Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM -- Sosok polisi viral yang apit Pegi Setiawan saat konferensi pers pembunuhan Vina di Cirebon turut curi perhatian.
Lantaran ekspresi sosok polisi yang mengapit Pegi Setiawan kala itu diduga publik ikut merasa 'Iba'.
Pasca Pegi ditetapkan sebagai DPO kasus pembunuhan Vina dan Egi yang tewas pada tahun 2016 silam.
Bahkan polisi yang diduga berasal dari satuan Diskrimum Polda Jabar ini sesekali terlihat menundukkan kepalanya.
Polisi berjanggut tebal yang mendampingi Pegi Setiawan itu terlihat tak tenang.
Ia juga bak seolah ingin menguatkan Pegi agar tetap tegar dengan nasibnya.
Namun polisi yang identitasnya belum diketahui ini
Sementara itu, dalam konferensi pers itu Pegi juga menunjukkan gelagat tak biasa saat polisi membacakan runutan kronologi kasus Vina Cirebon.
Pria yang ditangkap di Bandung, Jawa Barat itu tertangkap kamera menggelengkan kepala.
Pegi mengaku semua tuduhan kepadanya merupakan kebohongan.
"Saya ingin bicara. Saya tidak pernah melakukan (pembunuhan). Saya rela mati," kata Pegi.
Petugas kepolisian, terlihat langsung mengamankan Pegi.
Namun, Pegi tetap bersikukuh untuk berbicara.
Dapat Sorotan Pakar
Sementara, gestur tak biasa yang ditunjukkan oleh Pegi itu pun mendapat sorotan dari pakar mikro ekspresi, Dedy Triasmara.
Menurut Dedy, Pegi menunjukkan sikap tidak nyaman saat polisi mengungkap perannya dalam pembunuhan Vina.
"Dia tidak nyaman kelihatan disitu dan kemudian dia sangat menunduk gitu sama sekali gak natap kedepan, itu adalah represent bahwa diposisi yang sangat 'saya tidak bisa membela apapun' karena dia tidak dalam kesempatan untuk bisa menjelaskan situasinya," ungkap Dedy Triasmara, dilansir dari Youtube KOmpas TV, Senin, (27/5/2024).
Dedy menuturkan Pegi juga sempat menarik nafas dengan panjang, menandakan kondisi berat yang tengah dihadapkannya.
"Pada posisi seperti itu pasti punya tekanan yang begitu besar," terangnya.
Gestur Pegi Setiawan acap kali menggelengkan kepala di tengah konferensi pers.
Menurutnya, ada beberapa faktor gestur menunduk itu, salah satunya bentuk ekspresi tak menyangka.
"Ketika kita enggak yakin mengatakan itu satu, atau kedua gak menyangka bahwa misalnya dia melakukan hal tersebut sampai terdeteksinya sedetail itu, atau ketiga itu cross inside the mind yang ngeresponnya ini sebenarnya beriteraksi dalam dirinya sehingga terjadi seperti itu, jadi dia gak terlalu yakin apakah dia benar-benar melalkukan itu," kata Dedy.
Lebih lanjut, Dedy Triasmara menyampaikan analisanya terkait gestur seseorang dalam keadaan tertekan.
Dedy menjelaskan jika memang dia merasa tidak bersalah pasti tidak akan berani menghadapi banyak orang.
"Posisi menunduk, kalau dia merasa totally tidak mau disalahkan atau orang yang merasa bersalah pun dia pasti tidak akan berani menghadapi orang yang ada dihadapannya, ini dia posisinya dia tidak bisa melawan," katanya.
"Dia lagi memvalidasi apakah benar-benar dia alami itu memang kejadiannya yang seperti diungkapkan," sambungnya.
Baca juga: Analisa Pakar Ekspresi Soal Gelagat Polisi Nyaris Bungkam Mulut Pegi saat Bantah Bunuh Vina
Disisi lain, Dedy mengartikan gestur bantahan Pegi yang mengaku tak terlibat pembunuhan.
"Di momen ketika dia bisa bicara, kemudian dia bisa mengungkapkan pembelaan dirinya karena kalo gak kan dia tahu kosekuensinya ketika dia diputuskan, dia sedang memperlihatkan diri mempertahankan 'saya tidak bersalah', itu antisipasinya," ungkapnya.
Selain itu, Dedy juga mengungkapkan gestur aparat yang seolah hendak menutup mulut Pegi saat membantah.
Menurutnya, hal itu dilakukan wajar supaya tidak mengacaukan atau tidak misdirect dari apa yang sudah dilakukan, penyidik.
"Sehingga difokuskan disitu, dan hanya upaya untuk memastikan masih dalam kooridor itu aja sih," terangnya.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
(*)
Baca juga berita lainnya di Google News