Selama perjalanan anak tersebut dititipkan di rumah saudara. Untuk mengobati rasa kangen, ayah dan anak ini kerap mengirim pesan di WhatsApp.
“Saya jualan kerupuk Palembang pak, modal Rp 8.000, dijual Rp 10.000,” ungkap dia.
Takut Pesawat Dedi kemudian menawarkan Randi untuk pulang menggunakan pesawat, namun Randi menolak.
Ia lebih memilih menggunakan bus untuk kemudian dilanjutkan dengan kereta api.
Ia menolak tiket pesawat karena takut. Ia khawatir pesawat yang ia tumpangi kecelakaan dan jasadnya tidak utuh.
“Takut naik pesawat, takut kalau mati hilang jasadnya. Kalau kecelakaan bus kan jasadnya ada jadi bisa dibawa pulang ke Prabumulih, anak masih bisa lihat,” ucapnya sambil tersenyum.
Dedi pun sempat video call dengan anak dan saudara Randi yang tinggal di Palembang.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Randi Jalan Kaki 26 Hari dari Prabumulih untuk Bertemu Dedi Mulyadi, Ada Apa?"