Saat ditemukan, SM sudah meninggal dunia, diduga kuat akibat dehidrasi parah dan suhu panas yang ekstrem.
Sementara itu, J dan S segera dievakuasi ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis
“Setelah dirawat, J dan S kembali diusir ke Jeddah oleh otoritas Saudi,” kata Yusron dalam keterangan resminya.
Jenazah SM berada di rumah sakit di Makkah untuk menjalani prosedur visum.
Konsulat Jenderal RI di Jeddah telah berkoordinasi dengan keluarga almarhum di Madura.
Proses pemakaman akan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku di Arab Saudi.
Konsul Jenderal RI Yusron B Ambary mengingatkan kembali bahwa upaya untuk berhaji melalui jalur tidak resmi sangat berbahaya dan melanggar hukum.
“KJRI Jeddah mengimbau kepada seluruh WNI agar tidak terlibat dalam aktivitas haji nonprosedural dan selalu mematuhi peraturan yang berlaku di Arab Saudi,” tegasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan risiko besar yang dihadapi para pelaku haji ilegal. Tidak hanya menghadapi ancaman deportasi, tetapi nyawa pun bisa menjadi taruhannya.
Pemerintah Indonesia melalui KJRI Jeddah terus mengedukasi masyarakat untuk tidak tergoda iming-iming berhaji tanpa antre yang seringkali berujung pada tragedi
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Sosok SM, Warga Madura yang Meninggal di Gurun Pasir Saat Naik Haji Ilegal, Ternyata Seorang Dosen