Karhutla Sumsel

70 Persen Wilayah di OKI Rawan Karhutla, BPBD OKI Siapkan 10 Posko Siaga

Penulis: Winando Davinchi
Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI KARHUTLA - Karhutla yang Terjadi di OKI Beberapa Waktu yang Lalu. 70 Persen Wilayah di OKI Rawan Karhutla, BPBD OKI Siapkan 10 Posko Siaga

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Peralihan musim penghujan ke musim kemarau diperkirakan terjadi sejak Juni hingga Agustus 2025.

Maka dengan begitu beberapa instansi sudah siap mengantisipasi dan menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (BPBD OKI) yang telah siap siaga dalam menghadapi musim pancaroba seperti sekarang.

"Seluruh satgas karhutla yang terdiri dari Polisi, TNI dan anggota BPBD serta Manggala Agni telah meningkatkan kewaspadaan dan siaga memasuki musim kemarau seperti sekarang," kata Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin ditemui pada Selasa (17/6/2025) siang.

Mengantisipasi potensi karhutla, maka disiapkan 10 unit posko siaga karhutla yang tersebar di seluruh wilayah rawan dengan dibantu oleh sebanyak 70 orang personel. 

"Terdapat 9 posko yang tersebar di daerah rawan dan ada 1 posko yang berada di halaman kantor BPBD OKI membackup 2 kecamatan," urainya.

Baca juga: Gerak Cepat Polsek Indralaya dan Tim Gabungan Padamkan Karhutla di Desa Sungai Rambutan

Baca juga: Hadapi Musim Kemarau Basah, BPBD OKU Timur Imbau Masyarakat Tak Lengah dengan Potensi Karhutla

Selain itu, Listiadi mengatakan saat ini pihaknya tetapkan daerah rawan bencana di 107 desa tersebar di 11 Kecamatan diBumi Bende Seguguk.

Dimana daerah dominan di dataran rendah seperti Kecamatan Air Sugihan, Pampangan, Pangkalan Lampam, Sungai Menang, Cengal, Jejawi, Sp Padang dan Kayuagung.

"Jadi dari 18 kecamatan di OKI, 70 persen daerahnya rata-rata wilayah rawan bencana," sambungnya.

Ditambahkan Listiadi, pihaknya juga mengingatkan dari 107 desa yang ditetapkan harus memiliki pasukan khusus lewat kebijakan Dana Desa (DD) dan operasional dilapangan. 

"Adanya kebijakan tersebut, diharapkan dengan adanya pasukan khusus dapat bisa memback-up tugas personil," sambungnya.

Meskipun saat ini masih sering turun hujan, akan tetapi dibeberapa aliran sungai sudah mengalami pendangkalan sehingga potensi kekeringan sudah semakin terlihat. 

"Sudah kita cek, ditemukan muka air sungai terpantau di Sepucuk dan Kayuagung sudah turun sekitar 10 centimeter. Jadi diperkirakan musim panas masuk di awal bulan Juni dan Agustus, untuk intensitas kekeringan tahun ini kemarau basah," pungkasnya.

 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkini