Arti Kata Bahasa Arab

Arti Ya Ayyuhalladzina Amanu Idza Tadayantum, Ayat Terpanjang dalam Alquran, Tentang Hutang Piutang

Betapa penting tentang hutang piutang ini sehingga terdapat ayat yang Allah turunkan, yang sangat panjang dalam membahasnya.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
AYAT TERPANJANG -- Ilustrasi ayat terpanjang dalam Alquran yaitu Surat Al Baqarah ayat 282, membahas tentang Hutang Piutang. 

TRIBUNSUMSEL.COM ---Lafal yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ tadâyantum bidainin, adalah kutipan dari ayat  yang merupakan ayat terpanjang di dalam Alquran.

Ayat tersebut adalah ayat dalam Surat Al Baqarah ayat 282.

Bukan membahas puasa, dzikir atau sholat, ayat terpanjang dalam Alquran membahas tentang hutang piutang.

Simak artikel-artikel Arti Kata Bahasa Arab lainnya, di sini.

Berikut bunyi dan bacaan Surat Al Baqarah ayat 282 selengkapnya, tulisan Arab dan Arti. 

 Surat Al-Baqarah Ayat 282

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔاۗ فَاِنْ كَانَ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيْهًا اَوْ ضَعِيْفًا اَوْ لَا يَسْتَطِيْعُ اَنْ يُّمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهٗ بِالْعَدْلِۗ وَاسْتَشْهِدُوْا شَهِيْدَيْنِ مِنْ رِّجَالِكُمْۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَّامْرَاَتٰنِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَۤاءِ اَنْ تَضِلَّ اِحْدٰىهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحْدٰىهُمَا الْاُخْرٰىۗ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَۤاءُ اِذَا مَا دُعُوْاۗ وَلَا تَسْـَٔمُوْٓا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰٓى اَجَلِهٖۗ ذٰلِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ وَاَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَاَدْنٰىٓ اَلَّا تَرْتَابُوْٓا اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيْرُوْنَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَلَّا تَكْتُبُوْهَاۗ وَاَشْهِدُوْٓا اِذَا تَبَايَعْتُمْۖ وَلَا يُضَاۤرَّ كَاتِبٌ وَّلَا شَهِيْدٌ ەۗ وَاِنْ تَفْعَلُوْا فَاِنَّهٗ فُسُوْقٌۢ بِكُمْۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۝٢٨٢

Arab latin:
Yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ tadâyantum bidainin ilâ ajalim musamman faktubûh, walyaktub bainakum kâtibum bil-‘adli wa lâ ya'ba kâtibun ay yaktuba kamâ ‘allamahullâhu falyaktub,

walyumlililladzî ‘alaihil-ḫaqqu walyattaqillâha rabbahû wa lâ yabkhas min-hu syai'â, fa ing kânalladzî ‘alaihil-ḫaqqu safîhan au dla‘îfan au lâ yastathî‘u ay yumilla huwa falyumlil waliyyuhû bil-‘adl, wastasy-hidû syahîdaini mir rijâlikum,

fa il lam yakûnâ rajulaini fa rajuluw wamra'atâni mim man tardlauna minasy-syuhadâ'i an tadlilla iḫdâhumâ fa tudzakkira iḫdâhumal-ukhrâ, wa lâ ya'basy-syuhadâ'u idzâ mâ du‘û, wa lâ tas'amû an taktubûhu shaghîran au kabîran ilâ ajalih,

dzâlikum aqsathu ‘indallâhi wa aqwamu lisy-syahâdati wa adnâ allâ tartâbû illâ an takûna tijâratan ḫâdliratan tudîrûnahâ bainakum fa laisa ‘alaikum junâḫun allâ taktubûhâ,

wa asy-hidû idzâ tabâya‘tum wa lâ yudlârra kâtibuw wa lâ syahîd, wa in taf‘alû fa innahû fusûqum bikum, wattaqullâh, wa yu‘allimukumullâh, wallâhu bikulli syai'in ‘alîm


Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya.

Hendaklah seorang pencatat di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah pencatat menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajar-kan kepadanya. Hendaklah dia mencatat(-nya) dan orang yang berutang itu mendiktekan(-nya). 


Hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia menguranginya sedikit pun. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya, lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar.

 Mintalah kesaksian dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada) sehingga jika salah seorang (saksi perempuan) lupa, yang lain mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil.

 Janganlah kamu bosan mencatatnya sampai batas waktunya, baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu pada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perniagaan tunai yang kamu jalankan di antara kamu.

 Maka, tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak mencatatnya. Ambillah saksi apabila kamu berjual beli dan janganlah pencatat mempersulit (atau dipersulit), begitu juga saksi. Jika kamu melakukan (yang demikian), sesungguhnya hal itu suatu kefasikan padamu. Bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ustadz Abdul Somad dalam tausiahnya mengatakan Allah menurunkan ayat terpanjang dalam Alquran hampir satu lembar Alquran panjangnya.

Bukan membahas tang puasa, tentang sholat atau tentang dzikir, melainkan  tentang hutang piutang atau tentan membayar hutang.

Betapa penting tentang hutang piutang ini sehingga terdapat ayat yang Allah turunkan, yang sangat panjang dalam membahasnya.

"Sholatnya banyak, puasanya banyak, dzikirnya banyak tapi kalau berutang tidak dibayar, ketika mati, hutang akan mencarinya. 

Seorang yang mati syahid, tidak dihisab, langsung masuk surga, kecuali bila dia memiliki hutang.
Jadi orang yang menagih hutang, itu bukan pelit tapi dia sedang menyelamatkan seseorang dari perbuatan haram," kata UAS. 


Di dalam ayat tersebut, Allah swt. memerintahkan agar orang yang sedang mengadakan transaksi hutang piutang untuk mencatatnya agar tidak lupa dan perlunya ada saksi untuk menyaksikannya agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari.

Namun, mayoritas ulama sebagaimana diterangkan oleh Syekh Wahbah Az-Zuhaili sepakat bahwa perintah adanya catatan dan saksi itu menunjukkan sunah. 

Hal ini didasarkan pada amal para sahabat dan tabi’in yang longgar dalam masalah ini, bahkan terkadang mereka tidak perlu ada catatan dan saksi dalam transaksi jual beli maupun hutang piutang dan tidak ada yang mengingkari perbuatan tersebut.

Oleh sebab itu, maka perintah dalam ayat tersebut adalah sunah, yakni sunah menulis/mencatat transaksi jual beli dan hutang piutang serta sunah menghadirkan orang lain sebagai saksi atas akad jual beli dan utang piutang yang dilakukan. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

Itulah Arti Ya Ayyuhalladzina Amanu Idza Tadayantum, Ayat Terpanjang dalam Alquran, Tentang Hutang Piutang. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Hadits tentang Lima Perkara yang tidak Boleh Ditunda, Sebaiknya Disegerakan

Baca juga: Arti Rodhiyatan Mardhiyah dalam Surat Al Fajr Ayat 27-28, Maksud Ridho dan Diridhoi-Nya

Baca juga: 6 Amalan yang Dianjurkan di Hari Jumat Lengkap dengan Dalilnya, Mengharap Pahala dan Berkah

Baca juga: Lirik Sholawat Hari Jumat, Amalkan Sholawat Ibrahimiyah dan Sholawat Jibril, Tulisan Arab dan Arti

Baca juga: Arti Wa In Tauddu Nimatallahi La Tuhsuha, Surat Ibrahim Ayat 34 Nikmat Allah tak Terhingga Jumlahnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved