Berkat prestasinya itu, Marchia lolos diterima masuk UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.
Ia pun tidak pernah menyangka akan berpisah secepat ini dengan putrinya.
Ia merasakan kehilangan yang teramat mendalam karena merasa belum bisa selalu ada dalam setiap momen kehidupan Marchia.
"Saat itu saya ditelepon istri. Dia mengawali dengan bilang jangan kaget, Marchia meninggal. Sontak perasaan saya berkecamuk saat itu karena posisi jauh di Balige, sementara Marchia di Yogyakarta," jelasnya.
Kronologi Marchia meninggal dunia
Imelda dengan menahan isak tangis mengungkapkan kronologi meninggalnya putrinya Marchia.
Sejak bulan Juni 2024 ia dan Marchia telah berada di Yogyakarta dibersamai dengan putri sulungnya, Nada, yang telah berkuliah di ISI Yogyakarta untuk mempersiapkan kebutuhan menjelang perkuliahan, termasuk mencari kost.
Bahkan mereka telah menyempatkan diri berkunjung melihat suasana kampus FEB UGM.
"Marchia sempat foto di depan Gedung Pertamina Tower. Dia bilang kampusnya keren dan sempat merasa minder," tuturnya.
Sebagai bentuk merayakan keberhasilan sang putri, Imelda pun merencanakan perayaan kecil.
Ia mengajak kedua putrinya untuk berwisata di Nepal Van Java Magelang.
Kala itu semua terlihat baik-baik saja, tidak ada sesuatu yang dikeluhkan dari putri bungsunya.
Namun hal yang tak terduga terjadi ketika ia tiba di penginapan.
"Saat tiba di penginapan, Marchia bilang akan mandi. Setelah 30 menit lebih kok tidak keluar-keluar, saya ketuk-ketuk tidak ada sahutan dan akhirnya pintu saya buka, Marchia sudah dalam kondisi pingsan," paparnya.
Semula ia mengira bahwa putrinya hanya bercanda.