Mahasiswa KKN UGM Tewas di Maluku

Deretan Fakta Dua Mahasiswa KKN UGM Tewas Tenggelam di Maluku, Niat Bantu Warga Berujung Duka

Penulis: Laily Fajrianty
Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAHASISWA UGM TENGGELAM- 2 Mahasiswa UGM bernama Bagus Adi Prayogo (21) mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Septian Eka Rahmadi (21), mahasiswa Program Saintek tewas tenggelam saat KKN di Maluku.

TRIBUNSUMSEL.COM - Deretan fakta dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), meninggal dunia akibat kecelakaan maut kapal terbalik di perairan Debut, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (1/7/2025).

Diketahui, mahasiswa UGM sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).

Kapal yang ditumpangi mahasiswa UGM tersebut terbalik akibat gelombang pasang dan angin kencang.

Akibat kejadian tersebut, dua mahasiswa UGM meninggal dunia. Mereka bernama Bagus Adi Prayogo dan Septian Eka Rahadi.

Berikut sederet faktanya:

1. Niat Bangun TPS di Desa

Insiden perahu terbalik di perairan Debut, Kabupaten Maluku Tenggara, pada Selasa (1/7/2025) sekitar pukul 15.28 WIT. 

Kapolres Maluku Tenggara AKBP Frans Duma menjelaskan kronologi perahu tenggelam yang menewaskan dua Mahasiswa UGM. 

MAHASISWA UGM TENGGELAM : Eka Ramdhani Mahasiswa UGM Tewas Tenggelam di Laut Maluku Tenggara (Kompas.com/Kolase)

Perahu yang ditumpangi mahasiswa KKN UGM berangkat dari Pelabuhan Desa Debut menuju Pulau Wearhu pada pukul 11.00 WIT. 

“Mereka pergi ke Pulau Wearhu mengambil pasir yang diperlukan untuk pembangunan tempat pembuangan sementara (TPS) di Desa Debut,” ujar Frans, dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/7/2025). 

Baca juga: Di Mata Tetangga, Begini Sosok Septian Eka Rahmadi Mahasiswa KKN UGM Tewas Tenggelam di Maluku

Setelah tiba di Pulau Wearhu pada pukul 11.30 WIT, rombongan mahasiswa mulai mengambil pasir di pantai. 

Sekitar pukul 12.20 WIT, mereka memutuskan untuk kembali ke Desa Debut dengan membawa muatan pertama sebanyak 35 karung pasir. 

Pasir tersebut diangkut menggunakan longboat oleh lima orang, terdiri dari tiga warga Desa Debut dan dua Mahasiswa UGM. 

Setelah menurunkan 35 karung pasir di Desa Debut, longboat tersebut kembali ke Pulau Wearhu untuk mengambil pasir berikutnya. 

“Sekitar pukul 13.30 WIT, longboat kembali dari Pulau Wearhu menuju Desa Debut dengan membawa 16 karung pasir dan ditumpangi oleh 12 orang,” jelas Frans. 

Saat longboat baru saja keluar dari pulau, tiba-tiba diterpa cuaca buruk yang menyebabkan perahu terbalik.

2. Ditumpangi 12 Orang

Kapal motor atau longboat yang ditumpangi mahasiswa KKN UGM terbalik di perairan sekitar Pulau Wahr, Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw, Selasa (1/7/2025). 

Menurut Getruda, warga Ohoi Debut yang mengetahui kejadian itu, terdapat 12 orang dalam perahu yang mengalami kecelakaan.

“Penumpang terdiri dari 7 mahasiswa UGM dan 5 warga lokal,” ujar Getruda, dikutip dari Kompas.com, Rabu (2/7/2025). 

Menurutnya, rombongan KKN UGM itu berangkat pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIT untuk mengambil pasir sebagai bagian dari program yang dijalankan mahasiswa selama KKN. 

Namun, dalam perjalanan kembali ke daratan pada pukul 14.00 WIT, cuaca mulai memburuk hingga insiden itu pun terjadi.

3. Akibat Cuaca Buruk

Adapun penyebab kapal yang ditunpangi mahasisw UGMN terbalik di tengah laut setelah dihantam angin kencang dan ombak besar.  

Kondisi laut cukup menyulitkan penumpang untuk menyelamatkan diri, hingga akhirnya warga dan tim gabungan dari desa sekitar melakukan upaya evakuasi. 

Dilansir Kompas.id, Rabu (2/7/2025), cuaca buruk di wilayah perairan Maluku diperkirakan masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan.  

Prakirawan dari Stasiun Meteorologi Maritim Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Wilayah Ambon Muhammad Arya Dharmawan memperingatkan adanya pola angin timur–selatan dengan kecepatan hingga 30 knot dan gelombang laut setinggi 2,5 meter di sejumlah wilayah, termasuk Laut Banda dan Arafuru.  

"Kondisi ini dinilai berisiko tinggi bagi pelayaran, terutama untuk perahu kecil dan tongkang," jelasnya.

4. Identitas Korban

Dari insiden itu, lima mahasiswa selamat, namun dua mahasiswa UGM meninggal dunia.  

Korban pertama adalah Septian Eka Rahmadi, mahasiswa Teknologi Informasi dari Fakultas Teknik, ditemukan meninggal dunia setelah kapal tenggelam. 

Korban kedua, Bagus Adi Prayogo, awalnya dinyatakan hilang, kemudian ditemukan meninggal oleh tim SAR pada malam harinya sekitar pukul 23.00 WIT.

Sementara, nama-nama korban yang selamat dalam insiden tersebut adalah Daeren Sakti Hermanu, Muhammad Arva Sagraha, Ridwan Rahardian Wijaya, Afifudin Baliya, dan Pratista Halimawan. 

Kelimanya adalah mahasiswa program KKN dari UGM. Sementara nama korban selamat dari warga adalah Mikel Maipuka (27), Penus Letsoin (27), Maikel Letsoin (28), Marvel Letsoin dan (16), dan Atin Letsoin (16). Seluruh korban sudah dibawa ke rumah sakit di Langgur, Maluku Tenggara, untuk menjalani perawatan.

5. Korban Diusulkan Dapat Penghargaan

Korban diusulkan dapat penghargaan Ketua Kagama Maluku, Udhel Zaharudin Latuconsina, menyatakan duka mendalam atas tragedi yang menimpa mahasiswa KKN UGM. 

“Secara pribadi dan atas nama lembaga, kami turut berduka atas musibah yang merenggut nyawa dua adik kami dari UGM dalam tugas pengabdian di Maluku Tenggara,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Rabu (2/7/2025). 

Kagama Maluku juga mendorong pihak kampus untuk memberikan penghormatan khusus kepada kedua mahasiswa yang telah gugur saat menjalankan misi sosial. 

Menurut Udhel, dedikasi dan pengabdian mereka layak diapresiasi secara akademik. 

"Kami berharap UGM dapat mempertimbangkan pemberian penghargaan, baik dalam bentuk akademik maupun pengabdian, sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan semangat mereka dalam melayani masyarakat,” tuturnya.

6. Jenazah dipulangkan

Kedua korban diterbangkan ke daerah asal pada Rabu (2/7/2025).  

Jenazah keduanya telah tiba di Bandara Karel Sadsuitubun, Langgur, Maluku Tenggara dan akan dibawa ke bandara dengan dua mobil ambulans, dikawal oleh ratusan warga yang ikut mengantarkan mereka hingga ke titik keberangkatan.  

"Jenazah sudah berada di Bandara Karel Sadsuitubun dan akan segera diterbangkan ke Kota Ambon,” ujar Bakri Rahayaan, warga Maluku Tenggara yang turut dalam prosesi pengantaran dikutip dari, Kompas.com, Selasa (1/7/2025).

Sesuai jadwal, penerbangan menuju Ambon menggunakan pesawat Lion Air akan dilakukan pukul 13.00 WIT.  

Setelah tiba di Bandara Pattimura, jenazah akan diberangkatkan ke dua lokasi berbeda, yakni Surabaya dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkini