TRIBUNSUMSEL.COM - Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto mendatangi rumah duka Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) di asrama tentara Kelurahan Kuanino Kota Kupang, NTT, Senin (11/8/2025) siang.
Sosoknya disorot setelah ibunda Prada Lucky menangis bersimpuh di kakinya.
Kepada Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto, Epi Seprina Mirpey meminta keadilan atas kematian putranya yang tewas diduga dianiaya senior.
Baca juga: Perwira TNI Terlibat Kematian Prada Lucky, Kadispenad: Sengaja Izinkan Bawahan Lakukan Kekerasan
Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto mengumumkan 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.
Dalam percakapan itu, Mayjen Piek turut memberi peneguhan untuk kedua orang tua Lucky.
Sebagai pemimpin di Pangdam Udayana, Piek juga terpukul dengan kejadian itu.
Ia bahkan meminta maaf atas peristiwa pilu ini.
Rekam Jejak Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto
Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat.
Sejak 14 Maret 2025, ia dipercaya mengemban amanat sebagai Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana.
Lulusan Akademi Militer tahun 1991 ini berasal dari kecabangan Infanteri, dan dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam dunia militer.
Sebelum menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana, Piek Budyakto menjabat sebagai Direktur Jenderal Potensi Pertahanan di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, sebuah posisi strategis yang menunjukkan kiprahnya tak hanya di lingkungan TNI, tetapi juga dalam merancang dan memperkuat potensi pertahanan nasional.
Sepanjang kariernya, Mayjen Piek Budyakto juga pernah menjabat sebagai Kasdam V/Brawijaya.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Dandim 0104/Aceh Timur pada 2010.
Baca juga: Minta Keadilan Anak yang Diduga Dianiaya Senior, Ibu Prada Lucky Bersimpuh di Kaki Pangdam Udayana
Piek juga sempat menduduki posisi sebagai Danrindam V/Brawijaya pada 2015 hingga 2016.
Pada 2016, ia kemudian ditunjuk untuk menjadi Danrem 081/Dhirotsaha Jaya.
Kariernya makin cemerlang setelah ditugaskan sebagai Paban VI/Binsis Slogad pada 2017.
Pada 2018, jenderal bintang dua ini dimutasi menjadi Pamen Denma Mabesad.
Setelah itu, ia ditunjuk untuk mengisi kursi jabatan sebagai Aslog Kaskostrad pada 2020.
Dua kemudian, di dipercaya untuk menjabat sebagai Kasdam V/Brawijaya.
Barulah pada 2023 Mayjen Piek Budyakto diangkat sebagai Sahli Bidang Ekonomi Kemhan RI.
Selama perjalanan pengabdiannya, sosok ini telah menerima berbagai penghargaan bergengsi sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan loyalitasnya.
Di antaranya adalah Satyalancana Kesetiaan 32 Tahun, 24 Tahun, 16 Tahun, hingga 8 Tahun, yang mencerminkan komitmen panjang dan konsistensinya dalam mengabdi tanpa henti.
Tak hanya itu, ia juga dianugerahi Satyalancana Raksaka Dharma, sebuah penghargaan yang diberikan atas jasa luar biasa dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara.
Pengabdian di medan operasi pun tak luput dari penghargaan.
Ia menerima Satyalancana Dharma Nusa, Wira Nusa, dan Wira Dharma sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam berbagai penugasan di wilayah-wilayah rawan dan strategis.
Di bidang kemanusiaan dan pendidikan, ia juga menunjukkan dedikasi tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan diterimanya Satyalancana Seroja, Dwidya Sistha, dan Kebhaktian Sosial tanda bahwa pengabdiannya tidak hanya terbatas pada aspek militer, tapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dan pembangunan sumber daya manusia.
Tetapkan 20 Tersangka
Diketahui, Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto mengunjungi rumah duka Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) di asrama tentara Kelurahan Kuanino Kota Kupang, NTT, Senin (11/8/2025) siang.
Mayjen TNI Piek Budyakto didampingi sejumlah pejabat militer tiba di rumah duka.
Tangis Epi Seprina Mirpey tak kuasa menangis dihadapan Pangdam Udaya.
Baca juga: Sosok Iren, Ibu Angkat Prada Lucky yang Sempat Obati Almarhum Sebelum Tewas Dianiaya Senior
Bahkan ia bersimpuh di kaki panglima tersebut meminta keadialan untuk putranya yang tewas diduga dianiaya senior.
"Tolong perjuangkan anak saya bapak, saya butuh keadilan, saya serahkan anak saya ke NKRTI sebagai seorang tentara, tolong saya mohon bapak, tolong bapak jangan ada fitnah-fitnah lagi bapak tolong anak saya sudah meninggal, anak kebanggan saya, kalau mati di medan perang saya ikhlas tapi ini ditangan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Epi sambil menangis dan bersujud dari live facebook Pos-kupang.com, Senin (11/8/2025).
Kepergian Prada Lucky meninggalkan duka yang mendalam, terutama sang ibu yang sangat terpukul.
Diakui Epi bahwa putranya tulang punggung keluarga.
"Dia masih punya adik dua lagi, dia tulang punggung buat saya, saya berlutut di bapak, saya butuh keadilan buat anak saya," terang Epi.
Usai berdialog dengan keluarga, Mayor Jenderal Piek Budyakto kemudian memberikan pernyataan kepada wartawan.
Piek Budyakto menyebut sejauh ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap puluhan orang.
Piek Budyakto mengumukan 20 prajurit TNi yang terliabt kematian Prada Lucky Namo ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
"Laporan sementara saat ini semua sudah ditangani. Seluruhnya 20 tersangka yang sudah ditahan, kemudian ditindaklanjuti pemeriksaan lanjutan. Ada satu orang perwira," kata Piek Budyakto.
Piek Budyakto tidak menyebutkan inisial dari para tersangka. Motif dari kejadian itu, kata Piek Budyakto, sedang dilakukan penyelidikan oleh Polisi Militer. Piek Budyakto meminta semua pihak untuk menunggu proses.
Sejauh ini, menurut Piek Budyakto, pemeriksaan sedang dilakukan termasuk menggelar rekonstruksi terhadap kejadian itu.
Piek Budyakto berkata, ia mendapat laporan kalau tengah dilakukan pemeriksaan oleh pihak berwenang.
"Siapapun yang melakukan perbuatan ini harus diusut, tidak pandang bulu. Seluruhnya harus kita periksa sesuai mekanisme hukum, dan kita sesuaikan dengan prosedur yang ada," ujar Piek Budyakto.
"Hukuman terberat sesuai dengan mekanisme nanti oleh Polisi Militer yang berhak menyampaikan dan permintaan keluarga. Proses hukum kemudian tindaklanjuti akan kita laksanakan secara transparan tidak ada yang kita tutupi. Sudah jadi tersangka dan sudah ditahan," ujar Piek Budyakto.
Piek Budyakto menyampaikan duka cita atas kejadian itu. Piek sedih atas peristiwa memilukan dan menyayat hati. Ia mengaku akan melakukan segala proses secara terang-terangan benderang.
"Saya kehilangan anggota saya Prada Lucky Chepril Saputra Namo, anak kandung dari Sersan Mayor Kristian Namo, ini menyedihkan dan sesalkan," ujar Piek Budyakto.
Piek Budyakto juga menyampaikan perintah dari Menteri Pertahanan maupun pejabat Mabes TNI agar pengusutan kejadian ini dilakukan secara terbuka sesuai aturan yang berlaku
Diketahui, Prada Lucky Namo menjadi korban kekerasan yang diduga akibat penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo.
Prada Lucky mengembuskan napas terakhir di ruang IGD RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu, 6 Agustus 2025, sekitar pukul 11.23 WITA, setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari sejak Sabtu, 2 Agustus 2025.
Prada Lucky mengalami luka disekujur tubuhnya akibat diduga dianiaya oleh puluhan seniornya.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com