TRIBUNSUMSEL.COM - Gelagat aneh Uswatun Khasanah sebelum ditemukan tewas di dalam koper di Ngawi diungkap ayah tiri korban.
Diketahui, mayat Uswatun Khasanah ditemukan warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kamis (23/1/2025) pukul 09.00 WIB dengan terbungkus koper berwarna merah
Rupanya, sebelum ditemukan tewas mengenaskan, korban sempat bersikap aneh.
Hal itu diungkapkan oleh Ayah tiri korban, Hendi Suprapto (42).
Hendy mengungkapkan bahwa korban meninggalkan rumah di Blitar sejak Jumat (17/1/2025), tetapi pada hari Senin dan Selasa, korban tidak dapat dihubungi.
"Sampai sekarang ditelepon tidak bisa, baru tahu tadi malam dapat kabar ini dari pihak kepolisian,” kata Hendi di RSUD Dr Soeroto Ngawi, Jumat (24/1/2025) siang, dilansir dari Surya.co.id.
Hendi juga menjelaskan caranya dapat mengenali korban saat mengidentifikasi jasad putri tirinya itu, mengingat kondisi anggota tubuh korban yang ditemukan sudah tidak lengkap, terlebih tanpa kepala.
"Kami memastikan apakah benar jenazah itu anak saya atau bukan. Kalau kami lihat ciri-cirinya 90 persen cocok,” ujar Hendi.
"Ciri-ciri yang diketahui dari gelang, sandal, sama tindik perut. Korban selama ini kerja di Tulungagung,” lanjutnya.
Disebutkan Hendi, Uswatun Khasanah merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Baca juga: Pekerjaan Uswatun Khasanah, Mayat Wanita Ditemukan Dalam Koper di Ngawi, Sempat Pamit Keluar Kota
Diketahui juga bahwa Uswatun Khasanah memiliki dua anak, masing-masing yang berusia 7 dan 10 tahun. Korban juga disebutkan telah lama bercerai dengan suaminya.
Adapun Hendi berharap pelaku yang membuat anaknya tewas secara mengenaskan bisa segera ditangkap.
“Harapan anggota tubuh cepat ditemukan pelaku cepat tertangkap, cara pelaku sadis, tidak manusiawi,” tambahnya.
Baca juga: Postingan Terakhir Uswatun Khasanah Sebelum Ditemukan Tewas Dalam Koper, Potret 6 Hari Lalu Disorot
Tinggalkan 2 anak
Sementara, Kapolsek Garum AKP Punjung S Himawan mengatakan, korban memiliki dua anak yang tinggal dengan nenek korban atau nenek buyut kedua anak tersebut.
"Korban punya dua anak tapi tidak tinggal bersama korban di Tulungagung, dua anak korban tinggal bersama ibu dari bapak korban," kata Punjung saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/1/2025) sore.
Korban mutilasi dalam koper di Ngawi diketahui sebagai warga Blitar yang bekerja di Tulungagung.
Menurut Punjung, dua anak korban tersebut tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Blitar, di rumah nenek buyut mereka.
Punjung mengaku tidak memiliki informasi identitas dua anak Uswatun, baik jenis kelamin maupun usia keduanya.
"Keluarga sengaja merahasiakan itu, mungkin mereka tidak ingin kedua anak itu kaget, tapi yang jelas keduanya masih anak-anak," kata Punjung.
Terkait anak-anak Uswatun tidak tinggal bersama kakek atau nenek mereka, kata Punjung, disebabkan kakek dan nenek mereka sudah bercerai dan masing-masing sudah menikah lagi.
Nenek kedua anak Uswatun tinggal di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Blitar.
Kakek mereka atau ayah korban, tinggal di kecamatan yang sama, di Kelurahan Bence.
Sedangkan korban, kata Punjung, juga telah bercerai dengan ayah dari kedua anaknya.
"Anak-anak ini tidak ikut korban karena korban bekerja di Tulungagung setelah bercerai," ujarnya.
"Apalagi, korban menikah lagi di Tulungagung dan bahkan informasinya sudah bercerai lagi," ucap Punjung.
Ayah Kandung Ungkap Momen Terakhir
Selain itu, siungkap keluarga, korba meninggalkan rumah di Blitar sejak Jumat (17/1/2025). Namun pada hari Senin dan Selasa, korban tidak dapat dihubungi.
Ayah kandung korban, Nur Khalim mengatakan mendapat kabar soal anaknya tadi pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
"Saya dikabari Kades Slorok, informasinya jasad yang ditemukan di Ngawi itu anak saya," kata Nur Khalim.
Nur Khalim mengaku jarang ketemu dengan korban. Karena Nur Khalim tidak tinggal serumah dengan korban.
Nur Khalim tinggal di Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, sedang korban tinggal bersama neneknya di Desa Bence, Kecamatan Garum.
Adapun keluarga korban terakhir bertemu dengan korban sekitar seminggu lalu saat pulang ke Kabupaten Blitar.
Menurut Nur Khalim bahwa anaknya selalu mampir ke rumahnya jika pulang ke Blitar.
"Terakhir ketemu dengan korban sekitar seminggu lalu. Setiap korban ke Blitar, selalu mampir ke rumah saya," ujarnya.
Sementara, Anggota Polsek Garum Polres Blitar juga datang ke rumah ibu kandung korban di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Sedang ibu kandung korban ditemani ayah tiri korban dan kepala dusun datang ke Kabupaten Ngawi untuk memastikan jasad korban.
"Menurut info dari keluarga yang di Ngawi, benar adanya korban adalah perempuan beralamat di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar," kata Kapolsek Garum Polres Blitar, AKP Punjung S di rumah ibu kandung korban, Jumat (24/1/2025).
Punjung mengatakan korban tinggal bersama neneknya di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
"Pengakuan ayah kandungnya, korban kerja di Tulungagung dan kontrak rumah di sana (Tulungagung). Tapi, kalau pulang ke Blitar ke rumah neneknya di Bence, Garum," ujarnya.
"Korban status janda anak dua. Perkiraan jasad korban akan dibawa pulang ke Blitar hari ini," katanya.
Kronologi Ditemukan
Sebelumnya, warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, dihebohkan dengan temuan paket yang terbungkus rapi, di sebuah selokan, Kamis (23/1/2025) sekira pukul 09.00 WIB.
Sontak saja, masyarakat berbondong bondong mengerubungi lokasi kejadian, lantaran ingin melihat langsung benda asing tersebut. Polisi akhirnya memasang garis Police Line, agar mereka tidak terlalu dekat.
Kepala Desa Dadapan Andik Bangga Satria Rama menjelaskan, mulanya ada warga yang melintas hendak membuang sampah. Warga itu curiga melihat paket besar berwarna hitam.
“Merasa penasaran akhirnya coba didekati. Sempat dipegang kok berat jadi ragu ragu, akhirnya dibuka paket hitam plastik itu,” ujar Andik.
Andik mengungkapkan, ketika paket dibuka ternyata berisi sebuah koper berwarna merah. Namun, ketika coba di intip sedikit, ternyata di dalam koper ada berbagai benda.
“Ada selimut agak putih, sepatu wanita dan sekilas bentuk tubuh tapi tidak lama ditutup kembali. Warga lalu melaporkannya ke Pemerintah Desa diteruskan ke polisi,” ungkapnya.
“Paketnya rapi. Kalau bukan orang paket atau kurir, tidak mungkin bisa dikemas sedemikian rupa,” imbuhnya.
Polsek Kendal yang sudah mendapatkan laporan, datang ke TKP melakukan identifikasi bersama Tim Inafis Polres Ngawi, untuk membuka koper seutuhnya.
“Dugaannya jasad perempuan. Kondisi baru kelihatan setengah badan, posisi tengkurap miring. Setelah itu dibawa ke Rumah Sakit,” tuturnya.
Korban Diduga Tewas Dicekik
Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, menduga, TKP awal atau tempat peristiwa pembunuhan yang dialami korban, sampai dengan terjadi mutilasi, berada di luar Kabupaten Ngawi.
"Penyebab kematian korban, karena kekurangan nafas akibat terhambatnya jalur atau jalan pernafasan,” ujar AKP Joshua, ditemui di Mapolres Ngawi, Jumat pagi (24/1/2025).
Kemungkinan, lanjut AKP Joshua, korban tewas karena oleh cekikan pada bagian leher. Kendati demikian, pihaknya terus melakukan pendalaman lebih lanjut.
“Sudah ada beberapa saksi yang kami periksa. Tentunya yang relevan dengan perkara ini,” terangnya.
Ditemukan Barang Korban
Selain itu, Sejumlah barang dan aksesoris mewah ditemukan bersamaan dalam temuan jasad wanita korban mutilasi di dalam tas koper di Ngawi.
Barang-barang yang ditemukan di dalam tas koper bersama potongan tubuh korban itu telah diamankan polisi pasca autopsi mayat dalam koper di RSUD Dr Soeroto, Kamis (23/1/2025).
Barang dan asesoris itu diharapkan bisa membantu proses identifikasi korban.
Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan menuturkan, aksesori atau pakaian yang ditemukan di dalam koper meliputi gelang tali warna hitam dengan bandul dua lingkar menyerupai emas, tali kuncir.
Lalu rok warna hitam ukuran L, sandal merk Dior, selimut bermotif lurik atau garis garis, dan juga koper berwarna merah jambu bermerk Reindeer.
“Kemudian tali warna putih yang dilakukan untuk mengikat leher tangan dan kaki korban,” tutur AKP Joshua, ditemui di Mapolres Ngawi, Jumat pagi (24/1/2025).
Polisi juga menemukan tindik berwarna perak atau emas putih di bagian pusar atas, dan tali tas warna hitam digunakan untuk mengikat korban.
“Korban memakai tali kuncir rambut di bagian tangan kanannya,” tandas AKP Joshua.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com