TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Langit mulai berpendar jingga ketika angin sore menyapu lembut pepohonan kelapa sawit yang berjajar di tepian Bendung Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumsel.
Aroma gorengan dan teh manis menyeruak dari tenda-tenda pedagang yang kini mulai ramai dikunjungi.
Di tengah lanskap hijau dan aliran air yang tenang, Bendung Perjaya tidak hanya berfungsi sebagai pengatur irigasi sawah di wilayah Belitang.
Namun telah menjelma menjadi salah satu oase wisata favorit masyarakat OKU Timur dan sekitarnya.
Lokasinya di Desa Perjaya, Kecamatan Martapura, kini menjadi titik temu masyarakat dari berbagai desa, dari anak-anak muda yang ingin sekadar nongkrong, keluarga yang mencari udara segar, hingga pedagang kecil yang menggantungkan harapan dari keramaian akhir pekan.
“Dulu saya cuma jualan keliling, sekarang Alhamdulillah bisa buka lapak tetap di sini,” ujar Yora, salah satu pedagang minuman dan makanan ringan yang telah berjualan di area ini, Minggu (08/06/2025).
Di bawah tenda berwarna magenta yang mencolok, Yora mengaduk es teh sambil tersenyum ramah melayani pembeli.
“Tempat ini adem, banyak yang datang sore-sore apalagi kalau matahari mau tenggelam, pemandangannya indah sekali. Setiap akhir pekan saya bisa bawa pulang lebih dari cukup buat kebutuhan rumah. Semoga pemerintah bisa lebih memperhatikan tempat ini, mungkin ditambah fasilitas duduk, penerangan, dan toilet umum,” harapnya.
Baca juga: Ayo Jeneh Ulus Malus, Rekomendasi Wisata Alam Baru di Lubuklinggau, Tiket Masuk Rp 2.000 Bisa Mandi
Baca juga: Wisata Petik Jeruk di Desa Sukarami Jaya Musi Rawas, Rekomendasi Tempat Liburan Bersama Keluarga
Selain Yora, pedagang lain seperti Pak Junaidi, penjual bakso dan sosis bakar, juga merasakan dampak positif dari ramainya pengunjung. Ia telah berjualan di sekitar Bendung Perjaya selama beberapa terakhir.
“Saya sebelumnya buka di tempat lain, tapi sejak tempat ini ramai saya pindah ke sini. Penghasilannya lebih stabil, terutama hari Jumat sore sampai Minggu. Anak-anak muda suka beli bakso bakar sambil nongkrong, kadang orang tua juga pesan buat anak-anaknya. Di sini bukan cuma cari rezeki, tapi juga suasana kekeluargaan antar pedagang dan pengunjung terasa,” ungkapnya sambil menyiapkan tusukan bakso yang masih mengepul hangat.
Bendung Perjaya memang menawarkan panorama yang sederhana namun menenangkan. Pengunjung datang bukan hanya untuk menikmati alam, tetapi juga untuk merajut kebersamaan.
“Saya ke sini seminggu bisa dua kali,” kata Rama (23), mahasiswa yang datang bersama dua temannya dari Kecamatan Buay Madang.
“Kadang bawa tugas, kadang cuma nongkrong. Di kota susah cari tempat senyaman ini. Gratis pula. Kami bisa beli jajanan, duduk di rumput, dan lihat sunset. Buat saya ini kayak 'healing spot', murah meriah,” tuturnya.
Lain halnya dengan Lia (28), ibu rumah tangga asal Cidawang yang datang bersama anak dan suaminya.
“Biasanya kalau anak-anak udah libur, kita ajak ke sini. Daripada main HP terus di rumah. Di sini bisa main bola, lari-larian, terus beli jajanan juga. Kadang sore-sore banyak yang bawa tikar, jadi piknik kecil-kecilan,” ungkapnya sambil tersenyum lebar.