Berita Lubuklinggau

8 Kandang Ayam Ada Di Tengah Pemukiman, Warga Musi Rawas Protes Aroma Tak Sedap Hingga Banyak Lalat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi kandang ayam yang dikeluhkan warga karena tepat berada di tengah pemukiman Dusun 7 Desa Suro atau Kampung Bali Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas (Mura) Sumsel.

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis

 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Wabah lalat yang diduga berasal dari kandang ayam meresahkan masyarakat Tribina di Dusun 7 Desa Suro atau Kampung Bali, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumsel.

Lokasi kandang ayam itu berada dekat tengah pemukiman membuat masyarakat resah.

Bahkan, tak tanggung-tanggung delapan kandang ayam hanya berjarak puluhan meter saja di bangun tak jauh dari rumah warga. 

Keluhan ini disampaikan Kherly Defi Key di media Facebook miliknya.

Dalam Facebooknya, dia meminta pihak terkait khususnya DLH Musi Rawas untuk menindak kandang ayam di pemukiman warga itu.

Baca juga: Jadwal dan Lokasi Pasar Murah di Palembang, Ada Paket Sembako Murah Dibanding Harga Pasaran

Unggahan Kherly Defi Key ini sudah dibagikan ratusan kali dan sudah ditonton puluhan ribu orang.

Menurutnya pemilik kandang harus tahu jarak kandang dibangun dengan pemukiman warga, namun ini tidak mau hasilnya saja tidak tahu ruginya masyarakat.

"Rumah kami ini dipenuhi lalat, saya mau makan mau mengajak keluarga kumpul, kami minta tolong dengan pemerintah datang lihat kami, sinyal sudah tidak ada, tapi pemilik kandang mau untungnya saja," ujarnya saat menyampaikan keluhan dalam Facebook.

Selain itu, dia menyampaikan saat musim penghujan saat ini mereka sangat tersiksa, karena bau busuk kotoran ayam masuk ke rumah warga diperparah rumah mereka diteror lalat.

"Dulu tidak pernah ada seperti itu, sekarang rumah kami dikelilingi oleh kandang ayam, kamu banyak uang tapi caranya tidak demikian," ujarnya.

Seharusnya apabila pemilik kandang ingin untungnya, mereka memikirkan juga dampak bau dari kandang ayam itu agar tidak ke mana-mana dan lalat tidak meneror warga.

"Diberi disinfektan apa supaya tidak ada lalat jangan seenaknya mau untung," ungkapnya.

Ketika dikonfirmasi Tribunsumsel.com, Kherly mengaku video siaran  langsungnya itu merupakan puncak kekesalannya pada pemilik kandang ayam yang makin menjamur.

Menurutnya warga takut melakukan aksi protes, karena khawatir keluhan mereka hanya dianggap angin lalu oleh dinas di Kabupaten Musi Rawas.

"Saking banyaknya jumlah lalat saat panen ayam broiler, hingga malam hari suara bising dari lalat masih mengganggu kami saat akan tidur," ungkapnya.

Dia sendiri juga merasa jijik dengan adanya binatang yang memiliki nama ilmiah Diptera tersebut.  Apalagi hewan tersebut identik dengan pembawa penyakit lantaran biasa hidup ditempat yang kotor. 

Bahkan saking banyaknya lalat membuat pengunjung rumah makan milik orang tuanya yang sudah berjualan puluhan tahun terancam tutup.

"Semenjak lalat merebak ini tidak ada satupun pengunjung yang datang, mungkin pengunjung merasa jijik mau makan karena banyak lalat," ujarnya.

Untuk itu, Kherly berharap kepada pemerintah Musi Rawas agar menegur pemilik kandang dan bahkan sebisa mungkin jangan membuat kandang ditengah pemukiman warga.

"Kami minta sebisa mungkin kandang itu dibongkar, kalau mau buat kandang harus harus jauh dari pemukiman minimal 1 Km dari rumah-rumah penduduk desa warga," ungkap.

Kherly juga menambahkan apabila keluhannya tidak digubris akan mengajak warga untuk melakukan demo supaya kandang ditutup.

"Saya akan ajak warga untuk nutup dan kami laporkan ke yang lebih tinggi lagi," tambahnya. 

Berita Terkini