Di sisi lain, batik cap diproduksi dengan menggunakan stempel atau cap yang dicetak pada kain. Proses tersebut jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan batik tulis.
Meskipun motif dasar pada batik cap bisa mirip dengan batik tulis, ada perbedaan dalam cara penerapannya. Pada batik cap, rangka motif bisa sama dengan batik tulis, tetapi isian motifnya mungkin berbeda.
Namun, dalam hal kualitas kain, tidak ada perbedaan signifikan antara batik tulis dan batik cap.
"Secara kualitas kain, itu sebenarnya sama saja, perbedaan utama terletak pada proses pembuatan dan harga. Batik tulis, yang memerlukan waktu dan keterampilan lebih banyak, umumnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan batik cap," ungkapnya.
Baca juga: Pemkab Lahat Gelar Fashion Show Hari Batik Nasional 2024, Tampilkan Motif Batik Wastra Lembah Serelo
Baca juga: Spesial Hari Batik Nasional, Armada Kenalkan Batik Durian Rampak Khas Lubuklinggau
Kain Batik khas PALI jenis batik tulis maupun cap hasil perajin batik di Dekranasda itu dipajang di Galeri yang berada dilantai 2 gedung Dekranasda PALI.
Rudini pengelola galeri mengatakan untuk kain batik jenis batik tulis khas PALI ukuran 2,50 meter dibanderol dengan harga Rp 600 ribu per item.
"Untuk Batik cap ukuran 2,25 harganya sekitar Rp 250 ribu per item. Pembeli bisa datang langsung ke galeri dibuka dari hari Senin sampai hari Jum'at sejak pukul 8 pagi sampai sore hari,"ujarnya.
Saat ini produk batik khas PALI yang banyak dipesan pembeli yakni batik bermotif ikan toman, dan relief candi Bumiayu.
Selain batik, Rudini juga mengatakan di galeri juga menyediakan produk-produk kerajinan lainnya seperti Songket Khas PALI, Kain Jumputan, Anyaman, Seni Ukir Kayu, Kerajinan batok kelapa dan lainya.
"Untuk songket khas PALI saat ini ada tiga motif yaitu motif duku, motif sawit dan motif toman,"ungkapnya.
Sementara itu, Brisvo Diansyah Kadin Disperindag PALI yang juga merupakan ketua harian Dekranasda PALI mengatakan saat ini ada sekitar 30 pengrajin yang memproduksi berbagai kerajinan di Dekranasda PALI.
"Jumlah pengrajin kurang lebih sebanyak 30 orang, yang terdiri dari 8 kerajinan, ada batik, songket,jumputan, ada kerjinan kayu, kerajinan batok, anyaman, bordir dan jahit," terangnya.
Dia menambahkan, semua produk kerajinan tersebut diproduksi oleh pengrajin di Dekranasda PALI dan dapat dibeli oleh masyarakat dengan datang ke galeri Dekranasda.
"Pekerjaan di Dekranasda itu hanyalah penghasil produk, jadi misalnya batik, kita hanya jual bahan atau lembaran kain batiknya, jadi pengunjung hanya beli bahan batiknya untuk dijahitkan ke penjahit-penjahit lokal,"tukasnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com