TRIBUNSUMSEL.COM - Pengakuan Liga Akbar soal pesan BBM dari Rivaldi Aditya Wardana alias Ucil, ternyata hanya diperlihatkan Eky.
Liga Akbar mengaku pesan BBM dari Ucil itu dikirim oleh Eky dimalam kejadian.
Rupanya Ucil diduga memang memiliki permasalahan dengan Eky sebelum kasus tersebut.
Hal itu baru terungkap bahwa ada pesan BBM dari Ucil yang dikirimkan kepada Eky.
Isi pesan itu lalu diperlihatkan oleh Eky kepada teman dekatnya, Liga Akbar.
Diketahui, awalnya, pengacara keluarga Vina, Putri Maya Rumanti mempertanyakan kesaksian Liga Akbar di persidangan.
Di mana Liga Akbar mengaku mendapat psan BBM dari Ucil.
"Menerima BBM masuk dari Ucil, 'mampus Eky mati'," kata Putri Maya.
Baca juga: Liga Akbar Akhirnya Bongkar Kronologi Pembunuhan Vina Hasil Settingan, Ngaku Ada Pengkondisian
Namun rupanya kesaksian itu dicabut oleh Liga Akbar setelah 8 tahun kasus itu terjadi.
Menurut kuasa Hukum Liga Akbar, Yudia Alamsyach, pesan BBM dari Ucil itu justru dikirimkan ke ponsel Eky. Bukan langsung ke Liga Akbar.
Ia menegaskan bahwa Liga Akbar tidak kenal dengan Ucil.
"Tapi tidak mengenali Rifaldi yang ditunjukkan sama Eky," kata dia.
Sebelum pergi dengan Vina untuk ikut rapat XTC 04 Sumber, Eky sempat nongkrong di depan SMA 4 bersama Liga Akbar.
Baca juga: Nasib Aep jika Beri Keterangan Palsu Kasus Vina Cirebon, Susno Duadji: Terancam Penjara 7 Tahun
Setelah itu Eky kemudian berpamitan untuk mengikuti acara rapat XTC.
Rupanya sebelum pergi, Eky sempat memperlihatan pesan BBM dari Ucil.
"Itu Eky menunjukkan adanya BBM masuk di mana ada foto Rivaldi," kata Yudia.
Adapun isi dari pesan BBM Ucil kepada Eky soal ancaman dan ingin ribut.
Isi dari pesan BBM itu, yakni Ucil ingin mengajak Eky untuk ribut.
"Yang ada ancaman ingin ribut lah. Informasi Rivaldi itu diperoleh sebelum Eky meninggalkan tongkrongan," jelasnya.
Fakta baru itu, kata Yudia, menjadi poin perubahan yang disampaikan oleh Liga Akbar ke penyidik Polda Jabar.
Terkait alasannya mengapa tidak jujur pada 8 tahun lalu, Yudia mengklaim sudah menginformasikan ke penyidik.
Selain keterangan soal pesan BBM, Liga Akbar juga mencabut kesaksian soal dilempari dan dikejar pelaku di depan SMP 11.
Yudia menegaskan bahwa peristiwa itu sebenarnya tidak ada.
"Bahwa kejadian dikejar, dilempar itu tidak ada," jelasnya.
Yudia mengatakan alasan Liga tak berkata jujur lantaran selama ini takut untuk mengungkap fakta sebenarnya.
"Liga merasa ketakutan selama ini, karena keterangan di kepolisian tidak sesuai dengan faktanya," katanya.
Liga juga mengatakan bahwa pada saat diperiksa sebagai saksi, rangkaian tersebut sudah ada yang mengkondisikan.
"Pada awalnya Liga menolak menandatangani BAP tersebut, akan tetapi Liga ini selalu diarahkan untuk mendandatangani BAP itu," ungkap dia.
Saksi Gaga Awod
Sebelumnya, di berkas putusan PN Cirebon itu, sosok Liga Akbar alias Gaga itu terbilang cukup krusial.
Berdasarkan kronologi putusan berdasarkan kesaksian Liga hingga membuat delapan orang ditangkap dan divonis sebagai pelaku. Mereka adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.
Seluruhnya divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis selapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak.
Tiga orang atas nama Pegi, Andi dan Dani dinyatakan buron.
Terkini, pria bernama Pegi Setiawan ditangkap karena dianggap pelaku yang buron tersebut. Aparat Polda Jabar menyebut Andi dan Dani tidak ada dan menghapusnya dari daftar pencarian orang (DPO).
Sementara disebutkan dalam dokumen bahwa sosok Gaga yang mengirim SMS kepada Eki untuk bertemu di Taman Kota Cirebon pada 27 Agustus 2016.
Masih dalam dakwaan disebutkan bahwa saat sebelum dikejar pelaku, Eky dan Vina bersama Liga Akbar Cahyana alias Gaga Awod.
Gaga dalam kesaksiannya mengatakan bahwa ia bertemu Eky yang bersama Vina sekitar pukul 20:15 WIB. Ketiganya lalu berbincang-bincang di Taman Kota Alun-alun Cirebon.
Pengacara Pegi Setiawan, Toni RM mengatakan Gaga Awod mengenali Ucil.
"Ada satu yang valid yang dikenali Liga Akbar, yaitu Rifaldi Aditya," kata Toni, dilansir dari Tribunnewsbogor.com.
Kesaksian Gaga Awod, menurut Toni turut menambah keyakinan ayah Eky, Rudiana.
"Liga Akbar mengenal salah satu pelaku, sehingga dari salah satu pelaku dikembangkanlah jadi 11 pelaku," kata Toni.
Gaga mengenal Ucil lewat BlackBerry Messenger alias BBM. Menurut Gaga, Ucil dulunya sempat menjadi anggota XTC. Menariknya, Gaga mengaku bukan anggota XTC. Ia mengatakan sempat diajak Eky untuk berkumpul dengan anggota XTC.
Ternyata bukan hanya Gaga Awod yang mengenal, Linda juga.
"Satu kenal yang sudah di dalam, sudah divonis, si Rifaldi itu, Ucil," kata Linda.
Linda tak asal mengenal wajah dan nama.
Rupanya Ucil adalah kakak kelas dan tetangga rumah Linda.
"Kakak kelas SD, tetangga di rumah," katanya.
Namun begitu Linda tak mengetahui detail soal pribadi Ucil.
"Gak tahu (anggota geng motor) karena gak sedeket itu. Gak pernah ngobrol, dia juga jarang di rumah. Ketemu terakhir waktu SD. Waktu SD sih baik orangnya, karena masih anak-anak sih," kata Linda.
Sedangkan pihak Ucil berkukuh tak terlibat kasus Vina Cirebon.
Pengacara, Jogi Nainggolan mengatakan Ucil sudah ditahan sehari sebelum pelaku kasus Vina ditangkap atas kasus kepemilkan senjata tajam berupa samurai.
"Sebenarnya terjerat kasus undang-undang darurat tentang senjata tajam, tapi dia kemudian digeser menjadi salah satu terdakwa dalam kasus Vina," kata Jogi.
Sebagaimana diketahui, peristiwa pembunuhan dan rudapaksa terhadap Vina terjadi pada 27 Agustus 2016 di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Vina dan Eky disebut dibunuh secara sadis oleh sejumlah anggota geng motor.
Setelah membunuh korban, geng motor ini merekayasa kematian korban seolah Vina dan kekasihnya tewas karena kecelakaan.
Pegi Setiawan ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eki yang terjadi pada 27 Agustus 2016 di Cirebon.
Menurut kepolisian, Pegi Setiawan adalah sosok yang selama ini berada dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Ia ditangkap di Bandung pada Selasa (21/6/2024).
Pegi Setiawan diduga sebagai salah satu anggota geng motor yang bertanggung jawab atas kematian Vina dan Eki.
Selain itu, Pegi Setiawan juga digadang-gadang sebagai pelaku utama pembunuhan ini.
Kendati demikian, tertangkapnya Pegi Setiawan ini menimbulkan sejumlah kontroversi.
Baca berita lainnya di Google News
Ikuti dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com