Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel

'Dia Anak Baik,' Menteri PPPA Arifah Tahan Tangis Usai Bertemu MAS Pembunuh Ayah dan Nenek di Jaksel

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi memberikan keterangan pers usai bertemu MAS (14), remaja yang tega membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus; di Polres Metro Jakarta Selatan, Jakarta, Minggu (1/12/2024).

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kasus MAS remaja berusia 14 tahun tega membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Cilandak Jakarta Selatan turut jadi sorotan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi.

Arifah Fauzi bahkan langsung mendatangi rumah tahanan (Rutan) Polres Metro Jakarta Selatan untuk bertemu MAS.

Pertemuan antara Arifah dan MAS itu digelar secara tertutup dan berlangsung kurang lebih selama satu jam.

Terkait hal ini, Arifah mengaku sedih pasca-bertemu dengan MAS yang saat ini mendekam di sel rutan pasca-tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya.

Namun, saat disinggung mengenai hasil pembicaraanya dengan MAS, Arifah tampak diam dan menahan tangis.

"Tadi kami memang bertemu dengan ananda A (MAS). Ya pasti sedih ya, karena anak baik, anak baik. Jangan ditanya itu deh," kata Arifah sambil menahan tangis dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024) via Tribunnews.com.

MAS (14), pelaku yang tega bunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya RM (69) (kanan), kini kondisi sang ibu berangsur membaik. (Tribunnews.com)

Berdasarkan hasil pengamatannya, Arifah menilai MAS merupakan sosok pribadi yang baik.

Hanya saja dirinya belum bisa memastikan apa yang menjadi pemicu MAS sampai tega membunuh ayah dan neneknya bahkan melukai ibu kandungnya sendiri.

"Kalau saya tadi melihat sebagai seorang ibu, saya bisa membaca bahwa ananda A ini baik, sangat baik kalau menurut saya. Cuma kita belum tau kenapa bisa terjadi sesuatu seperti ini," kata dia.

Dari hasil pertemuan tersebut, Arifah juga menghimbau agar semua pihak, termasuk para orang tua menjadikan kejadian tersebut sebagai momen introspeksi diri.

Seba,b menurut dia keterbukaan hingga komunikasi harus menjadi prioritas dalam pola pengasuhan di keluarga.

"Kita tunggu saja ya mudah-mudahan ini sebagai momen introspeksi kita semua. Saya juga jadi belajar 'oh ternyata kita punya anak ini juga tidak semudah yang dibayangkan'," sebutnya.

"Jadi keterbukaan, komunikasi itu menjadi prioritas pengasuhan pola asuh di keluarga. Saya agak berat menyampaikannya, ya gitu saja," sambung Arifah terbata-bata.

Sebelumnya diberitakan, anak di bawah umur membunuh ayah dan neneknya secara sadis menggunakan senjata tajam pisau.

Ibu pelaku juga ditikam, namun berhasil selamat dengan kondisi berlumuran darah.

Peristiwa itu diketahui terjadi di Perumahan Taman Bona Indah Blok B6 Nomor 12, Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

Kapolsek Cilandak Kompol Febrikan Sarlase mengatakan pelaku anak bunuh ayah dan nenek masih di bawah umur.

Dia belum mengungkap identitas pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

“Tersangka dan barang bukti sudah digeser ke Polres Jaksel karena ditangani oleh unit PPA, tersangka masih di bawah umur,” ucap Febrikan kepada wartawan.

Kondisi ibu pelaku saat ini tengah dalam penanganan medis.

“(Ibunya) masih dirawat di RS Fatmawati,” ungkapnya

Kata KPAI

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dian Sasmita mengaku prihatin atas kasus pembunuhan di Lebak Bulus dengan terduga pelaku remaja berusia 14 tahun itu. 

KPAI kemudian melakukan koordinasi dengan semua pihak dalam kerangka Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) di Polres Jakarta Selatan.

Menurut Dian, kasus pembunuhan dengan pelaku masih anak-anak bukan kali pertama terjadi. Ia menekankan, tidak semua anak tumbuh dan memiliki respons sesuai harapan orang dewasa. Pertumbuhan anak-anak sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari pola asuh keluarga dan lingkungan sekitar.

 MAS (14), pelaku yang tega bunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya RM (69) (kanan), kini kondisi sang ibu berangsur membaik. (Tribunnews.com)
"Kehidupan dan tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi faktor-faktor di luar diri anak. Dia tidak mampu mengkreasikan sendiri kehidupannya akan seperti apa," kata Dian.

"Oleh karena, perilaku-perilaku anak yang melanggar hukum perlu dilihat faktor-faktor risiko anak yang tidak pernah tunggal," imbuhnya.

Dian menyampaikan, pola pengasuhan keluarga dan lingkungan pendidikan memiliki kontribusi besar terhadap kehidupan anak.

Karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan di dua lingkungan tersebut. 

 "Kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengasuhan yang baik dan penuh kasih sayang. Serta lingkungan pendidikan yang bebas kekerasaan dan mendukung pengembangan karakter anak. Ini tugas kita bersama untuk menciptakan lingkungan anak yang lebih baik," jelas dia.

Terkait dengan kasus pembunuhan di Lebak Bulus ini, Dian mewakili pihak KPAI akan menghormati proses hukum yang dilakukan Polres Jakarta Selatan, khususnya Unit PPA.

 Di sisi lain, KPAI juga turut memastikan hak-hak selama proses hukum telah dipenuhi, termasuk hak atas pendampingan hukum dan psikososial.

"Anak berkonflik hukum adalah bagian dari anak Indonesia, anak kita bersama. Mari kita lindungi identitasnya karena anak anak tersebut masih punya kesempatan kedua untuk menggapai mimpi layaknya remaja-remaja lainnya," tandas Dian.

(*)

Berita Terkini