Dokter Residen Rudapaksa Keluarga Pasien

Respon Gubernur Dedi Mulyadi Soal Dokter Residen FK Unpad Rudapaksa Keluarga Pasien: Seperti Hantu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOMENTAR DEDI MULYADI. (kiri) Gubernur Jawa Barat saat melakukan sidak ke Kantor Samsat Soreang, Kabupaten Bandung. (kanan)Priguna Anugerah Pratama, tersangka pemerkosaan saat dihadirkan oleh Polda Jabar dalam konferensi pers Rabu (9/4/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi merasa tindakan keji tidak sepatutnya dilakukan oleh dokter Priguna Anugerah yang merudapaksa keluarga pasiennya

TRIBUNSUMSEL.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menaggapi kasus dokter residen anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad), Priguna Anugerah Pratama (31).

Adapun Priguna Anugerah Pratama ditetapkan tersangka kekerasan seksual terhadap FH gadis 21 tahun, keluarga dari pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat.
 
Sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi merasa tindakan keji tersebut tidak sepatutnya dilakukan oleh dokter.

Baca juga: Pengakuan Priguna, Dokter Residen Rudapaksa Gadis 21 Tahun Keluarga Pasien, Suka Lihat Orang Pingsan

DOKTER PELAKU RUDAPAKSA KELUARGA PASIEN -Tampang dokter PPDS Unpad cabul yang memperkosa keluarga pasien di Bandung, Jawa Barat hadir dalam pers rilis Polisi pada Rabu (9/4/2025). Istri Priguna Anugerah Pratama, dokter PDSS Unpad tersangka dugaan rudapaksa terhadap keluarga pasien, ternyata sesama dokter, pernikahannya glamour (TribunJabar/Nandri)

Tindakan keji yang dilakukan dokter tersebut kini dapat mencorengkan kepercayaan masyarakat.

"Ini menyangkut kepercayaan,"  kata Dedi Mulyadi pada wartawan di halaman Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025), dilansir dari Wartakotalive.com.

"Bagaimana nanti kalau semua orang takut dirawat di rumah sakit, yang nunggu (pasien) jadi takut, kan bahaya," lanjutnya.

Menurut Dedi Mulyadi, tindakan oknum yang mengotori profesi dokter tersebut lebih menyeramkan daripada hantu.

"Dulu kalau di rumah sakit takut sok aya jurigan (suka ada hantu), hari ini dokternya yang seperti jurig (hantu), nggak juga ya, jurig (hantu) nggak pernah merkosa," kata Dedi Mulyadi.
 
Pelaku Punya Kelainan Seksual

Diketahui, aksi Priguna merudapaksa korban ini terjadi pada pertengahan Maret 2025 di salah satu ruangan lantai 7 gedung RS Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat.

Pelaku melancarkan aksi bejatnya dengan modus memberikan obat bius yang membuat korban tidak sadarkan diri dengan dalih cek darah.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Barat, Kombes Surawan, mengungkapkan bahwa pelaku memiliki kelainan berupa ketertarikan terhadap orang yang tidak sadarkan diri atau pingsan.

Pernyataan itu berdasarkan pengakuan dari pelaku kepada polisi setelah dilakukan tes kesehatan.
 
"Si pelaku memang sudah menyadari jika dia mempunyai sensasi berbeda, yakni suka dengan orang yang pingsan," ujar Kombes Surawan di Mapolda Jabar, Kamis (10/4/2025), dilansir dari KompasTV.

Baca juga: Modusnya Sama, Polisi Sebut Korban Dokter PPDS Unpad di RSHS Bandung Lebih Dari Satu Orang

Bahkan, pelaku pernah berkonsultasi ke psikolog terkait kelainan yang diidapnya.

"Dia mengaku sempat konsultasi ke psikologi. Jadi, dia menyadari kelainan itu. Kalau keseharian dan pergaulannya normal," katanya di Polda Jabar, Kamis (10/4/2025).

Dalam dunia medis, kelainan ini disebut dengan istilah Somnophilia.

Melansir TribunJabar.id, Somnophilia adalah orientasi seksual yang langka di mana seseorang merasa bergairah secara seksual pada orang yang tidak sadar dan tidak mampu memberikan respons. 

Halaman
1234

Berita Terkini