Pembunuhan Wanita di Purwakarta

Ade Mulyana Rancang Teror Palsu Sebelum Bunuh Dea Permata, Kepercayaan yang Dibalas Pengkhianatan

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TEWAS DIDUGA DIBUNUH- Dea Permata Karisma (27), pertama kali ditemukan tewas bersimbah darah oleh asisten rumah tangganya (ART) di dalam rumahnya di Komplek PJT II Blok D, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (12/8/2025) siang.  

“Selain ancaman lewat WhatsApp, Ade juga bilang ada orang asing datang ke rumah. Pernah kami kejar bawa golok, tapi orangnya hilang,” kata Fery.

Atas saran bhabinkamtibmas, Fery diminta melapor ke polsek atau polres serta memasang CCTV.

Karena kesibukan kerja di PJT II Jatiluhur, ia tidak sempat membuat laporan resmi, namun akhirnya memasang CCTV pada 5 Agustus. Anehnya, setelah kamera terpasang, semua teror berhenti.

Namun, malang tak dapat ditolak. Beberapa hari kemudian, Dea ditemukan tak bernyawa di rumahnya.

Polisi menduga bahwa teror dan ancaman selama ini merupakan bagian dari skenario yang dirancang oleh Ade untuk menutupi niat jahatnya.

Fery juga mengungkap bahwa pada hari kejadian, Ade menjemputnya ke kantor dengan alasan rumah sedang dikepung oleh banyak orang.

Ia bahkan menyebut bahwa Dea meminta dibelikan susu, padahal Fery tahu istrinya tidak menyukai susu.

“Saat itu saya masih percaya. Tapi saya mulai curiga karena istri saya enggak suka susu, dia lebih suka kopi,” ucapnya.

Setibanya di rumah, Fery mendapati istrinya sudah dalam keadaan tak bernyawa. Tubuh Dea tergeletak di lantai, bersimbah darah, dan tertutup selimut dari kepala hingga kaki.

“Banyak darah, posisi berada di lantai dan tertutup selimut dari atas hingga ke kaki, tapi wajah sudah tak terbentuk,” kata Fery dengan suara bergetar

Sementara itu, ‎pihak kepolisian masih mendalami motif pembunuhan yang dilakukan oleh Ade Mulyana.

Diduga, teror dan ancaman selama ini adalah bagian dari rencana sistematis pelaku untuk menutupi niat jahatnya

 

(*)

 

 

Berita Terkini