"Tapi saat saya melerai, tiba-tiba mereka memukuli saya," ujar dia.
Saat dirinya dipukuli, lanjut Chepy, orang- orang yang ada di situ tak ada yang membantu karena mungkin takut sebab kelompok tersebut jumlahnya banyak.
"Selain itu juga mungkin mereka diancam jangan ikut campur, " katanya.
Mungkin pada saat itu, kata Chepy, mereka tak tahu dirinya polisi karena menggunakan jaket.
"Tapi setelah dibuka jaket, masih ada yang mukul saya, " ujarnya.
Chepy mengatakan, pada saat kejadian dirinya membawa senjata api, tapi tidak dipergunakannya.
"Saya sempat memegang senjata, tapi melihat situasi dan kondisi, di situ ada anak-anak, sehingga saya mengambil keputusan untuk tak menggunakannya, " kata dia.
Setelah buka jaket dan memegang senjata, kata Chepy, para pelaku melarikan diri, lalu dirinya langsung mengejar para pelaku.
Baca juga: Gibran Samakan Penerimaan Pajak dengan Kebun Binatang, Reaksi Anies Baswedan Malah Jadi Sorotan
Meski telah dikeroyok dengan membabi buta dan brutal oleh para pelaku, keberanian Chepy, dan integritasnya sebagai Polisi tak sirna.
Ia langsung mengejar para pelaku, meski sendiri dan badannya terasa sakit apalagi di bagian kepala karena dipukul helem.
"Saat mengejar ada Babinkantibmas, saya bilang kejar tangkap, lalu dibantu mengejar, " tuturnya.
Saat itu, kata dia, warga juga jadi berani membantu mengejar pelaku.
"Saat dikejar, satu mobil pelaku sempat menabrak motor, lalu menabrak trotoar, hingga ban mobilnya pecah, " kata Kusworo.
Sehingga kata Chepy, tersangka pertama bisa ditangkap, setelah itu dikembangkan dan yang lainnya tertangkap.
Adapun 4 tersangka yanv telah diringkus, yaknibTS (53) EH (21) DS (26), AS (27).