TRIBUNSUMSEL.COM - Fery Riyana (38) merasakan kejanggalan atas kematian istrinya, Dea Permata Karisma (27), yang tewas dibunuh asisten rumah tangga (ART), Ade Mulyana.
Kejanggalan itu bak menjadi firasat usai tahu istrinya tewas dibunuh orang kepercayaannya.
Ia bahkan menceritakan momen terakhir istrinya berpamitan.
Dea Permata Karisma ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (12/8/2025) siang.
Sosok yang pertama kali menemukan jasad Dea adalah Ade.
Diungkap Fery, pada hari Selasa kemarin itu, ia tak menangkap hal aneh dari istrinya.
Baca juga: Sadisnya Ade Mulyana ART Bunuh Dea Permata Karisma Pakai Martil, Berakting Depan Suami Korban
Sejak pagi hingga siang pun Fery lancar berkomunikasi dengan Dea via chat.
"Aku tuh enggak tau dia itu pada saat hari itu pakai baju apa. Tapi berangkat hari Selasa jam 07.30 ke klinik dulu karena ada operasi katarak, itu masih komunikasi sama istri lancar-lancar aja. Jam 10, jam 10 istri ngasih tahu mau beli makan siang itu sama pelaku, fine-fine aja," ungkap Fery Riyana dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube Tribun Jabar, Kamis (14/8/2025).
Di saat siang, Fery sempat heran karena istrinya tidak membalas chat-nya lagi.
Saat sudah tahu kejadian sebenarnya, Fery menduga momen siang hari itu adalah waktu saat Dea dibunuh oleh pembantunya.
"Aku tanya hujan enggak, hujan gede. Aku tanya udah makan belum, (Dea bilang) 'belum masih kerja'. Itu saya chat terakhir. Dan hujan gede di bawah. Dan kayaknya itu sedang dieksekusi, enggak ada kabar lagi. Saya juga percaya, istri melakukan kegiatan sehari-hari," kata Fery Riyana.
Didatangi Ade tiba-tiba di kantor, Fery bingung.
Baca juga: Alasan Suami Dea Permata Percaya Ade Mulyana Jaga Istrinya, Kini Malah Membunuhnya di Purwakarta
Karena saat itu Ade gemeteran dan bercerita aneh soal istrinya dikepung di rumah.
Namun kala itu Fery belum curiga dengan Ade.
"Jam 13.30 Wib kurang pelaku datang ke kantor (bilang) 'mas pulang mas, Mba Ade dikepung banyak orang, ayo mas cepat-cepat'. Asumsi banyak berapa sih, lebih dari satu kan. Sambil (pelaku kok) gemetaran, aktingnya, enggak curiga sama sekali. Telepon istri enggak diangkat, udah WA grup RW 'tolong rumah saya dikepung'. Dua asumsi, bisa dikepung warga atau monyet, ah mungkin bercanda," imbuh Fery.
Hingga akhirnya saat perjalanan menuju ke rumah, kecurigaan Fery kepada Ade muncul.
Fery pun mengurai satu persatu kejanggalan yang ia tangkap dari gelagat Ade.
Pertama, Fery heran kenapa Ade bisa hafal pelat nomor orang yang katanya menguntit Dea.
Kejanggalan kedua, Fery semakin curiga saat Ade bercerita bahwa ia tadi keluar rumah karena disuruh oleh Dea untuk beli susu.
Padahal diketahui Fery, istrinya itu tidak suka susu, tapi suka kopi.
"Di perjalanan (Fery tanya) 'gimana kronologinya?'. (kata Ade) 'ada mobil putih pelat nomornya B1070 tiga orang turun ke bawah'. Sampai ingat gini pelat nomornya. (Kata Fery) 'lu ngapain ke luar kok ninggalin mba Dea'. (Kata pelaku) 'disuruh mba Dea mas beli susu'. Agak janggal, kan enggak nyusu, kalau kopi iya, karena istri mah doyan banget kopi," pungkas Fery.
Dari dua hal aneh itulah Fery menyadari ada yang tidak beres dengan Ade.
Baca juga: Siasat Licik Ade Mulyana Pura-pura Teriak Dea Tewas Dibunuh, Ternyata Dialah Terduga Pelakunya
Fery pun berusaha untuk tetap tenang agar Ade tidak kabur dan terus memantaunya.
"Kalau benar pelaku, jangan sampai kabur nih. Saya makin percaya aja. Percaya dua, percaya dia (Ade) tersangka, dan percaya banget dia benar. Dari susu, kok beli susu?" akui Fery.
Saat tiba di rumah, kecurigaan Fery kepada Ade semakin besar lantaran pembantunya itu bersikap tak wajar.
Yakni ia pura-pura tidak bisa buka pintu rumah.
"Cepat mas buka pintu," kata Ade
"Lah lo buka lah, kuncinya mana kunci rumah? lu ke luar pakai apa?" tanya Fery.
"Enggak tahu mas," imbuh Ade.
Di momen itu, Fery mengetes Ade yakni dengan bertanya bagaimana cara membuka pintu rumahnya. Ade menjawab bisa pakai kunci cadangan.
Hal tersebut jadi kejanggalan ketiga yang ditangkap Fery.
Berikutnya, saat menemukan istrinya terbujur kaku di lantai dengan kondisi bersimbah darah, Fery heran melihat sikap Ade.
"Nih kayaknya udah meninggal, feeling. Karena istri, kalau ada orang ke rumah, bukan buka pintu tapi buka hordeng. Kayaknya enggak ada orang. Ini kok enggak ada aktivitas. Dibuka pintu, melihat istri udah meninggal," ungkap Fery.
Sementara ia syok mengetahui istrinya tewas, Fery bingung kenapa tingkah Ade seperti panik.
Hal itulah jadi kejanggalan keempat yang ditangkap Fery dari perilaku Ade.
"Mba Dea meninggal dia (pelaku) guling-guling. Emang dia melihat? kan enggak, tantrum lah. Yang penting dia enggak ke mana-mana. (Saya) telepon mertua. Lihat pintu tertutup, jendela masih utuh, CCTV dicabut, oh orang dalam. Empat (kejanggalan)," imbuh Fery.
Terakhir, kejanggalan yang dilihat Fery dari Ade adalah soal tapak kaki yang tertinggal di TKP.
Fery melihat tapak kaki tersebut berukuran besar, sedangkan tapak kaki istrinya kecil.
Fery lantas mencocokannya dengan tapak kaki Ade dan ternyata pas.
"Kelima, kalau maling mau melakukan kejahatan yakin enggak sih dari rumah nyeker, ini ada tapak kaki. Tapak kaki istri itu kecil, ini gede, yang gede dia (Ade) doang. Gue percaya si pelaku (Ade), dia (Ade) tantrum mukul kepala 'maafin mas enggak bisa jaga mba Dea'. Itu akting dia," kata Fery.
Dari sederet kecurigaan itu, Ade Mulyana pun ditangkap oleh Polres Purwakarta dan akhirnya diketahui bahwa dialah yang membunuh Dea.
Sempat dapat teror
Dea Permata Karisma merupakan wanita asal Purwakarta yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Sebelum menikah, Dea pernah bekerja sebagai HRD di salah satu perusahaan swasta di Purwakarta.
Tewas mengenaskan di tangan pembantunya, Dea sempat bercerita ke sang ibu, Yuli Ismawati soal teror yang ia terima selama tiga bulan ke belakang.
"(Dea cerita soal) teror, teror di chat gitu. Anak saya bercerita sih ke orangtuan. Sampai (peneror) sempat mengintai. Posisinya ngintai di belakang situ sama di sini. Ada dua atau tiga orang (pengintai) pakai masker," kata Yuli dilansir TribunnewsBogor.com dari video Tribun Priangan, Rabu (13/8/2025).
Sering diteror sampai dapat ancaman pembunuhan, Dea akhirnya memasang CCTV di rumahnya.
Kepada sang ibu, Dea mengaku sempat lapor ke polisi namun tak dapat respon memuaskan.
Hingga akhirnya Dea bercerita ke Yuli soal terduga sosok penerornya.
Kata Dea, sosok peneror tersebut sering menyuruhnya untuk menjauhi temannya.
Dea bercerita bahwa ia pernah membantu seseorang masuk kerja saat Dea masih jadi HRD.
Ternyata kebaikan Dea itu membuat peneror misterius tersebut marah.
Peneror itu lalu meminta Dea untuk menjauhi orang yang dulu dibantunya.
Padahal kata Yuli, Dea dengan orang yang ditolongnya itu tidak terlalu dekat.
"Tiba-tiba dia (Dea) dapat ancaman. Dulu kan dia (Dea) pernah menolong orang untuk bekerja di pariwisata. Enggak tahu masalahnya apa, anak saya disuruh menjauhi itu orang, padahal sebatas teman karena dia (Dea) cuma menolong," imbuh Yuli.
Belakangan disinyalir bahwa peneror Dea tersebut adalah pembantunya sendiri, Ade Mulyana.
Kini Mulyana telah ditahan dan masih diperiksa intensif oleh kepolisian dengan status tersangka.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Firasat Suami Curiga Dea Permata Dibunuh Pembantu, Bongkar 5 Akting Janggal Pelaku: Dia Tantrum
Baca berita lainnya di Google News
Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com