Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur yang mencakup pengukuran tekanan mata.
Pasalnya, jika kondisi mata ini terdeteksi sedari awal, risiko kehilangan penglihatan dapat kamu perlambat atau cegah.
Baca juga: Video Call Sarwendah Bareng 3 Anak yang Liburan Korea, Ruben Onsu Isyaratkan Rujuk? Senyum Bahagia
Penyebab Glukoma
Penyebab glukoma yang utama adalah meningkatnya tekanan dalam mata (tekanan intraokular).
Tekanan tersebut dapat meningkat baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan pada mata.
Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina, yaitu jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata, dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak.
Sayangnya, sampai saat ini, belum jelas kenapa produksi cairan mata bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya bisa tersumbat.
Jenis-Jenis Glukoma
Kondisi ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Glaukoma sudut tertutup
Jenis ini lebih banyak terdapat di negara-negara Asia.
Pada kasus ini, iris menonjol ke depan dan mempersempit atau menghalangi sudut drainase yang terbentuk oleh kornea dan iris.
Akibatnya, cairan tidak bisa mengalir dengan baik melalui mata dan tekanan meningkat.
2. Sudut terbuka
Pada kondisi ini, struktur mata tampak normal, tapi ada gangguan dalam saluran mata trabecular meshwork.
Hal ini menyebabkan tekanan pada mata meningkat secara bertahap yang berujung pada kerusakan saraf optik.
Jenis ini terjadi sangat lambat sehingga sering kali terlambat pengidapnya sadari.
3. Glukoma sekunder
Ini adalah jenis yang terjadi akibat peradangan pada lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada mata.
4. Kongenital
Merupakan kondisi yang terjadi akibat kelainan pada mata (kondisi bawaan). Glaukoma kongenital umumnya menyerang anak-anak.
Faktor Risiko Glaukoma
Karena bentuk-bentuk glukoma kronis bisa merusak penglihatan, bahkan sebelum gejala muncul, penting bagi seseorang dengan faktor risiko glaukoma berikut untuk lebih waspada terhadap gangguan mata ini.
Berikut adalah faktor risiko seseorang bisa mengalami kondisi ini:
Berusia lebih dari 60 tahun.
Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata ini.
Mengidap kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan anemia sel sabit.
Mengalami rabun dekat atau rabun jauh.
Pernah mengalami cedera mata atau menjalani jenis operasi mata tertentu.
Menggunakan obat kortikosteroid, terutama obat tetes mata dalam waktu yang lama.
Gejala Glaukoma
Berikut gejala glaukoma yang umum pengidap kondisi ini rasakan:
Nyeri pada mata.
Sakit kepala.
Melihat bayangan lingkaran pada mata ketika melihat ke sekeliling cahaya.
Mata memerah.
Mual atau muntah.
Mata berkabut (khususnya pada bayi).
Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat objek sama sekali.
(*)
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Baca juga berita lainnya di Google News