TRIBUNSUMSEL.COM - Akhir kasus siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang digunduli oleh gurunya kini berakhir damai.
Siswi SD digunduli guru lantaran diduga banyak kutu.
Bahkan akibat kejadian tersebut, siswi SD itu menjadi murung dan enggan sekolah lagi.
Kini keluarga siswi dan guru akhirnya sepakat menyelesaikan masalah ini melalui musyawarah kekeluargaan.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur, Aripin, menyatakan kesepakatan damai tercapai di aula kantor Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikadu, Cianjur, pada Kamis (7/11/2024) malam.
"Kami dari dinas sangat mengapresiasi langkah damai ini. Dari awal, kami mendorong agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar Aripin kepada Kompas.com melalui telepon, Jumat (8/11/2024).
Aripin menegaskan, kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi tenaga pendidik dalam menangani siswa.
"Jika ada masalah terkait anak di sekolah, komunikasikan dulu dengan orangtua. Jangan ambil keputusan sepihak. Maksud baik, tapi tanpa komunikasi bisa salah paham,” ungkapnya.
Baca juga: Kondisi Siswi SD di Cianjur Usai Digunduli Guru Tanpa Izin Orangtua, Menangis dan Murung
Ia juga menekankan agar anak tersebut tetap melanjutkan sekolah.
“Jangan sampai kejadian ini membuat anak harus putus sekolah. Itu sangat tidak kami harapkan,” kata Aripin.
Permintaan Maaf Guru
Sementara, dalam video yang diterima Kompas.com, guru bernama Tri menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga murid yang rambutnya dicukur.
“Tindakan itu semata-mata demi kesehatan dan kebaikan anak tersebut, dan tidak ada maksud untuk mem-bully atau menghina anak atau keluarganya,” kata Tri dalam video itu.
Tri, yang mengajar di SD Negeri Babakan, membacakan permintaan maaf di hadapan keluarga korban, disaksikan oleh perangkat pemerintahan desa setempat. Mulyana, perwakilan keluarga murid, menyatakan bahwa keluarga telah memaafkan guru tersebut.
"Saya dan keluarga sudah memaafkan atas apa yang dilakukan Ibu Tri,” ujarnya.