TRIBUNSUMSEL.COM - Sejumlah driver ojek online melakukan unjuk rasa di depan Patung Kuda Monas di Jalan Medan Merdeka Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024) siang.
Mereka juga kompak menghentikan aktivitas aplikasi untuk pengantaran kepada konsumen.
Salah satu driver ojol Gojek, Abby mengaku pendapatan harian yang diperoleh tergolong tipis.
Hal ini dikarenakan adanya potongan biaya aplikasi, yang besaran dinilai sangat membebani.
Abby membeberkan, besaran potongan untuk biaya yang dimaksud di rentang 20 hingga 30 persen dari tarif yang tertera.
Sebagai contoh, apabila seorang pelanggan yang ingin menggunakan jasa ojek online di bawah 5 kilometer (KM), akan dikenakan tarif sekitar Rp15.000.
Namun, tarif yang tertera tak sepenuhnya untuk sang driver.
Tarif tersebut masih dipotong oleh biaya aplikasi sebesar 20 persen.
Sehingga sang driver hanya mendapatkan Rp10.400.
Padahal pendapatan tersebut masih dipotong untuk keperluanb biaya operasional lain seperti bensin atau uang parkir.
"Saya itu kalau antar pelanggan, tarif terdekat di bawah 5 kilometer biaya tarifnya sekitar Rp15.000 sampai Rp16.000. Nah yang kita dapat itu cuma Rp10.400," ungkap Abby di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (29/8/2024). Dikutip dari Tribunnews.com
Baca juga: Kami Mau Uang", Curhat Driver Ojol Ikut Aksi Demo Ngaku Sering Disanksi Jika Orderan Tak Sesuai
Lebih lanjut, aa mengungkapkan, penghasilan harian yang diperolehnya tergolong tak menentu.
Berdasarkan riwayat pekerjaannya selama menjadi driver ojol, paling tinggi pendapatan kotor mencapai Rp300.000 hingga 400.000 dalam sehari.
Sedangkan pendapatan terendah Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari.
Abby mengaku, pendapatan para driver Gojek makin menipis.