Meski kini duduk di kursi strategis sebagai Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad tetap menunjukkan nilai kesederhanaan dan kepedulian.
Tindakannya mengirim hewan kurban setiap tahun ke Menanga Besar menjadi bukti bahwa sukses di panggung nasional tidak harus mengorbankan ikatan dengan akar budaya dan masyarakat lokal.
Salah satu warga, menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian tersebut.
“Ini menjadi bukti bahwa pemimpin sejati tidak lupa asal usul. Semoga Allah balas semua kebaikannya dengan keberkahan,” katanya lirih.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, kisah Sufmi Dasco Ahmad menjadi pengingat bahwa akar tidak pernah boleh dilupakan.
Justru dari sanalah pijakan awal keberhasilan seseorang dimulai.
Banyak anak muda Menanga Besar kini menjadikan beliau sebagai panutan sosok yang berhasil menyeimbangkan pencapaian nasional dengan kearifan lokal.
Satu ekor sapi kurban. Satu desa. Satu jejak cinta yang tak lekang oleh waktu. Itulah yang ditinggalkan oleh Sufmi Dasco Ahmad setiap kali Idul Adha datang.
Bukan sekadar bantuan tahunan, tapi pesan moral yang kuat bahwa pemimpin yang sejati adalah mereka yang tetap berpijak di bumi tempat ia tumbuh, yang tak pernah mencabut akar hanya karena telah menjulang tinggi.
Dan untuk Desa Menanga Besar, jejak kasih itu akan terus hidup dalam ingatan, dalam doa, dan dalam semangat kebersamaan.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel