"Papa pasti bangga sama kamu. Dan kamu akan gantiin papi menjadi kepala keluarga. I love you koko," kata Sherly Tjoanda di depan pelayat.
Kepergian Benny Laos yang mendadak tampaknya membuat Edbert terpukul.
Di depan jasad sang ayah, Edbert berurai air mata seraya mengurai kata-kata perpisahan.
Sempat terlihat tegar, Edbert nyatanya tak kuat menahan kepedihan ditinggal sang ayah untuk selamanya.
Terlebih saat insiden speedboat terbakar hingga menewaskan Benny Laos, Edbert tidak berada di Indonesia melainkan di Amerika Serikat.
Karenanya saat mendengar sang ayah wafat pada Sabtu (12/10/2024) dalam kebakaran tragis, Edbert buru-buru pulang ke Indonesia.
Isak Tangis Edbert
Kepergian Benny Laos menyisahkan duka yang mendalam bagi keluarganya. Salah satu sang anak, Bennet Edbert.
Setibanya di rumah duka, Edbert tak kuasa menahan tangis di depan ibu, dua adiknya, dan jasad Benny Laos.
"Papi, maafin Edbert. Edbert banyak salah jadi anak. Aku tahu kadang hubungan kita tidak sempurna. Aku tidak bisa mengerti kamu tapi aku melakukannya," kata Edbert di depan peti mati sang ayah.
Kenang Momen Terakhir Bersama Ayah
Sambil terisak, Edbert pun mengenang momen terakhirnya bersama sang ayah.
Edbert sering diajak sang ayah, Benny Laos untuk kampanye ke wilayah pedalaman.
Kepada sang anak, Benny Laos pernah menceritakan kehidupannya di Maluku Utara saat seusia Edbert.
Di momen itulah Edbert melihat kesungguhan hati Benny Laos yang ingin memajukan tanah kelahirannya.