleh: Osa

Banyak puisi tentang ayah
Tapi itu ayah mereka
Ini ayahku
Ayah dari sembilan bersaudara

Ayah yang sudah pergi mencari rezeki sebelum mataku terbit di pagi hari

Kudengar bising mesin perahunya jauh sebelum matahari menampakkan tubuhnya

Lalu kembali saat ikan-ikan di atas sampannya sudah cukup

Cukup untuk dijual demi mengisi perut-perut kecil kami

Teriknya matahari tak melunturkan semangatnya

Derasnya hujan ia tetap bertahan di lautan

Kencangnya angin tak menjatuhkan tanggung jawabnya

Ayah, engkau adalah sosok lelaki terhebat

___
3. Ayah dan Burung-Burung
Oleh: Radial Tanjung Banua

Aku terbayang ayah yang melangkah di pematang sawah kenangan.

Sesekali langkahnya tertegun

ngungun bersama embun.

Kadang ayah bagai orang-orangan dari jerami

di tengah menguning padi.

Kusentakkan tali rindu di antara kami.

Maka tersintaklah ayah bersama riuh burung-burung yang berlepasan

tak kembali lagi.

___
4. Untukmu Ayahku
Oleh: Dina Sekar Ayu

Di keheningan malam
Datang secercah harapan
Untuk menyambut jiwamu datang
Sebercik harapan agar kau kembali pulang
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan

Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata
Tapi apalah daya
Semua harapan hilanglah sirna
Karena kau telah tiada
Ayahku tercinta.

___
5. Ayah, Pahlawan Tanpa Jubah

Di balik wajahmu yang sederhana,
Ada sejuta cerita perjuangan.
Ayah, kau tak pernah meminta imbalan,
Hanya senyum yang aku lihat setiap pagi.
Di setiap langkah hidupku,
Kau adalah contoh yang tak ternilai.

Tidak ada jubah yang menjadi perlambang pahlawanmu,
Karena cintamu adalah kekuatan yang tak tergantikan.
Selamat Hari Ayah, terima kasih untuk segalanya,
Engkau adalah pahlawan sejati dalam hidupku.

___
6. Cintanya Ayah

Ayah, cintamu tak terucapkan dengan kata,
Namun aku merasakannya di setiap detak jantungmu.
Di setiap peluh yang kau keluarkan untuk kami,
Di setiap pengorbanan yang engkau beri tanpa pamrih.

Hari ini, aku hanya ingin berkata,
Betapa beruntungnya aku menjadi anakmu.
Selamat Hari Ayah, terima kasih untuk cintamu,
Cinta yang selalu memberi, tak harap kembali.

___
7. Maafkan Aku Ayah
Karya An-Nur

Dalam hening sepi menyala
Diam lebih bermakna daripada semua terjemahan malam
Aku merenung atas segala derita
Ayah berjuang menghidupi keluarga

Tiga puluh tahun lebih ayah di Jakarta
Pulang hanya sesekali saja
Banting tulang tak kenal lelah
Demi anakmu agar sekolah

Ayah...
Kini usiamu tak lagi seperti dulu: kuat
Tapi perjuanganmu begitu gagah
Kau selalu bersemangat

Maafkan aku, Ayah...
Aku yang belum bisa berbalas jasa
Masih membuat dirimu susah
Hingga kau masih terus pergi bekerja

Maafkan aku, Ayah...
Yang masih menjadi beban hidupmu
Membuatmu sering gelisah
Memikirkan kebutuhan rumah...

___
8. Ayah
Karya: Natasya Farhatunnisa

Ayah
Senja surya mengulas hidup
Kini renta termakan usia
Ku hanya bisa mengenang
Segala yang ayah perbuat

Wujudku tak tercapai
Citaku tak tercapai
Karena renta
Termakan usia ayah

Hilang angan dan harapanku
Ingin marah tapi
Bagaimana dengan takdir
Yang bertentangan dengan keinginanku

___
9. Ayah
Karya: Syifa Husnia Zahra

Ayah
Dia yang menungguku lahir
Yang mengumandangkan azan di telinga kecilku
Yang hingga saat ini aku bisa mendengar suara
Menungguku hingga letihnya badan

Mengajariku bagaimana caranya berjalan
Hingga saat ini aku bisa berjalan
Mengajariku bagaimana caranya berbicara
Hingga saat ini aku fasih berbicara

___
10. Penafkah
Karya: Putri Kanaya

Kau adalah tulang
Kau adalah pemberi
Kau adalah penghidup
Kau bagai orang terbelakang

Mungkin kau mampu
Tetapi aku menyayangimu
Kau menyayangiku
Sampai kau terlelap

Kau bagai hujan yang menerpa
Kau bagai badai yang besar
Kau meninggalkanku.
Dengan kasih sayang tak terkira

Ayah...
Aku mohon
Jangan menyakiti dirimu
Aku takut kehilanganmu

___
11. Terima Kasih Ayah

Ayah, langkahmu selalu jadi cahaya 
Menuntunku di jalan penuh asa
Dalam diam kau ajarkan makna
Bahwa cinta sejati tak pernah sirna

Baca juga: Tanggal 12 November 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Ayah Nasional dan 2 Peringatan Lainnya

Keringatmu jadi bukti perjuangan
Doamu jadi pelindung kehidupan
Aku tumbuh dengan kasihmu yang tulus
Hatiku hangat oleh dekapan yang halus.

Ayah, engkau pahlawan di setiap hari
Meski tanpa mahkota kau tetap mulia
Kedekatan ini abadi tak terganti
Kasihmu terpatri sepanjang masa.

___
12. Sebuah Kamar 
Karya: Chairil Anwar

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia.
Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu.

"Sudah lima anak bernyawa di sini,
'Aku salah satu!"

Ibuku tertidur dalam tersedu,
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu

Matanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!

Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, karena mereka berada
di luar hitungan: Kamar begini,
3X4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa

***

Artikel lainnya di google news.

Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved