Seputar Islam

Mengapa Hari Asyura Tanggal 10 Muharram Diperingati Sebagai Lebarannya Anak Yatim atau Idul Yatama

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HARI RAYA ANAK YATIM -- Hari Asyura Tanggal 10 Muharram Diperingati Sebagai Lebarannya Anak Yatim atau Idul Yatama, Dalilnya

TRIBUNSUMSEL.COM — Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai anak-anak yatim, dan beliau lebih mencintai mereka pada hari Asyura, yaitu hari ke-10 bulan Muharram atau tanggal 10 Muharram.

Pada hari itu, Rasulullah SAW memberikan makanan dan bantuan tidak hanya kepada anak yatim, tetapi juga kepada keluarga mereka.

Itulah salah satu sejarah mengapa tiang-tiap tanggal 10 Muharram dianggap sebagai lebarannya anak-anak yati, atau dalam bahasa Arab disebut Idul Yatama (Hari Raya Anak Yatim).

Hal ini sebagai ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, karena pada hari itu banyak orang memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka.


Ada banyak peristiwa yang terjadi pada 10 Muharram yang mengandung hikmah seperti tragedi Karbala yakni terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW Hasan dan Husein, selamatnya Nabi Musa as dari kejaran Firaun dan berlabuhnya kapal Nabi Nuh dari peristiwa banjir bandang selama enam bulan.

Muharram adalah salah satu waktu yang mulia karena merupakan bulan pembuka tahun baru dalam kalender hijriyah.

Selain perayaan Tahun Baru Hijriyah pada tanggal 1 Muharram, sebagian masyarakat menganggap tanggal 10 Muharram sebagai Hari Raya atau Lebaran bagi anak yatim.

Momentum tanggal 10 Muharram dianggap sebagai Hari Raya anak yatim berdasarkan anjuran untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim pada hari itu.

Dalam kitab “Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin” disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

“Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10) Muharram, maka Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 syuhada’. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah akan meningkatkan derajatnya dengan setiap rambut yang diusapnya.”

Salah satu amalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW saat memasuki hari Asyura pada tanggal 10 Muharram adalah memberikan bantuan kepada anak yatim. Selain itu amalan lain yang sangat dianjurkan pada hari Asyura adalah mengusap kepala anak yatim sebagai tanda kasih sayang kepada mereka.


Nabi juga mengajarkan kita untuk menyayangi anak yatim ketika berinteraksi dengan mereka, memeluk mereka, dan mengusap kepala mereka, karena ini dapat melembutkan hati mereka dan mengobati kekerasan hati mereka.

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺷَﻜَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺴْﻮَﺓَ ﻗَﻠْﺒِﻪِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ: ﺇِﻥْ ﺃَﺭَﺩْﺕَ ﺗَﻠْﻴِﻴْﻦَ ﻗَﻠْﺒِﻚَ ﻓَﺄَﻃْﻌِﻢِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻣْﺴَﺢْ ﺭَﺃْﺱَ ﺍﻟْﻴَﺘِﻴْﻢِ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seseorang yang mengeluhkan kerasnya hati kepada Rasulullah saw, lalu beliau berkata kepadanya: “Jika engkau ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR. Ahmad)

Halaman
12

Berita Terkini