TRIBUNSUMSEL.COM-- Ada satu hadits Rasulullah SAW tentang nasihat agar manusia berpikir positif.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
Latin Arab:
Ana 'inda dzonni abdi bii
Artinya
Allah berfirman : “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675)
Bentuk panjang dari hadits Ana 'inda dzonni abdi bii adalah sebagai berikut, yang artinya:
Dalam sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW, dikutip dari rumaysho.com:
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري، رقم 7405 ومسلم ، رقم2675
Artinya:
”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”(HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lainnya yang senada dengan hadits di atas adalah :
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
فإن المحسن حسن الظن بربه أن يجازيه على إحسانه
“Orang muhsin atau yang berbuat baik ia pasti akan berhusnuzhan kepada Rabbnya, lalu Allah akan membalas perbuatan baiknya tersebut.” (Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa‘)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata pula,
وأعظم الذنوب عند اللّه تعالى إساءة الظن به
“Dosa yang paling besar di sisi Allah adalah berprasangka jelek kepada Allah.” (Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa‘)
Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin mendorong dan mengajak umatnya untuk selalu berpikir positif, karena sikap optimis dan percaya diri adalah ciri mukmin yang kuat.
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah.
Islam juga menjelaskan bahwa dzan, keyakinan dan pola pikir seseorang sangat mempengaruhi realitas kehidupannya.
Dorongan dan ajakan untuk berpikir positif terdapat dalam Alquran dan hadits nabi.
Kesimpulan
Jika kita bisa menganggap nikmat sebagai sebuah kebaikan, maka kita juga harus bisa menganggap musibah sebagai kebaikan. Berpikir positif atau beprasakanga baik (Husnuz zhon) harus menjadi kacamata kita dalam memandang kehidupan.
Dengan begitu hidup kita akan istiqamah dalam keimanan, karena menganggap semua yang kita alami sebagai rahmat Allah, tanpa kita mempedulikan apakah itu berbentuk nikmat atau musibah.
Sikap husnuz zon juga akan membentuk karakter kemanusiaan kita, karena tidak mudah menyalahkan orang lain atau keadaan sebagai penyebab kondisi yang kita alami.
Itulah Arti Hadits Ana Inda Zhonni Abdi Bi, Nasihat Agar Berpikir Positif, Aku Sesuai Prasangkaan Hamba-Ku. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Sholawat Nuril Mubin Arab & Arti Sholallahu Robbuna Ala Nuril Mubin Ahmadal Mustofa Sayidil Mursalin
Baca juga: Doa Agar Cepat Dapat Panggilan Kerja dan Amalan Lainnya, Bismillahi Ala Nafsi Wa Mali Wa Dini & Arti
Baca juga: Arti La Yukallifullahu Nafsan Illa Wusaha Allah tidak Membebani Seseorang Kecuali Kesanggupannya
Baca juga: Hadits Nabi Laa Taghdob Wa Lakal Jannah dan Artinya, Pentingnya Menahan Amarah, Penjelasan Ulama
Baca juga: Maksud Hadits La Tajalu Buyutakum Maqobir Janganlah Kalian Menjadikan Rumah Kalian Seperti Kuburan