Ironisnya, para pengecor kerap kali menjadi yang pertama dalam antrean menyisakan kekosongan bagi warga biasa.
"Kami ini kalah cepat. Pengecor datang pakai motor besar, isi berkali-kali. Padahal kami cuma mau satu-dua liter buat pulang pergi kerja. Harusnya pemerintah dan pengelola SPBU bisa lebih tegas, jangan biarkan kami rakyat kecil ini terus terpinggirkan," tegas Marwan, diamini pengendara lain yang mengangguk.
Kelangkaan BBM jenis Pertalite yang terjadi di Martapura bukan hanya krisis logistik.
Ini telah berubah menjadi persoalan sosial yang nyata.
Masyarakat menuntut adanya solusi cepat, pengawasan ketat terhadap praktik pengecoran, serta distribusi BBM yang adil dan merata.
"Kami mohon perhatian. Jangan tunggu masyarakat marah baru pemerintah bergerak. Ini bukan cuma soal bensin, ini soal hidup kami," pungkas Andri sebelum kembali men-starter motornya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com