Notaris Bogor Hilang

Peran AWK Eks Sopir Syarifah Terlibat Pembunuhan Majikannya di Bogor, Ajak Bertemu Tikam Korban

Penulis: Aggi Suzatri
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELAKU PEMBUNUHAN NOTARIS - Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengungkap kasus pembunuhan seorang notaris inisial SA (60) yang jasadnya ditemukan di Kali Citarum, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, 3 Juli 2025. Konferensi pers digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025). Sang sopir berinisial AWK alias J sebagai pelaku utama yang menyisiasati pembunuhan terhadap majikanya, Syarifah Sidah Alatas, notaris di Bogor

TRIBUNSUMSEL.COM - Satu dari enam tersangka pembunuhan Syarifah Sidah Alatas, notaris di Bogor, Jawa Barat, tak lain adalah mantan sopirnya sendiri.

Dalam konferensi pers yang digelar Selasa (8/7/2025), Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra mengungkapkan peran masing-masing dari enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Sang sopir berinisial AWK alias J sebagai pelaku utama yang menyisiasati pembunuhan terhadap majikannya sendiri.

Baca juga: Motif 6 Pelaku Pembunuhan Notaris Bogor Sidah Alatas, Punya Peran Masing-masing Termasuk Eks Sopir

MOTIF PELAKU PEMBUNUHAN- (kiri) notaris Bogor, Syarifah Sidah Alatas semasa hidup, (kanan) salah satu pelaku ditangkap. Motif para pelaku pembunuhan notaris Bogor, Syarifah Sidah Alatas sudah mulai terjawab, diduga latar belakang motif pencurian atau ingin kuasai harta (Kolase Kompas TV / Tribunbogor)

Peristiwa tragis ini bermula pada Senin, 30 Juni 2025 pukul 02.00 WIB, ketika tersangka A alias W mengajak tersangka AWK alias J untuk mencuri mobil milik korban.

Dilansir dari Tribunnews.com, AWK yang merupakan mantan sopir korban, menghubungi Sidah Alatas dan mengajaknya bertemu di Stasiun Bojong Gede, Bekasi.

Korban tak menaruh curiga dan menjemput pelaku menggunakan mobil Honda Civic putih berpelat nomor F 1573 ABO.

Selanjutnya tersangka dan korban berkeliling menggunakan 1 (satu) unit Honda Civic bernomor polisi F 1573 ABO warna putih milik korban sampai sekitar pukul 23.00 WIB.

Mereka berkeliling hingga malam, lalu menuju Stasiun Bogor untuk mengantar pelaku pulang.

Setelah itu menuju ke stasiun Bogor dengan tujuan untuk memulangkan tersangka ke kontrakan di Cibitung.

Namun sesampainya di stasiun Bogor ternyata kereta tujuan Cibitung sudah tidak ada.

Kemudian pada hari Selasa (1/7/2025) sekitar pukul 04.00 WIB, tersangka AWK, tersangka A alias W dan korban berangkat menuju kantor notaris milik korban di daerah Bojonggede. 

Sementara tersangka A sejak awal sudah menyiapkan gunting untuk menghabisi korban.

Baca juga: Sosok 6 Pelaku Pembunuhan Syarifah Notaris Bogor, Sadis Tikam Pakai Gunting Jasad Dibuang ke Sungai

Sebelum tiba di kantor Notaris tersangka A alias W langsung mengeluarkan gunting ukuran kecil dengan warna gagang kuning dan hijau dari dalam tas selempang warna hitam merk eiger menggunakan tangan kanan.

Tersangka A alias W langsung menusuk dada bagian kanan korban menggunakan gunting tersebut dengan ayunan sekuat tenaga hingga menusuk dada kanan korban.

Lokasi kejadian penusukan tersebut di dekat warung nasi goreng, Keradenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat.

"Karena melihat korban masih bergerak dan masih hidup, tersangka A alias W mencekik leher korban menggunakan kedua tangan sekitar 15 menit hingga korban mulai lemas dan tidak bernafas baru tersangka melepaskan cekikannya," terang Kombes Wira Satya Triputra.

Korban kemudian dipindahkan ke kursi bagian belakang sebelah kanan, sedangkan tersangka A alias W pindah ke kursi depan sebelah kiri. 

Mereka kemudian membawa mayat korban menuju Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Buang Jasad Korban

Setibanya di Cikarang, kemudian tersangka A alias W pergi menuju ke rumah tersangka H alias
R di daerah Karangmukti, Cikarang, Jawa Barat dengan tujuan meminta tolong untuk membuang jenazah korban.

Pada hari Rabu tanggal 2 Juli 2025 sekitar pukul 03.00 WIB para tersangka memutuskan untuk membuang jenazah korban di pinggir kali.

Setelah sampai di Jalan Bantaran Kali Citarum Kampung Gedung Gede RT. 14/5 Kedungwaringin Kab. Bekasi Jawa Barat, tersangka AWK alias A memarkirkan mobil di atas jembatan dengan kondisi mobil masih dalam keadaan hidup.

Lantas tersangka A alias W turun untuk membuka bagasi mobil serta membawa keluar korban. 

Posisi tersangka A alias W mengangkat bagian tengah badan korban, tersangka AWK alias A mengangkat bagian kepala korban, dan tersangka H alias R mengangkat bagian kaki korban, dan langsung melempar korban ke dalam Kali Citarum.

"Jadi ketiga tersangka ini bersama-sama mengangkat jenazah," tambah Kombes Wira Satya Triputra.

Mobil Dijual ke Penadah

Setelah membuang jasad , tersangka H mencarikan pembeli mobil Civic dari hasil pembunuhan berencana tersebut.

Pada tanggal 2 Juli 2025 setelah ashar mobil Civic Plat F 1573 ABO milik korban berhasil dijual kepada tersangka HS dengan total pembayaran ke rekening milik tersangka AWK dengan total pembayaran Rp40 juta.

Dari tangan tersangka HS menerima gadai bersama tersangka WS, mobil Civic Plat F 1573 ABO tersebut
dijual kembali kepada tersangka TA sebesar Rp 80 juta.

Para pelaku beserta barang bukti dibawa ke Subdit Tahbang/Resmob Polda Metro Jaya guna penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.

Polisi menjerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, diancam dengan hukuman mati, penjara seumur hidup atau penjara paling lama 20 tahun kepada tiga tersangka yang menghabisi nyawa korban.

Ketiganya juga dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, diancam dengan hukuman penjara paling lama 15 tahun, Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, diancam dengan hukuman penjara paling lama 15 tahun.

Ketiga terangka lainnya dijerat Pasal 480 KUHP tentang Penadahan, diancam dengan hukuman penjara paling lama 4 tahun.

Diketahui, jenazah notaris berusia 60 tahun itu ditemukan mengambang di Sungai Citarum, Bekasi pada Jumat (4/7/2025).

Diketahui sebelumnya Sidah Alatas dilaporkan hilang sejak 1 Juli 2025.

Dalam penjelasan di pengumuman hilangnya Sidah Alatas, terkuak kronologi raibnya sang notaris.

Mulanya, Sidah Alatas pergi meninggalkan rumah pada Selasa subuh.

Sekira pukul 04.00 Wib, Sidah Alatas berangkat kerja menggunakan mobil pribadinya.

Gelagat Sidah saat pergi bekerja pun dikuak dalam pengumuman.

Yakni Sidah Alatas pergi seorang diri tanpa sopir ataupun rekan menggunakan mobil Honda Civic warna putih dengan nomor polisi F 1573 ABO. 

"Beliau adalah seorang notaris yang sudah biasa pergi dan pulang di luar jam dinas pada umumnya," tulis pengumuman hilangnya Sidah Alatas pada 1 Juli 2025 lalu.

Namun setelah pamit bekerja sebelum subuh, Sidah Alatas mendadak tak bisa dihubungi.

Sidah Alatas juga tidak menghubungi keluarga di rumah sehingga membuat anak-anaknya cemas.

Terlihat di postingan yang membagikan kabar hilangnya Sidah Alatas, sang putra, Reza Alaydrus mengurai harapannya.

Reza berharap sang ibu yang sudah tiga hari menghilang bisa ditemukan.

"Bantu doa semua," tulis Reza di media sosial.

Baca juga: Hubungan Syarifah Sidah Notaris Bogor dengan Pelaku Otak Pembunuhan, Adik Korban Bantah Punya Sopir 

Sidah sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak tanggal 1 Juli 2025 lalu.

Keluarga Sidah membuat laporan kehilangan ke Polsek Tanah Sareal dengan Surat Keterangan Laporan Orang Hilang nomor STPL/13/VII/2025/SPKT.

Dalam laporannya, keluarga menyebut Sidah meninggalkan rumah diduga janjian. 

Keluarga juga mencantumkan ciri-ciri Sidah saat meninggalkan rumah.

Ia saat itu mengendarai mobil Honda Civic dari rumahnya dan terkahir kali mengenakan kemeja kerah berwarna putih serta celana panjang warna hitam.

Untuk fisiknya sendiri, Sidah memliki rambut beruban pendek, tinggi badan sekitar 162 sentimeter, kulit sawo matang.

Sampai Kamis (3/7/2025) Sidah belum ditemukan dan pihak keluarga malah mendapat laporan bahwa Sidah meninggal dunia

Adik Korban Bantah Punya Sopir 

adik korban, Hasan Alatas mengatakan sepengetahuan keluarga Sidah tak memiliki sopir.

Selama ini Sidah melakukan perjalanan seorang diri, tanpa sopir.

"Sepanjang yang saya tahu Sidah nggak punya sopir," kata Hasan saat dikonfirmasi TribunnewsBogor,com, Minggu (6/7/2025).

Ia belum bisa memastikan hubungan antara otak pelaku pembunuhan dengan notaris Bogor.

"Belum tahu (rekan kerja). Karena keluarga semuanya nggak tahu kalau Sidah kenal atau dekat dengan seseorang," kata Hasan.

Intinya menurut Hasan selama ini Sidah tidak mempekerjakan seseorang untuk menjadi sopirnya.

"Iya," katanya.

Keluarga juga sudah dipertemukan dengan para pelaku pembunuhan.

"Sudah," kata Hasan.

Dari enam pelaku pembunuhan, Hasan Alatas mengaku hanya mengenali satu orang.

"Tapi yang saya hafal cuma satu (orang)," katanya.

Sayangnya Hasan tak merinci sosok pelaku yang ia kenal.

"Untuk selanjutnya ke Polda aja ya," kata Hasan adik Sidah Alatas.

 (*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkini