Gunung Marapi Erupsi

Tewaskan 11 Pendaki, Inilah Penyebab Gunung Merapi Meletus Tiba-tiba Tanpa Aktivitas Vulkanik Dulu

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan erupsi Gunung Marapi Sumbar pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB. Inilah penyebab erupsi Gunung Marapi tiba-tiba

TRIBUNSUMSEL.COM - 11 dari 75 orang pendaki ditemukan tewas dalam meletusnya Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.

Letusan gunung setinggi 2.891 meter itu disebut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan.

Hal tersebut disampaikan PVMBG dalam keterangan resminya pada Minggu terkait update letusan Gunung Marapi.

PVMBG juga mengatakan, meletusnya Gunung Marapi menyebabkan kolom abu setinggi 5891 meter di atas permukaan laut.

Ketua Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Ahmad Rifandi buka suara soal letusan Gunung Marapi yang disebut terjadi secara tiba-tiba.

Ia menjelaskan, erupsi gunung api terkadang juga dipicu oleh kondisi bawah permukaan yang terjadi secara tiba-tiba.

Baca juga: PVMBG Sebut Status Gunung Marapi Waspada Sejak 3 Agustus 2011 : 11 Pendaki Tewas, 12 Pendaki Hilang

Contohnya adalah masuknya air tanah secara tiba tiba ke kantung magma dangkal atau terpicu oleh gempa tektonik lokal.

Khusus letusan Gunung Marapi, pemicu erupsi yang sudah dipastikan saat ini adalah akumulasi tekanan sangat dangkal.

"Karena tidak terdeteksi peningkatan gempa VA (Gempa Vulkanik-Dalam) secara signifikan dan yang kedua tiltmeter yang bereaksi adalah tiltmeter puncak," jelas Ahmad kepada Kompas.com, Senin.

"Jadi dari tiltmeter terjadi peningkatan tekanan di kedalaman dangkal, namun pemicu pelepasan tekanan itu belum bisa kita tentukan karena dari data kegempaan tidak ada indikasinya," tambahnya.

Tipe letusan Gunung Marapi

Lebih lanjut, Ahmad menerangkan bahwa Gunung Marapi memiliki tipe letusan freatik yang dipengaruhi oleh gas sehingga erupsi bisa terjadi secara tiba-tiba.

Karena alasan itulah dibuatkan imbauan agar masyarakat tidak boleh memasuki radius tiga kilometer dari puncak Gunung Marapi.

"Untuk erupsi susulan masih terjadi," kata Ahmad.

Alat PVMBG rusak

Terkait letusan Gunung Marapi yang terjadi secara- tiba-tiba, Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG Ahmad Basuki mengatakan, dinamika suatu gunung api banyak macamnya.

Ia mencontohkan, ada aktivitas dari sebuah gunung yang dapat dideteksi sebelum meletus, namun ada pula yang tidak.

Adapun, letusan adalah pelepasan tekanan secara tiba-tiba.

Dalam proses peningkatan ini, secara umum gunung api akan menimbulkan gempa vulkanik.

"Namun Gunung Marapi saat ini tidak terjadi hal tersebut," kata Basuki saat dihubungi Kompas.com, Senin.

"Jadi ini merupakan karakter dari Gunung Marapi yang perlu diwaspadai," tambahnya.

Lebih lanjut, Basuki menerangkan bahwa peralatan untuk mendeteksi aktivitas Gunung Marapi harus dipasang sangat dekat dengan kawah.

Sayangnya, peralatan milik PVMBG sudah hancur.

"Saat ini alat kami yang dekat dengan kawah sudah hancur karena letusan," pungkasnya.

Update Korban

Dilansir dari Tribun Padang, Abdul Malik, Kepala Kantor SAR Padang (Basarnas) menyampaikan bahwa update terkini erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar), 11 orang pendaki dinyatakan meninggal dunia.

"11 orang dalam keadaan mike delta (meninggal dunia) dan saat ini lagi proses evakuasi dari puncak ke bawah," ujar Abdul pada Senin (4/12/2023) pagi.

Ia mengatakan, hingga pukul 07.10 WIB, Basarnas mencatat 75 orang berada di Gunung Marapi saat erupsi terjadi.

"49 sudah dievakuasi dengan selamat, sebagian sudah kembali ke rumah. Dan sebagian (dirawat) di dua rumah sakit yaitu di Padang Panjang dan Bukittinggi," katanya.

Abdul menuturkan, pencarian hingga pukul 07.10 WIB, tim gabungan sudah berhasil menemukan tiga orang selamat.

"Jadi total temuan hari ini sampai pukul 07.10 WIB yaitu berjumlah 14 orang dan yang perlu dicari 12 orang," ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.

Erupsi Marapi ini melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menyebut, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.

Pasca erupsi, Gunung Marapi berada pada Status Level II (Waspada).

Rekomendasi dari PVMBG, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung api Marapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.

Masih Erupsi

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat hingga pagi ini, Senin (4/12/2023), Gunung Marapi masih mengalami erupsi.

Kepala Pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi mengatakan, dari pukul 00.00 hingga pukul 06.58 pihaknya mencatat 56 aktivitas.

"Sebanyak sembilan kali letusan dan 47 hembusan (abu vulkanik)," katanya kepada TribunPadang.com.

Ia menyampaikan, berdasarkan pantauan dari seismogram, sejak erupsi pertama pukul 14.54 WIB, pihaknya mencatat 108 aktivitas.

Dari jumlah itu, sebanyak 36 kali letusan dan 16 hembusan abu vulkanik terjadi pada Minggu (3/12/2023), sementara sisanya terjadi hari ini.

Sementara itu, soal ketinggian kolom abu, ia menyebut belum bisa teramati karena tertutup oleh awan.

"Diharapkan untuk masyarakat mematuhi rekomendasi tidak memasuki radius 3 kilometer dari puncak," kata Ahmad Rifandi.

"Mengurangi aktivitas di luar ruangan dan jika melakukan aktivitas di luar ringan memakai masker, kacamata, dan topi, serta tidak menyebarkan berita hoaks," tuturnya.

Sementara itu, terkait para pendaki yang terjebak di atas gunung saat erupsi terjadi, hingga pagi ini tim gabungan terus berupaya mengevakuasi mereka.

Berdasarkan data dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang, hingga pukul 04.30 WIB, sebanyak 49 pendaki dari 75 pendaki telah turun.

"Masih terdapat 26 pendaki yang belum turun," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang, Abdul Malik, Senin pagi.

Dia menambahkan, dari total pendaki yang talah dievakuasi, terdapat delapan pendaki yang dilarikan ke RSUD Padang Panjang.

Berikut lengkapnya data pendaki berdasarkan update Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang pukul 04.30 WIB:

Pendaki yang sudah turun

1. Iqbal
2. Jeni
3. Toni Alifian
4. Al fajri
5. Selastri Anggini
6. Nur Rizki
7. Muhammad Suyudi
8. Shadam Romeigo
9. Adipatiawarman
10. Muhammad Alif
11. Lingga Duta Andrefa
12. Muhammad Faith Ewaldo
13. Elika Maharani
14. Dewi Anggraini
15. Naomi Jhana Simanjuntak
16. Sri Wahyuni
17. Banget Hasiholan Mare-mare
18. Nolianus Hogejau
19. Lolita Veronica
20. Nabila Habibba Rabbi
21. Diyah Surya Purnama Sari
22. Noor Annisa Alsyarrina Putrid Lubis
23. Didik Salahudin
24. Happy Nurafni
25. Irwan
26. Syaiful Anwar
27. Lili
28. Ahmad Albar
29. Edho Rustamsyah
30. Deswita
31. Kasih
32. Brima Danu
33. Ikhwanudin
34. Firnando Situmorang
35. Widya Azhamul Fadilah Zain
36. Rexy Wendesta
37. Irvanda Mulya
38. Bima Pratama Nasra
39. Tita Cahyani
40. Zulfadil Alzukri
41. Michael Ahmad Zofthi
42. Hendra
43. Rofid Al Hakim
44. Rahmat Agus
45. Chandra Sahiloho
46. Lidia Fatmasari
47. Zhafirah Zahrim Febrina
48. Aditya Sukirno Putra
49. Muhammad Fadli

Pendaki yang belum turun

1. Nazahra Adzin
2. M wilki Syaputra
3. Muhammad Ridho Kurniawan
4. Ilham Nanda Bintang
5. Muhammad Adan
6. Muhammad Arbi Muharman
7. Divo Suhandra
8. Nurva Afitri
9. Afranda Junaidi
10. Wahlul Alde Putra
11. Novita Intan Sari
12. Riski Rahmat Hidayat
13. Lenggo Baren
14. Reyhani Zahra Fadli
15. Filhan Alfiqh Faizin
16. Aditya Prasetyo
17. Yasirli Amri
18. Ahmad Firman
19. Muhammad Alfikri
20. Irfandi Putra
21. Zikri Habibi
22. Muhammad Teguh Amanda
23. Muhammad Iqbal
24. Siska Alfina
25. Liarni
26. Frengki Chadra Kusuma

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Gunung Marapi Meletus Tiba-tiba Tanpa Didahului Aktivitas Vulkanik

Berita Terkini