TRIBUNSUMSEL.COM - Masih menjadi misteri, kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan.
Pada Selasa (8/7/2025), Arya Daru ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di kamar kosnya di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat.
Rekaman CCTV yang memperlihatkan gerak-gerik Arya Daru dan penjaga kos kini menjadi bukti baru.
Namun, rekaman CCTV itu belum juga bisa mengungkap penyebab kematian diplomat muda tersebut.
Ahli Digital Forensik, Abimanyu Wachjoewidajat mencoba menganilisi rekaman CCTV tersebut.
Ia menyoroti sensor lampu yang berada di pojok, dekat pagar yang mendadak mati saat pria membawa sapu mondar-mandir di depan kamar kos Arya Daru.
Dalam rekaman CCTV yang terekam pada Senin (7/7/2025) pukul 23.23 WIB, terlihat Arya Daru masuk ke dalam kos.
Ia tampak mengenakan kemeja lengan pendek dan celana panjang. Saat Arya Daru lewat, terlihat lampu yang berada di pojok menyala.
Begitu juga saat Arya Daru keluar kamar sambil membawa kantong plastik dan berjalan ke arah pojok pukul 23.24 WIB, lampu juga menyala.
Lampu juga menyala saat Arya Daru kembali ke kamarnya pada pukul 23.25 WIB.
Satu jam berselang, tepatnya pada Selasa pukul 00.27 WIB, penjaga kos terlihat mondar-mandir di depan kamar kos korban.
Ia tampak bertelanjang dada dan hanya mengenakan sarung. Ketika itu, lampu yang berada di pojokan kos juga menyala.
Dari analisisnya, Abimanyu meyakini, lampu di pojok kos Arya Daru menggunakan sensor gerak.
Menurutnya, ada dua model lampu sensor yang biasa digunakan, yakni listrik dan tenaga matahari.
Berdasarkan analisis itu, Abimanyu menduga lampu sensor yang digunakan di kos Arya Daru menggunakan tenaga listrik.