TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kericuhan kembali mewarnai proses pemilihan raya mahasiswa (Pemira) UIN Raden Fatah Palembang hingga terjadi aksi adu fisik, Kamis (15/12/2023).
Akibatnya, penghitungan suara Capresma dan Cawapresma UIN Raden Fatah terpaksa ditunda karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Ditambah lagi adanya gugatan dari masing-masing tim pemenangan yang kurang puas dengan keputusan KPUM sebagai penyelenggara Pemira semakin membuat situasi tak kondusif.
Ketua KPUM UIN Raden Fatah Palembang M Imam Zaki Syahputra mengatakan, kericuhan yang terjadi dikarenakan masing-masing tim pemenangan Partai Ashabul Kahfi dan Laskar Ulul Albab berbeda pendapat.
Karena ada yang tidak terima dengan keputusan dan proses berjalannya Pemira.
Keributan terjadi ketika KPUM tengah beraudiensi dengan Rektorat untuk membahas proses Pemira.
"Mereka saling tidak terima, tim pemenangan ini ada yang mau tetap dilanjutkan ada yang mau dibatalkan, bahkan mau penghitungan suara ulang. Hal itu membuat suasana memanas dan terjadi adu fisik, " kata Imam, saat dihubungi via telepon, Jumat (15/12/2023).
Baca juga: Kapolda Sumsel Mutasi 332 Pama dan Pamen, Dua Perwira Diperiksa dan Evaluasi
Penghitungan suara ditunda sampai ada informasi lebih lanjut dari Rektorat.
"Semalam hasil penghitungan masih ditunda sampai waktu yang belum ditentukan, nunggu pimpinan Rektorat karena harus didiskusikan, " ujar Imam.
Dalam Pemira yang dilaksanakan mahasiswa memilih Presiden Mahasiswa, Ketua DEMAF, dan Ketua HMPS, sejauh ini baru hasil penghitungan suara Ketua DEMAF dan HMPS yang sudah dilakukan.
Sementara hasil pemungutan suara Capresma dan Cawapresma belum dihitung.
Imam menerangkan, penghitungan suara DEMAF dan HMPS pun belum final.
"Belum, karena masih nunggu surat bukti dari setiap tim pemenangan, dan surat gugatan. Suara Capresma belum kami hitung, " katanya.
Karena itu pihaknya akan melakukan rapat dan mengumumkan hasil penetapan Pemira.
"Akan kami rekap dulu dan hari ini hasil penetapan. Hari ini juga akan kami bahas bagaimana untuk Demau, " ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial ajang debat calon presiden mahasiswa (Capresma) UIN Raden Fatah Palembang yang berlangsung di kampus B Jakabaring diwarnai kericuhan.
Hal itu bermula saat seorang mahasiswa naik ke panggung dan merebut mic yang dipegang oleh pemandu acara.
Mahasiswa itu berusaha merebut mic untuk membatalkan dan mempertanyakan acara debat Capresma antara dua paslon yang digelar pada Senin 11 Desember 2023 kemarin.
Sontak saja sikap itu mengundang reaksi keras dari orang-orang yang hadir pada kesempatan tersebut.
Pada acara debat yang harusnya kedua paslon Capresma hadir, hanya satu paslon yang datang.