TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Jembatan penghubung antar jalan poros di Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumsel yang nyaris roboh membuat warga di 9 desa yang ada di kawasan tersebut harus memutar dan menempuh waktu yang lebih lama.
Diketahui, sudah hampir sebulan, jembatan penghubung antara Jalan poros Muara Padang dengan sembilan desa ditutup.
Bila tetap dipaksakan untuk dilintasi terutama kendaraan roda empat, maka bukan tidak mungkin akan roboh.
Menurut Kades Daya Utama Sudibyo, warga desanya yang akan terasa jauh untuk masuk atau keluar dari desa bila tidak melalui jembatan penghubung antara jalan poros dengan sembilan desa.
"Hampir sebulan di tutup, karena jembatan miring dan bisa roboh kalau tetap dilalui. Mau tidak mau, dengan kesepakatan jembatan ditutup, konsekuensinya harus memutar. Kalau mau ke desa kami, biasanya sejauah 8 kilometer karena jembatan ditutup, jadi harus menempuh 17 kilometer," katanya, Selasa (22/10/2024).
Baca juga: Mudahkan Akses Warga, Jembatan Penghubung Air Sugihan ke Banyuasin 1 Akan Dibangun Tahun 2025
Baca juga: Bahagianya Warga Desa Pagar Batu Lahat, Puluhan Tahun Terisolir Kini Punya Jembatan Beton
Karena harus memutar dan menempuh jarak 17 kilometer, membuat waktu tempuh juga sangat lama.
Biasanya hanya sekitar setengah jam, tetapi karena adanya jembatan yang di tutup harus menempuh waktu sampai 1.5 jam bahkan lebih.
Warga desa yang ada di sembilan desa harus memutar dan menempuh waktu yang lama yakni Daya Utama, Tirta Jaya, Daya Bangun Harjo, Daya Murni, Sido Makmur, Gilirang, Sumber Mulyo, Margo Rukun dan Margo Mulyo.
"Jembatan yang miring dan akan roboh bila dilalui, sudah dibangun hampir 24 tahun yang lalu. Makanya, mungkin susah tidak mampu lagi untuk dilintasi kendaraan. Kami berharap, kepada pemerimtah Kabupaten untuk bisa membangunkan kembali jembatan penghubung ini. Agar, warga tidak jauh memutar lagi," pungkasnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com