TRIBUNSUMSEL.COM , MARTAPURA – Taman Tani Merdeka atau Lapangan KONI Martapura dipenuhi lautan manusia yang tenggelam dalam lantunan sholawat dan doa pada Kamis malam (20/06/2025), menandai puncak peringatan Gebyar Muharram 1447 H.
Dalam suasana khusyuk, warga dari berbagai penjuru Kecamatan Martapura dan sekitarnya menyatu dalam satu niat yakni memulai tahun baru Hijriyah dengan hati yang bersih dan jiwa yang kembali pada Sang Pencipta.
Langit Martapura malam itu tak sekadar memayungi keramaian, melainkan seolah menjadi saksi bisu atas haru dan harapan ribuan jiwa yang bermuhasabah menoleh ke belakang, mengukur diri, dan memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala khilaf di tahun yang telah berlalu.
“Malam 1 Muharram ini bukan sekadar pergantian waktu, tapi momentum sakral untuk merenungkan dan kembali mendekatkan diri kepada Allah. Mari awali tahun ini dengan niat yang suci dan hati yang bersih,” ujar Wakil Bupati OKU Timur, HM Adi Nugraha Purna Yudha, SH dalam Berbagainya, Kamis (26/06/2025) malam.
Ia menegaskan bahwa Tahun Baru Islam harus diisi dengan kegiatan yang memperkuat keimanan, bukan sekadar dilalui dalam kesunyian tanpa makna.
Baca juga: 1 Muharram, Warga Kelurahan Sumber Agung Lubuklinggau Gelar Tradisi Gerebek Suro dan Sedekah Bumi
Menurutnya, sholawatan seperti yang digelar malam itu merupakan bentuk ibadah sosial yang menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan merekatkan ukhuwah antar warga.
Pengajian akbar yang dipimpin KH Dr. Irfan Yusuf Ainul Yaqin dari Kendal, bersama grup sholawat Al Asyiqin, menambah kekhusyukan acara.
Setiap umpan pujian dan doa yang menggema dari atas panggung sederhana itu menjelma menjadi ajakan untuk menyucikan hati dan menyemai harapan baru.
“Biasanya malam tahun baru Islam itu sepi. Padahal justru inilah waktu terbaik untuk introspeksi diri dan mohon disampaikan kepada Allah SWT. Lewat sholawat, kita membuka tahun dengan mengingat Allah dan Rasul-Nya,” tambah Wabup Yudha.
Gebyar Muharram kali ini bukan sekedar ritual tahunan. Ia telah menjadi ruang spiritual kolektif, tempat masyarakat Marta merawat tradisi keislaman yang moderat dan menyatukan nilai-nilai lokal dalam semangat keagamaan yang mendalam.
Perwakilan Panitia, Dr.Ir. Muhammad Fathoni, MT, menyampaikan bahwa Gebyar Muharram kini menjadi tradisi tahunan yang terus berkembang.
Tahun ini adalah penyelenggaraan ketiga, dan menjadi yang paling semarak, tidak hanya dari banyak peserta tetapi juga berbagai kegiatan.
“Selain sholawat dan pengajian, ada juga donor darah, santunan yatim piatu, parade pencak silat, dan jalan sehat dengan hadiah doorprize. Ini menunjukkan bahwa semangat Hijriyah bisa menyentuh banyak sisi kehidupan,” tuturnya.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara MWC NU Martapura, Pemda OKU Timur, IKADI, dan PWI OKU Timur.
Serta didukung OPD, perbankan syariah, dan komunitas pencak silat seperti Kera Sakti, PSHT, Lemkari, dan Pagarnusa.