Raut wajahnya tampak lelah.
Namun, dia terus bergerak dan tak henti bekerja, penuh semangat.
Kakinya naik turun menginjak pedal mesin jahit.
Tangan kanan memegang pakaian yang mau dijahit sambil sesekali memutar roda putar.
Tatapan matanya tajam pada tiap jarum dan benang yang menghujam garis jahitan.
"Setiap hari begini, Mas. Pagi sampai siang di Cirebon permak levis, nanti agak sore ke Indramayu, sampai malam, karena harus kampanye bertemu orang-orang," kata Yuliah.
Yuliyah rela pulang pergi Cirebon-Indramayu satu sampai tiga hari sekali untuk tetap dapat menafkahi diri, sekaligus memperjuangkan harapannya mengabdi masyarakat.
Dari usaha ini, dia dapat mengantongi untung Rp 200.000-300.000 setiap harinya.
Kondisi modal yang terbatas membuatnya kian tertantang.
Dia mencoba ingin membuktikan menjadi seorang caleg tanpa modal besar.
Menurutnya hal ini juga bagian dari edukasi bahwa caleg tidak melulu identik dengan modal banyak uang.
Yuliyah meyakini, selama apa yang diperjuangkan benar, pengabdian tulus pada masyarakat, dan kesungguhan akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Baca berita lainnya di Google News