TRIBUNSUMSEL.COM -- Kriminolog UI Adrianus Meliala menguak analisa terkait kematian Arya Daru Pangayunan Diplomat Muda Kemenlu RI ditemukan tewas dengan kepala dilakban.
Menurut analisanya, korban diplomat muda ini meninggal dunia bukan karena pembunuhan.
"Kalau dari analisa terhadap lingkungan dari almarhum, saya kira saya lebih meyakini ini adalah suatu tindakan bunuh diri," kata Adrianus, Rabu (9/7/2025) melansir dari Tribunnewsbogor.com.
"Mengingat tidak ada pihak lain yang masuk atau keluar pada saat-saat yang bersangkutan itu meninggal," imbuhnya.
Namun menurutnya ada dua clue atau petunjuk yang bisa menentukan penyebab pasti korban meninggal dunia.
Kedua clue tersebut bisa didapatkan oleh pihak forensik.
"Masih ada beberapa clue ya yang kelihatannya akan diperoleh melalui pemeriksaan forensik, khususnya kedokteran forensik, juga kemudian bisa dilakukan pemeriksaan toksikologi forensik, karena yang bersangkutan memakan sesuatu sebelum yang bersangkutan diketahui meninggal," katanya.
"Saya kira dua pemeriksaan itu bisa bicara banyak tentang penyebab kematian dari almarhum," sambung Adrianus.
Kondisi Janggal Korban
Kondisi janggal saat korban ditemukan di kamar kosnya ini diungkapkan oleh penjaga kos yang juga disampaikan ke kerabat korban.
Kerabat korban, Iyarman Waruwu menjelaskan bahwa kepala korban saat pertama kali ditemukan pada 8 Juli 2025 pagi seperti mumi.
"Informasi yang saya dapat dari penjaga kosan bahwa yang bersangkutan kepalanya dililit lakban, tapi saya belum bisa memastikan lakbannya jenis apa, yang jelas itu warna kuning lakbannya," katanya.
"Dililit seperti mumi di mukanya, kepala ya seluruhnya bukan hanya muka, seluruh kepala dililit seperti mumi, lilitannya rapi berkali-kali karena tebal kalau saya lihat dari gambarnya," sambung Iyarman.
Selain itu posisi korban terbaring dengan kaki menekuk dan tertutup selimut.
"Dan komudian dalam posisi tidur terlantang, kakinya tertekuk dan berada di bawah selimut, jadi ketika penjaga kosan masuk itu ditarik selimutnya," ujarnya.
Baca tanpa iklan