Seputar Islam

Ayat Alif Lam Mim Tanzil, Pembuka Surat As Sajdah, Isi Kandungan, Keutamaan dan Manfaat Membacanya

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ALIF LAM MIM TANZIL -- Ilustrasi Surat As Sajdah, disebut juga Surat Alif Lam Mim Tanzil, Isi Kandungan, Keutamaan dan Manfaat Membacanya

Walau syi`nā la`ātainā kulla nafsin hudāhā wa lākin ḥaqqal-qaulu minnī la`amla`anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma'īn.

Artinya: "Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya, tetapi telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku, 'Pasti akan Aku penuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama.

"Ayat 14 فَذُوْقُوْا بِمَا نَسِيْتُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۚ اِنَّا نَسِيْنٰكُمْ وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Fa żụqụ bimā nasītum liqā`a yaumikum hāżā, innā nasīnākum wa żụqụ 'ażābal-khuldi bimā kuntum ta'malụn.

Artinya: "Maka rasakanlah olehmu (azab ini) disebabkan kamu melalaikan pertemuan dengan harimu ini (hari Kiamat), sesungguhnya Kami pun melalaikan kamu dan rasakanlah azab yang kekal, atas apa yang telah kamu kerjakan.'

"Ayat 15 اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

Innamā yu`minu bi`āyātinallażīna iżā żukkirụ bihā kharrụ sujjadaw wa sabbaḥụ biḥamdi rabbihim wa hum lā yastakbirụn.

Artinya: "Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.

"Ayat 16  تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

Tatajāfā junụbuhum 'anil-maḍāji'i yad'ụna rabbahum khaufaw wa ṭama'aw wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn.

Artinya: "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

"Ayat 17 فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Fa lā ta'lamu nafsum mā ukhfiya lahum ming qurrati a'yun, jazā`am bimā kānụ ya'malụn.Artinya: "Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.

"Ayat 18 اَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًاۗ لَا يَسْتَوٗنَ

A fa mang kāna mu`minang kamang kāna fāsiqā, lā yastawụn.

Artinya: "Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama."

Ayat 19 اَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ جَنّٰتُ الْمَأْوٰىۖ نُزُلًا ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Ammallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum jannātul-ma`wā nuzulam bimā kānụ ya'malụn.

Artinya: "Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala atas apa yang telah mereka kerjakan."

Ayat 20وَاَمَّا الَّذِيْنَ فَسَقُوْا فَمَأْوٰىهُمُ النَّارُ كُلَّمَآ اَرَادُوْٓا اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَآ اُعِيْدُوْا فِيْهَا وَقِيْلَ لَهُمْ ذُوْقُوْا عَذَابَ النَّارِ الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ

Wa ammallażīna fasaqụ fa ma`wāhumun-nāru kullamā arādū ay yakhrujụ min-hā u'īdụ fīhā wa qīla lahum żụqụ 'ażāban-nārillażī kuntum bihī tukażżibụn.

Artinya: "Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir), maka tempat kediaman mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, 'Rasakanlah azab neraka yang dahulu kamu dustakan.'

"Ayat 21وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Wa lanużīqannahum minal-'ażābil-adnā dụnal-'ażābil-akbari la'allahum yarji'ụn.

"Artinya: "Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Ayat 22 وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ ثُمَّ اَعْرَضَ عَنْهَا ۗاِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ مُنْتَقِمُوْنَ

Wa man aẓlamu mim man żukkira bi`āyāti rabbihī ṡumma a'raḍa 'an-hā, innā minal-mujrimīna muntaqimụn.

Artinya: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling darinya? Sungguh, Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berdosa."

Ayat 23 وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ فَلَا تَكُنْ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْ لِّقَاۤىِٕهٖ وَجَعَلْنٰهُ هُدًى لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ

Wa laqad ātainā mụsal-kitāba fa lā takun fī miryatim mil liqā`ihī wa ja'alnāhu hudal libanī isrā`īl.Artinya: "Dan sungguh, telah Kami anugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa, maka janganlah engkau (Muhammad) ragu-ragu menerimanya (Al-Qur'an) dan Kami jadikan Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil.

"Ayat 24وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ

Wa ja'alnā min-hum a`immatay yahdụna bi`amrinā lammā ṣabarụ, wa kānụ bi`āyātinā yụqinụn.

Artinya: "Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.

"Ayat 25 اِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ

Inna rabbaka huwa yafṣilu bainahum yaumal-qiyāmati fīmā kānụ fīhi yakhtalifụn.

Artinya: "Sungguh Tuhanmu, Dia yang memberikan keputusan di antara mereka pada hari Kiamat tentang apa yang dahulu mereka perselisihkan padanya."

Ayat 26اَوَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ يَمْشُوْنَ فِيْ مَسٰكِنِهِمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍۗ اَفَلَا يَسْمَعُوْنَ

A wa lam yahdi lahum kam ahlaknā ming qablihim minal-qurụni yamsyụna fī masākinihim, inna fī żālika la`āyāt, a fa lā yasma'ụn.

Artinya: "Dan tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka, betapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). Apakah mereka tidak mendengarkan (memperhatikan)?"

Ayat 27اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا نَسُوْقُ الْمَاۤءَ اِلَى الْاَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ اَنْعَامُهُمْ وَاَنْفُسُهُمْۗ اَفَلَا يُبْصِرُوْنَ

A wa lam yarau annā nasụqul-mā`a ilal-arḍil-juruzi fa nukhriju bihī zar'an ta`kulu min-hu an'āmuhum wa anfusuhum, a fa lā yubṣirụn.

Artinya: "Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu) tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka mengapa mereka tidak memperhatikan?

"Ayat 28وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْفَتْحُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa yaqụlụna matā hāżal-fat-ḥu ing kuntum ṣādiqīn.

Artinya: "Dan mereka bertanya, 'Kapankah kemenangan itu (datang) jika engkau orang yang benar?'

"Ayat 29قُلْ يَوْمَ الْفَتْحِ لَا يَنْفَعُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِيْمَانُهُمْ وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَ

Qul yaumal-fat-ḥi lā yanfa'ullażīna kafarū īmānuhum wa lā hum yunẓarụn.

Artinya: "Katakanlah, 'Pada hari kemenangan itu, tidak berguna lagi bagi orang-orang kafir keimanan mereka dan mereka tidak diberi penangguhan.'

"Ayat 30فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَانْتَظِرْ اِنَّهُمْ مُّنْتَظِرُوْنَ

Fa a'riḍ 'an-hum wantaẓir innahum muntaẓirụn.

Artinya: "Maka berpalinglah engkau dari mereka dan tunggulah, sesungguhnya mereka (juga) menunggu."                                                                  
 Kandungan Surat As Sajdah        


Surat As-Sajdah menjelaskan mengenai pengokohan kerasulan Nabi Muhammad SAW dan meyakini bahwa Allah SWT adalah Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Tunggal yang menciptakan segala sesuatu di alam semesta serta mengaturnya dengan rapi.

Surat ini berisi suatu sanggahan akan tuduhan orang kafir yang menyatakan Al-Qur’an merupakan karya tiruan dan Rasulullah SAW adalah pendusta.

Surat As-Sajdah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bukan pendusta dan perjuangan Rasulullah SAW selalu maju dengan cepat dari hari ke hari.

Surat ini menjelaskan pula bahwa Al-Qur'an bukan hasil karya yang ditulis dengan cepat dan memenuhi segala keperluan akhlak dan keruhanian manusia, di mana alam semesta bekerja untuk mendukung amanat Al-Qur'an.


Keutamaan dan Manfaat Membaca  surat As-Sajdah


Surat As-Sajdah memuat keistimewaan besar bagi siapa pun yang mengamalkannya dengan sepenuh hati.

Dikutip dari nu.or.id, membaca Surat As Sajdah insya Allah orang yang membacannya akan menerima buku catatan amalannya dengan tangan kanan di akhirat.

 Bagi siapa saja yang membacanya akan menyelamatkan dari kejahatan.

 Membaca surat As-Sajdah akan mendapatkan pahala yang sama besar seperti menunaikan shalat di malam Lailatul Qadar 

 Sebagai doa agar mendapatkan anak yang saleh

 Demikian penjelasannya semoga bermanfaat. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Robbighfirli Wa Habli Mali Wa Barikli Fihi, Doa Mohon Kekayaan Harta dan Keberkahan di Dalamnya

Baca juga: Arti Allahumma Hawwin Alaina Wa Alaina Ya Allah, Doa Mohon Kemudahan Urusan dan Beban yang Dihadapi

Baca juga: Keutamaan Membaca As Sajdah di Hari Jumat Lengkap dengan Bacaan Suratnya Tulisan Latin dan Arti

Baca juga: Amalan Hari Jumat : Baca Surat As Sajdah 30 Ayat Lengkap dengan Tulisan Latin dan Terjemahannya

 

Berita Terkini