TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti laa yadkhulul jannata bakhil, hadits tentang orang yang kikir, sifat tercela yang dibenci Allah SWT.
Kalimat La yadkhulul jannati bakhil adalah salah satu nasihat Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya yang diriwayatkan HR Tirmizi.
Rasulullah SAW Bersabda:
لا يدخل الجنة بخيل… (رواه أحمد و الترمذي)
Arab Latin: Laa yadkhulul Jannata bakhil
Artinya :
“Tidak akan masuk syurga orang yang Bakhil/Pelit/Kikir” (HR Tirmizi)
Kata bakhil berasal dari bahasa Arab.
Bakhil (البخل) asal kata al-Bakhil yang arti menahan sesuatu.
Dalam bahasa Indonesia, bakhil artinya kikir/pelit.
Secara istilah kata bakhil menunjukkan sebuah perbuatan seseorang yang tidak mudah menyerahkan/menahan segala sesuatu yang telah sepantasnya/wajib diserahkan kepada seseorang yang seharusnya mendapatkannya.
Menurut hal tersebut baik kewajiban berdasarkan agama maupun kewajiban berdasarkan ketaatan di dalam sebuah adat.
Contoh sifat bakhil dalam kehidupan sehari-hari di antaranya enggan bersedekah, berinfak, mengeluarkan zakat, nafkah keluarga, dan lain-lain.
Bakhil adalah sifat yang harus dihindari oleh setiap muslim, karena kebakhilan adalah sikap egois yang dilarang oleh Islam, tercela dan berakibat buruk baik bagi dirinya sendiri, di dunia maupun di akhirat.
Menurut Imam Al-Gazali, ada dua hal penyebab penyakit bakhil.
Bakhil adalah salah satu sifat tercela yang lahir dari cinta harta dan takut miskin. Bakhil juga dapat timbul dari adanya anak yang mengakibatkan panjangnya angan-angan.
Dalam kehidupan manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain, itulah kata ibn Kholdun. Karenanya Islam mengajarkan untuk tidak kikir/pelit sebaliknya jadilah orang yang pemurah atau dermawan atau bahasa arabnya Yadun Sakhiyun.
Orang yang pemurah/dermawan termasuk salah satu ciri orang yang bertakwa, sebagaimana terdapat dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 133-134 yang artinya:
Artinya:
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan
Orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang (memiliki semuanya) maupun sempit (yang hanya memiliki harta terbatas) adalah orang yang dermawan, bukan orang bakhil, kikir atau pelit.
Keutaman orang dermawan
Hadist Rasulullah
Wahai Ali, orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, orang yang dermawan itu dekat dengan rahmat Allah dan jauh dari siksa Allah.
Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, orang yang bakhil itu jauh dari rahmat Allah dan dekat dengan siksa Allah.
Surga diciptakan untuk orang dermawan
Wahai Ali, ketika Allah menciptakan surga, maka surga bertanya: Ya Rab, untuk apa aku diciptakan? Allah menjawab: Untuk tiap-tiap orang yang dermawan dan orang yang bertaqwa.
Surga berkata: Aku ridho (untuk orang yang dermawan). Dan neraka pun bertanya: Ya Rabb, untuk apa aku diciptakan? Allah menjawab: Untuk orang yang bakhil dan takabur. Neraka pun berkata: Aku menang untuk keduanya (orang bakhil dan orang sombong). Wallahualam bishawab.
Itulah Arti laa yadkhulul jannata bakhil, hadits tentang orang yang kikir, sifat tercela yang dibenci Allah.
Baca juga: Hukum Makan-Minum Sambil Berdiri dalam Islam dan Apakah Benar Minum Sambil Duduk Lebih Menyehatkan?
Baca juga: Lebih Banyak Tidur di Bulan Ramadhan tidak Membatalkan Puasa, Bahkan Bermakna Ibadah, Benarkah?
Baca juga: Bolehkah Berhubungan Suami Istri Malam Hari di Bulan Ramadhan, Berikut Penjelasannya
Baca juga: Waalaikumussalam atau Waalaikumsalam, Mana Jawaban yang Tepat ketika Mendapat Ucapan Assalamualaikum
Baca juga: Arti Allahumma Inni As-alukal Afiyah, Bacaan Doa Afiyah yang tidak Pernah Ditinggalkan Rasulullah