Berita Nasional

Segini Harga Buku Jokowi's White Paper Karya Roy Suryo Cs yang Berisi 700 Halaman, Ada 2 Versi

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LAUNCHING BUKU - Roy Suryo, Rismon Hasiholan dan Tifauzi Tiyassuma saat Acara soft launching buku Jokowi’s White Paper di caffee shop University Club (UC) UGM, Senin (18/08/2025). Acara ini semula akan digelar di University Club Hotel Universita Gadjah Mada (UGM) namun dibatalkan dan pindah ke caffee shop UC UGM.

TRIBUNSUMSEL.COM, YOGYAKARTA - Buku berjudul Jokowi's White Paper baru saja di-launching di UC Cofee Shop, Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (18/8/2025).

Buku karya Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa itu berisi 700 halaman.

Dokter Tifa menjelaskan, buku yang berisi terkait Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) tersebut akan dijual mulai Rp250 ribu.

Sementara yang paling mahal akan dijual seharga Rp500 ribu.

Adapun, kata Dokter Tifa, hal yang membedakan antara kedua versi tersebut yaitu dari kertas yang digunakan.

"Kita buat cetak ada dua versi yaitu edisi collectible yaitu full color dan 700 halaman lalu penuh dengan gambar-gambar warna-warni, kertasnya premium. Kita jual seharga Rp500 ribu."

"Lalu ada versi yang lebih ekonomis agar semua masyarakat bisa memiliki, kertasnya black and white. Itu saja bedanya, kertasnya standar, kita jual Rp250 ribu," jelas Dokter Tifa, dikutip dari YouTube Refly Harun.

Tifa juga mengungkapkan buku tersebut tak hanya diterbitkan di dalam negeri tetapi juga ke mancanegara.

"Buku ini akan beredar dengan cepat ke 25 negara. Unstoppable," ujarnya.

BUKU TENTANG JOKOWI - Pakar telematika Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, dan pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa, merilis sebuah buku berjudul Jokowi's White Paper, pada Senin (18/7/2025). Buku tersebut berisikan tentang penelitian ijazah S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Roy Suryo ungkap kronologi pembungkaman acara soft launching buku Jokowi'S White Paper di UGM. (Instagram/@tifauziatyassuma/dr Tifa)

Baca juga: Inilah Isi Buku Jokowis White Paper yang Diluncurkan Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Dokter Tifa

Apa saja isi Buku itu ?

Pada peluncuran yang digelar, Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Dokter Tifa, membeberkan rangkuman isi dari buku tersebut.

Roy mengatakan dalam buku tersebut, dituliskan awal mula akhirnya ijazah Jokowi dipermasalahkan dan berujung pada proses hukum pada saat ini.

Sosok yang juga merupakan eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengatakan kasus tersebut berawal dari pernyataan Jokowi yang mengaku memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di bawah tiga tetapi bisa lulus dari Fakultas Kehutanan UGM.

"Ada penjelasan tentang telematika tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 2013 yang mengawali semuanya ketika seseorang (Jokowi) mengaku lulusan UGM tetapi IPK-nya di bawah 3. Dan itu menimbulkan pertanyaan di masyarakat," jelas Roy, 

Roy juga mengatakan, di dalam buku tersebut, turut dituliskan analisis ilmiah dari dirinya, Rismon, dan Dokter Tifa terkait ijazah Jokowi.

"Analisis ilmiahnya, ada ELA (Error Level Analysis), ada kemudian Dokter Rismon sangat dalam mengulas digital forensik. Kemudian, Dokter Tifa akan mengulas neuro politica dan tentang behavorial neuro science," katanya.

Baca juga: Demi Allah, Itu Ijazah Asli, Kesaksikan Teman Satu Angkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM

Pada kesempatan yang sama, Rismon turut membeberkan tulisannya yang tertuang dalam buku tersebut soal analisisnya terkait ijazah Jokowi.

Pertama, Rismon menganalisis sebaran warna dalam ijazah Jokowi.

"Di situ dibuktikan tidak ada stempel di atas foto ijazah Joko Widodo. Itu confirm karena diperiksa nilai-nilai numerik yang merepresentasikan tiap piksel di setiap citra digital," ujarnya.

Kedua, Rismon turut menganalisis sebaran kompresi ijazah Jokowi yang tersedia dalam bentuk file berjenis .jpg.

Adapun dirinya menganalisis file tersebut dengan metode ELA. Sementara, file itu merupakan foto ijazah Jokowi yang diunggah oleh kader PSI, Dian Sandi Utama, di akun X pribadinya beberapa waktu lalu.

Dian sempat mengeklaim foto tersebut adalah ijazah asli milik Jokowi.

"Kita buktikan tidak asli. Kita membandingkan dengan tiga metode yaitu ELA dengan adaptive brightness scaling, ELA dengan CLAHE (Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization), dan overlapping detection."

"Jadi di sini, kita dapatkan sebaran-sebaran yang dicurigai merupakan tempelan-tempelan secara digital," kata Rismon.

Rismon mengungkapkan dari penelitian yang dilakukannya, ijazah Jokowi memiliki perbedaan dengan kepunyaan Frono Jiwo.

Frono Jiwo merupakan teman seangkatan Jokowi saat masih berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980.

Dia pun sempat membantah terkait tudingan bahwa ijazah Jokowi adalah palsu lewat rilis pers resmi dari UGM pada 21 Maret 2025 lalu.

"Dari metode yang diuji itu, memang terjadi perbedaan antara ijazah yang (milik) Frono Jiwo dan Jokowi. Jadi tidak identik dengan yang disampaikan oleh Dirtipidum (Bareskrim Polri)," katanya.

Baca juga: Keyakinan Silfester Matutina Sebut Roy Suryo Cs Jadi Tersangka Kasus Ijazah Palsu, Sudah Game Over

Sementara, Dokter Tifa menuliskan penelitiannya untuk meneliti Jokowi memakai metode neuro politica.

Menurut penjelasannya, metode tersebut digunakan untuk mengetahui cara berpikir dan perilaku seorang politikus atau pemimpin.

"Jadi pemimpin yang mungkin bukan lulusan sarjana bisa kelihatan dari gesturnya apakah layak disebut sarjana atau tidak. Itu ada ilmunya," paparnya.

Dugaan Upaya Pembungkaman

Terkini Roy Suryo dalam keterangannya, Selasa (19/8/2025) mengungkap kronologi pembungkaman Acara Soft Launching buku JOKOWI's WHITE PAPER di UGM :

- Minggu, 17/08/25 : dr Tifa sudah booking Ruang Nusantara UC (University Club) UGM untuk Hari Senin 18/08/25 pukul 14.00-17.00 dan sudah transfer Rp 1 juta diterima

- Minggu malam ada info pihak UC UGM didatangi UP4 / Pamdal UGM dan Polsek Bulaksumur diinterogasi

- Senin 18/08/25 Pihak UC UGM mengirim WA untuk membatalkan Booking dan mau mengembalikan Uang booking

- Kami sempat mau memindahkan acara ke Kafe Musea di Jl Cik Ditiro, namun karena sudah banyaknya orang yang datang ke UC UGM, maka kami Rapat sekaligus salat dan Makan siang di Coffe shop UC UGM

- Karena jam sudah menunjukkan pukul 14.00 dan Media-media mainstream sudah juga datang, maka acara makam siang langsung kami ubah jadi Acara Soft Launching

- Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada, tepat saat PEMBACAAN DOA mendadak LAMPU dan AC DIMATIKAN oleh pihak UC UGM (padahal toilet dsb masih nyala), namun kami Terus acara sampai sekitar jam 16-an, termasuk dihadiri Jendral Tyasno Sudarto, pak Said Didu, mas Refly Harun, Dr Taufik, Pak Agus FDI, dsb (mereka semua adalah SAKSI peristiwa MATI LISTRIK dan AC dsb)

- Alhamdulillah karena kami pakai Mic Wireless pakai Battery dan ada Lampu-lampu dari Media / YouTuber maka acara tetap bisa dilaksanakan

- Selain media dan Youtuber, banyak Dosen UGM berbagai kampus dan Audience mengikuti acara tsb, mereka antusias mendengarkan dan sudah berminat membeli tapi memang Grand Launching baru akan diselengggakan InshaaAllah 27/08/25 di Jakarta

- Spanduk / Backdrop akhirnya kami pakai FOTO BERSAMA didepan Boulevard Kampus UGM yg ada tulisan legendaris UNIVERSITAS GADJAH MADA (biasa  dipakai untuk Foto Wisudawan disitu), malah bagus

Alasan UGM sempat batalkan penyewaan gedung

 Juru Bicara UGM Dr I Made Andi Arsana menyebut, setidaknya ada dua alasan pihaknya membatalkan acara

Dua alasan tersebut yaitu alasan yang bersifat prosedural dan politis.

"UGM memahami bahwa kegiatan ini bernuansa politis yang terkait erat dengan isu yang melibatkan Bapak Joko Widodo. UGM tidak melibatkan diri dalam isu tersebut karena tidak terkait dengan UGM secara langsung," ujarnya melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Senin

Sedangkan secara prosedural, proses perencanaan acara 'Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80' yang akan dilakukan di UC Hotel UGM tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku di unit usaha UGM sebagai lembaga pendidikan.

Pihak penyewa, menurutnya, tidak terbuka soal acara yang akan dilangsungkan

"Pada tanggal 17 Agustus 2025 pukul 13.25 WIB, seseorang yang mengaku bernama Aida menghubungi bagian pemasaran UC Hotel dan melakukan pemesanan ruang pertemuan untuk sebuah kegiatan," ujarnya 

 Aida menyampaikan bahwa kegiatan yang dimaksud adalah 'Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80'.

Pihak UC Hotel merespons secara profesional dengan melakukan tanya jawab terkait kebutuhan ruangan dan rincian kegiatan.

"Berdasarkan data yang diberikan oleh Aida, pihak UC UGM juga menyampaikan harga dan prosedur pembayaran. Di dalam perencanaan tersebut, pihak UC UGM menanyakan rincian kegiatan untuk memastikan dan untuk mengambil keputusan profesional," jelas dia.

"Aida menjawab bahwa acaranya adalah 'pertemuan kecil untuk membahas acara besar yang mau diadakan di Jogja' lebih lanjut ditambahkan bahwa 'Panitia Temu Kangen Silaturahmi Tokoh Jogja mau rapat kecil persiapan acara HUT Kemerdekaan," imbuh dia.

Pihak penyewa juga mengklaim bahwa panitia yang bernama Bangun Satoto sudah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak Keamanan Internal UGM.

"Hingga siaran pers ini dibuat, Pak Bangun Sutoto dan Keamanan Internal UGM tidak pernah datang ke UC Hotel UGM untuk melakukan komunikasi atau konfirmasi lebih lanjut," ujarnya.

Lalu, pada tanggal 17 Agustus 2025 pagi, UC Hotel UGM menerima bukti transfer dana yang dikirimkan oleh Aida dan dinyatakan sebagai pembayaran awal.

UGM kemudian menerima berbagai informasi, termasuk undangan yang beredar di media sosial.

Bahwa acara yang akan berlangsung di UC Hotel pada pukul 14.00-17.00 WIB merupakan acara peluncuran buku dengan judul Jokowi's White Paper yang merupakan karya Roy-Rismon-Tifa.

"UGM memandang bahwa acara ini bernuansa politis seperti yang sudah disebutkan di atas dan UGM tidak bersedia terlibat dan memfasilitasi acara tersebut," tegasnya.

Selain itu, Made Andi bilang, acara tersebut jelas berbeda dengan yang disampaikan di awal ketika melakukan pemesanan.

"Secara prosedur ini merupakan kesalahan dan menjadi alasan administratif bagi UC UGM untuk melakukan penolakan atau pembatalan," ujarnya.

"UGM menghormati aspirasi setiap warga negara untuk mempertanyakan dan mempersoalkan isu apa pun namun menolak untuk dilibatkan dengan cara dan prosedur yang tidak semestinya," imbuh dia.

Tanggapan Projo

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum relawan Pro-Jokowi (Projo), Freddy Damanik, buka suara terkait peluncuran buku berjudul Jokowi's White Paper karya pakar telematika, Roy Suryo; pegiat media sosial, Tifauzia Tyassuma; dan ahli digital forensik sekaligus mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Sianipar.

Peluncuran buku setebal 700 halaman ini telah digelar di coffee shop University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DI Yogyakarta, pada Senin (18/8/2025).

Freddy mengaku pihaknya tidak keberatan atas peluncuran buku yang mengulas soal hasil penelitian terkait ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tersebut.

 Namun, dia berharap agar konten dalam buku tersebut tidak berisi fitnah terhadap Jokowi. Freddy mengaku belum membaca buku tersebut.

Ia mengungkapkan, jika isinya mengandung fitnah, maka Roy Suryo cs justru bisa diproses hukum.

Roy Suryo cs merupakan terlapor dari kasus dugaan fitnah dan pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Jokowi ke Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.

Setelah dilaporkan, kasus tersebut sudah naik ke penyidikan. Selain Roy, Rismon, dan Dokter Tifa, ada sembilan terlapor lainnya yang sudah ditetapkan.

"Kita tidak dalam porsi atau hal untuk keberatan untuk itu (dibuatnya buku Jokowi's White Paper). Yang sampaikan adalah, nanti kan publik melihat justru ini mudah-mudahan tidak berisi fitnah."

 "Kalau berisi fitnah, tentu ini bisa menjadi proses pemberat sendiri di dalam proses hukum yang sedang berlangsung atau jangan-jangan ada proses hukum baru untuk itu," jelasnya, dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Senin sore.

Di sisi lain, Freddy menyebut akan membaca buku tersebut jika diberi oleh pihak Roy Suryo cs.

"Saya tidak berniat sekali untuk membaca sampai habis. Tapi kalau saya punya itu buku, ya nanti akan saya baca," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Bakal Dijual di 25 Negara, Ini Rangkuman Buku Jokowi's White Paper Karya RRT, Isinya Pedas!

Baca berita lainnya di Google News

Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Berita Terkini