Justru berkebalikan 180 derajat, MA dikenal sosok yang sangat baik.
Bahkan, remaja laki-laki 14 tahun itu ramah jika bertemu orang yang lebih tua.
"Kalau bertemu, dia (MA) selalu menyapa," katanya seperti dikutip Kompas.id pada Sabtu (30/11/2024).
Bahkan, MA dikenal remaja yang dikenal rajin beribadah.
Sebelum peristiwa berdarah ini terjadi, RS tak pernah sekalipun melihat adanya kegaduhan di rumah tetangganya itu.
"Saya juga tidak pernah mendengar kegaduhan apapun di rumah korban," katanya.
Tukang bakso keliling, Agus Suliswanto (55), juga memiliki kesan yang sama terhadap sosok MA.
Ia kerap bertemu dengan MA saat berkeliling di perumahan itu.
Menurut Agus, MA ialah pemuda yang pendiam, tetapi ramah terhadap semua orang.
"Saya kerap bertemu MA saat dia sedang berolahraga dan mau shalat," tambahnya.
MA juga dikenal bukan anak rumahan yang suka nongkrong dengan orang-orang.
"Saya juga tidak menyangka dia menjadi pelaku pembunuhan keluarganya," tambahnya.
Pengakuan Pelaku Dapat Bisikan Gaib
Sementara disisi lain, berdasarkan informasi awal yang diperoleh polisi, pelaku tega menghabisi nyawa korban berinisial APW (40) dan RM (69) setelah mendapat bisikan gaib.
"Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung seusai olah TKP, Sabtu (30/11/2024) sore.