"Jika memang benar ibu Bella belum bisa memberikan yang terbaik,” ucap Daniel.
Namun, Daniel menilai bahwa tuduhan terhadap istrinya terlalu dilebih-lebihkan.
Ia menyebut Bella tidak benar-benar absen dari semua kegiatan sebagai anggota dewan.
“Berita itu terlalu berlebihan. Karena Bu Bella ada melakukan kegiatan,” kata Daniel.
“Dua kali dilakukan ya. Beliau juga ikut kunjungan ke Jakarta dan ke Ambon. Jadi tidak sama sekali tidak ikut kerja. Tapi buat kami tak masalah. Sebagai pelayan publik, kami harus siap menerima kritik dari masyarakat," jelas Daniel.
Sebelumnya, laporan dari para demonstran menyebut Bella tidak menghadiri enam kali rapat paripurna dan absen dalam dua agenda reses.
Padahal, kegiatan tersebut krusial untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dari bawah. Sikap pasif inilah yang kemudian memicu gelombang protes hingga desakan pemecatan.
Didemo Mahasiswa
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat yang diwakili mahasiswa mendesak Bella Shofie mundur dari jabatannya muncul.
Tak sekali didemo, aksi menuntut Bella Shofie muncul dua kali. Massa meluapkan aspirasinya yang kecewa terhadap kinerja Bella sebagai pejabat publik.
Pertama Belasan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Republik Indonesia (GEMPRI) dan Penggugat Keadilan, melakukan aksi demo di depan Kantor Gubernur Maluku pada Senin, 4 Agustus 2025 lalu.
Mereka meminta Gubernur Hendrik Lewerissa mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan Bella Shofie dari jabatan publik yang diembannya.
Selang dua hari kemudian, Bella Shofie kembali dituntut mundur oleh sejumlah mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Buru, Provinsi Maluku menggeruduk kantor DPRD Buru pada Rabu (6/8/2025).
Upaya mahasiswa itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap anggota DPRD Buru dari Fraksi NasDem Bell Shofie yang tidak pernah ngantor.
Aksi massa itu berlangsung dengan rute panjang, dimulai dari depan Universitas Iqra Buru, melewati Pasar, Simpang Lima, dan berakhir di depan Gedung DPRD Kabupaten Buru.