Setelah mendapat perawatan dan obat dari Sinau Hurip, Sukaryo Adiputra dihubungi oleh beberapa orang yang mengaku kenal dengan Enuh.
Di antaranya datang dari teman kuliah Jurusan Teknik Kelautan Angkatan 1997 ITB, sepupu Enuh, dan seseorang yang mengaku teman dari ayahanda Enuh.
Hanya saja, komunikasi intens dilakukan oleh alumni ITB jurusan Teknik Kelautan Angkatan 1997 yang meminta untuk diinformasikan keberadaan Enuh saat itu.
Sukaryo Adiputra pun mulai mencari keberadaan Enuh Nugraha, mulai dari wilayah Demak sebagai daerah terakhir dilihat.
Proses pencarian membutuhkan waktu satu bulan dan perjuangan hingga akhirnya ditemukan di Rembang.
Adiputra mendapatkan informasi keberadaan Enuh Nugraha di Kabupaten Rembang, seketika dijemput untuk diteruskan kepada teman-temannya agar mendapatkan perawatan.
"Ditemukan di Rembang berkat viewer Sinau Hurip. Saya jemput dan saya kabarkan ke teman-teman kuliahnya untuk dijemput dibawa ke Bandung. Meskipun sudah tidak pakai baju Sinau Hurip, tapi masih banyak yang mengenalinya," tutur dia.
Sosok Pribadi Pendiam
Sukaryo Adiputra menilai bahwa Enuh Nugraha merupakan sosok ODGJ yang pendiam dan kalem.
Selian itu, Enuh juga bisa diajak komunikasi, bahkan ingat dengan jelas nama-nama keluarganya dan beberapa nama teman-temannya.
Enuh juga disebut mempunyai pribadi yang bisa menjaga pola hidup bersih, tidur yang cukup, dan gampang minum obat.
Adiputra mengaku senang ketika ODGJ dikenali dan diajak pulang oleh keluarga, teman, atau kerabatnya untuk dirawat lebih lanjut.
Dia berharap, Enuh nantinya bisa dirawat dengan baik oleh tenaga medis, seperti contoh dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) atau tempat rehabilitasi agar bisa sembuh.
Kondisi Enuh, lanjutnya, dipastikan terkena sakit gangguan jiwa.
Bukan orang sehat yang menggelandang, atau terlunta-lunta, namun masuk kategori ODGJ.