Hal itu tercermin tatkala Nabi Ibrahim mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam agama Islam sebagaimana diceritakan dalam QS al-An’am ayat 41-44. Dengan menjaga adabnya ia menjelaskan dengan santun kepada ayahnya mengenai ketauhidan.
Diketahui saat itu ayah dari Nabi Ibrahim merupakan penyembah berhala, Ibrahim mengajak ayahnya untuk menyembah kepada Allah semata, satu-satunya tuhan yang berhak dan wajib disembah.
3. Beramar ma’ruf nahi munkar
Nabi Ibrahim telah diberi hujjah yang kuat oleh Allah ta’ala sehingga selalu dapat mematahkan berbagai dalih yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam ketika berdebat.
Karena memiliki hujjah yang kuat inilah, Nabi Ibrahim berhasil membungkam para penduduk daerah Harraan yang menganggap bulan, bintang dan matahari sebagai tuhan.
4. Takut kepada Allah
Hal itu dibuktikan ketika Raja Namrud hendak melemparkannya ke dalam api yang berkobar-kobar, Nabi Ibrahim tidak gentar sedikit pun. Ia yakin sepenuhnya bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang memperjuangkan agama-Nya.
5. Berserah diri kepada Allah
Pada peristiwa di mana Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail yang masih bayi di Mekah yang tandus dan tiada sumber air. Karena takwa dan tawakal yang tertanam kuat di hati Ibrahim dan Hajar, akhirnya Ibrahim meninggalkan keduanya karena menjalankan perintah Allah, dan Hajar rela ditinggal di tempat itu.
6. Menjalankan perintah Allah
Terbukti ketika Allah mewahyukan Ibrahim lewat mimpi, untuk menyembelih putra yang sangat ia cintai (Ismail), tanpa ragu ia bersegera menjalankan perintah itu.
Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Ismail menjawab dengan jawaban yang menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan dirinya sendiri
“Ismail menjawab: “Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS ash-Shaffat: 102).
Sayyidah Hajar, sang ibu juga dengan kelapangan jiwa menyilakan Nabi Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu. Inilah sebuah potret keluarga saleh yang lebih mengutamakan perintah Allah dibandingkan dengan apapun selainnya.
Itulah arti Ittabi' Millata Ibrāhīma Hanīfā, Kutipan Surat An-Nahl Ayat 123 dan Sifat Teladan Nabi Ibrahim seorang yang hanif.
Baca juga: Arti Takhayul dan Khurafat Adalah, Sebutan Istilah Mitos dalam Islam, Penjelasan, Dalil dan Hukumnya
Baca juga: Arti La Ilaha Illallah Al-Malikul Haqqul Mubin, Lafadz Doa Qobiltu Ijazah, Mudah Diamalkan & Manfaat
Baca juga: Arti Warabbuka Alamu Bilmufsidin Surat Yunus Ayat 40-41 Allah Maha Tahu Orang yang Berbuat Kerusakan
Baca juga: Arti Dakwah, Dakwah Islam, Syiar, Syiar Islam Adalah, Jenis-jenis, Ruang Lingkup dan Dalilnya