قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” النَظَرُ فِي ثَلَاثَة أَشْيَاءَ عِبَادَةُ ، النَظَرُ فِي َوجْهِ الَأَبوَيْنِ وِفِي المُصْحَفِ ، وَفِي البَحْرِ
Abu Nuaim berkata :” Abdullah Bin Muhammad Bin Jaafar menceritakan kepada kami : Abdullah Bin Muhammad bin Zakaria menceritakan kepada kami : Sa’id bin Yahya menceritakan kepada kami : Zafir menceritakan kepada kami daripada Abu Uthman daripada Yahya Bin Said daripada Muhammad bin Ibrahim daripada ‘Aisyah r.anha. Beliau berkata : Rasulullah saw bersabda : “Melihat pada tiga perkara (ini) adalah ibadah : melihat kepada wajah kedua ibu bapa, melihat mushaf (al-Quran) dan melihat laut.”
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّه الْحَمْدُ
Tapi mengapa kita selalu melihat dan memandang wajah ayah ibu kita dalam tatapan sinis. Karena kenapa?mungkin hanya harta belaka, mungkin karena harta warisan, sehingga kita menentang orang tua kita, sehingga kita berbuat semena-mena didepan ayah ibu kita.
Coba kita lihat kembali bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan kita kemuka bumi ini. Darah bercucuran, keringat tidak lagi terhenti, ibu menangis dihadapan Allah Swt, setiap lisan yang keluar dari bibirnya adalah untuk anaknya.
Demi Allah mengapa kita hari ini kita menjadi anak yang sukses, tidak lain dan tidak bukan adalah doa dari ayah ibu kita, setiap malam ibu kita berdoa “Ya Roob jadikan anakku anak yang soleh, ya Roob jadikan anakku adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya, ya roob jadikan anak-anak kami anak yang terbaik, jadikan nasibnya lebih baik ketimbang ayah dan ibunya”.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.
Demi Allah!… Saati ini dikala kita sukses, dan kita sudah mendapatkan harta yang layak, setelah kita menjadi anak yang terbaik menrut ayah ibu kita, kemana semua anak-anaknya? terkadang setelah kita sukses kita lupa dengan ayah ibu kita, jikalau ayah dan ibu kita kaya anaknya jadi raja, tapi terkadang jikalau kita anak sudah sukses, terkadang orang tua kita kita jadikan sebagai buruh, bahkan kita jadikan orang tua kita sebagai pembantu. Istighfar… mohon ampun kepada Allah.
Tataplah wajah ayah ibumu kata nabi dengan tatapan kasih sayang, maka siapa anak yang menatap wajah ayah ibunya dengan kasih sayang maka pahala yang terbesar baginya tidak lain dan tidak bukan adalah haji yang mabrur. Ma min waladin kata nabi
ما من ولد بار ينظر إلى والديه نظرة رحمة إلا كتب الله له بكل نظرة حجة مبرورة
Artinya : siapa anak kata nabi yang datang menatap wajah ibunya dengan tatapan kasih sayang, maka Allah swt akan menuliskan baginya kataballahu lahu hajjan mabrura maka Allah akan menuliskan baginya satu pahala haji yang mabrur.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّه الْحَمْدُ
Tapi mengapa kita selalu menyakiti hati ayah ibu kita. Istighfar… anak yang hari ini yang masih mampu menatap wajah ayah ibunya, tataplah wajah ibumu dengan kasih sayang, berapa lama engkau akan menatap wajahnya senyuman indah yangk keluar dari bibirnya, senyuman indah yang keluar ikhlas kepada anak-anaknya, senyum ibu tidak ada politik didalamnya, tidak ada kamuflase di dalamnya, ikhlas kepada kita anak-anaknya.
Coba kita lihat perjuangan ayah ibu, dikala kita sakit ibu tidak tidur dari pagi ketemu pagi dia gendong anaknya, ibu menangis dalam doanya berkata “ya Rooob sembuhkan sakitnya anakku, kalau perlu saya ibunya yang menggantikan sakitnya”. setelah ibu kita semakin hari semakin tua, kulitnya semakin habis semakin keripuut, ibu kita semakin hari semakin renta, butuh pengawan oleh anak-ankanya ibu kita jatuh sakit, kemana semua anak-anaknya kita hanya sibuk dengan urusan dunia, kita hanya sibuk dengan diri kita masing-masing. Istighfar mohon ampun kepada Allah.