Suryadi masih tetap memantau dan menjalin komunikasi dengan anggota dan staf PPS Banuayu untuk memastikan kelancaran jalannya Pemilu di daerahnya.
Sekretaris PPS Desa Banu Ayu, Dwi Utomo, bahwa almarhum Suryadi selama bertugas di PPS Banu Ayu orangnya baik.
"Keseharian, selama bekerja dengan kami orangnya enak, humble, loyal kalau soal pekerjaan," katanya, Senin (19/02/2024).
Lanjut kata Dwi Utomo, sebelum hari kejadian Suryadi mual di TPS, namun malamnya dia selalu berkomunikasi.
"Malamnya kami selalu by phone. Diskusi soal perkembangan dan persiapan pemilu, di setiap TPS di bawah PPS Banu Ayu," ujarnya.
Begitu juga saat Suryadi di rumah sakit, kata Dwi Utomo, Suryadi juga rutin telepon menanyakan soal pasca pemungutan suara di Desa Banuayu.
"Sering telpon, nanya bagaimana kondisi pemilu di Desa Banu Ayu. Kami kebetulan belum sempat menjenguk ke rumah sakit, karena kesibukan. Kami tidak menyangka beliau meninggal hari ini," bebernya.
Sementara, staf sekretriat PPS Banuayu Susanto menceritakan kronologis kejadian.
Dimana kejadian ini bermula pada hari H Pencoblosan 14 Februari 2024 lalu, Suryadi sekitar pukul 09.00 WIB ke TPS 03 di Banuayu.
Kebetulan Suryadi hendak menyalurkan hak pilihnya di TPS tersebut. Sekalian dia memantau pelaksanaan Pencoblosan di TPS 03 tersebut.
Tidak lama kemudian, Suryadi mengalami mual dan muntah. Sehingga Suryadi dibawa ke rumah. Karena kondisinya lemah oleh keluarga dibawa ke RSUD Martapura.
"Jadi hari Rabu 14 Februari dirawat. Tadi jam 5 sore meninggal," ujarnya.
Diceritakannya, selama bekerja sebagain penyelenggara di PPS, Suryadi aktif di seluruh tahapan pemilu di tingkat PPS.
"Kami tidak menyangka, karena selama bekerja dia terlihat biasa saja, tidak ada keluhan ataupun terlihat lesu," katanya.
Dia juga menceritakan, selama di rumah sakit, Suryadi sempat membuat vidio dan mengirimkan ke anak buahnya di PPS Banu Ayu.