Meski begitu, semasa duduk di bangku SMP, Elo pernah minder.
Saat itu, Elo iri melihat teman-temannya yang normal bisa melalukan aktivitas praktik untuk mata pelajaran olahraga.
Sedangkan dirinya, hanya bisa menyaksikan teman-temannya.
"Namun saya bisa bangkit karena kesadaran diri sendiri, motivasi dari ibu saya, teman-teman terdekat.
Kemudian saya saat itu berinisiatif untuk meminta guru saya mengganti aktivitas praktik olahraga dengan tulis," katanya.
Prestasi
Elo merupakan alumnus SMA Katolik Thomas Aquino di Bali tahun 2018.
Dia tertarik pada desain grafis sejak duduk di bangku SMA.
Semasa SMA, Elo juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis.
Sedangkan studi kuliah dimulainya pada tahun 2019 lalu, melalui jalur khusus penyandang disabilitas.
Dia pada saat itu tidak melanjutkan studi di Bali karena belum menemukan perguruan tinggi yang membuka jalur khusus disabilitas.
Baca juga: Profil Sosok Prof Widodo, Rektor UB Viral Karena Harus Salaman Dengan Kaki Mahasiswanya Saat Wisuda
Elo merupakan penerima beasiswa penuh.
Selama kuliah, dia merasa bersyukur karena tidak pernah mendapat perlakuan diskriminasi dari teman-temannya atau para dosen.
Hanya saja, saat berada di semester 2, salah satu dosennya pernah kaget melihat Elo menggunakan kakinya untuk beraktivitas.
"Dosennya itu dosen pindahan jadi sempat kaget di awal, belum mengerti kalau ada mahasiswanya yang disabilitas.