TRIBUNSUMSEL.COM -- Titip Doa kepada Orang yang Naik Haji atau Umroh, Apa Hukumnya?
Sering kita melihat jemaah haji atau umroh memposting sejumlah nama keluarga, teman atau kerabat lainnya yang menitipkan doa saat jemaah yang bersangkutan berada di depan Kabah atau di tempat suci lainnya.
Apa hukumnya? Dan apa benar doa kita akan terkabul? ini penjelasannya.
Titip Doa kepada Orang yang Naik Haji
Dikutip dari situs NU Online, Syekh Abu Bakr al-Ajurriy dari kalangan Mazhab Hanbali berpendapat tradisi mengantar dan menitip doa kepada orang yang berangkat haji adalah hal yang diperbolehkan bahkan dianjurkan.
Hal ini juga dijelaskan oleh Syekh Ar-Ruhaibani dalam kitab Mathalib Ulin Nuha yang menjadi penjelasan kitab Ghayatil Muntaha jilid 6 halaman 472.
وذكر أبو بكر الآجري استحباب تشييع الحاج ووداعه ومسألته أن يدعو له ـ وشيع أحمد أمه بالحج
Artinya:
Syekh Abu Bakr al-Ajurry mengatakan tentang kesunahan mengantar orang haji dan menitipkan juga meminta untuk mendoakannya. Imam Ahmad pernah mengantar ibunya untuk haji".
Dalam kitab Syarh An-Nawawi alal Muslim, juz 13 halaman 14, dijelaskan bahwa tradisi mengantarkan dan menitip doa kepada orang yang naik haji ini telah dilaksanakan sejak zaman Rasulullah SAW.
وأما ثنية الوداع فهي عند المدينة سميت بذلك لأن الخارج من المدينة يمشي معه المودعون اليها
Artinya: "Adapun Tsaniatul Wada' adalah tempat samping Madinah, dinamakan begitu karena orang yang keluar dari Madinah itu berjalan bersama orang-orang yang ditinggalkannya (untuk mengantar),"
Pada kitab Syarh Shahih Al-Bukhari karya Imam Bathal juz 5 halaman 241, Tsaniatul Wada' merupakan tempat para sahabat mengantarkan jamaah haji dan menitipkan doa kepada mereka.
Titip Doa Saat Umroh di Masa Nabi
Dikutip dari acehprov.go.id, titip doa sejatinya sudah dilakukan juga pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini adalah salah satu dalil yang menjadi dasar praktik titip doa saat umroh.