TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap tabiat Yosef dicurigai pembunuhan istri dan anaknya di Subang, Jawa Barat.
Seperti diketahui, kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Subang sempat jadi misteri kini akhirnya terbongkar.
Tuti dan Amalia ditemukan tewas di dalam bagasi mobil Alphard mereka yang diparkir di garasi rumah di Subang, pada 18 Agustus 2021 lalu.
Kegiatan Yosef setelah istri dan anak tewas akhirnya terbongkar.
Pasalnya, Yosef disebut tak pernah mau hadir di acara pengajian yang digelar keluarga Tuti Suhartini sempat menjadi sorotan.
Anak Yosef, Yoris Raja Amanullah bahkan menyesalkan sikap ayahnya yang lebih memilih golf dibandingkan mengikuti acara tahlilan bersamanya.
Sementara Yoris juga menyebut Yosef tak memberikan uang sepersen untuk pengajian kematian ibu dan adiknya Amalia Mustika Ratu (23).
Hal ini, ia ungkapkan setelah kecewa kepada ayahnya yang tak pernah hadir dalam pengajian rutin tersebut.
Menurut Yoris, semua keluarga dari ibunya pun turut kecewa atas tindakan Yosef tersebut yang tidak ada rasa simpati kepada ibu dan adiknya.
"Ya kecewa ya jelas, papah (Yosef) tidak pernah datang di pengajian rutin, semua keluarga mamah (Tuti) juga kecewa," ujar Yoris di Dusun Jalancagak, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jumat (24/9/2021).
Baca juga: Penjelasan Polisi Mimin & 2 Tersangka Pembunuhan Tuti & Amalia Tak Ditahan, Pertimbangan Penyidikan
Dilansir tayangan KompasTV, Yoris menyebut Yosef kerap meminta uang kepadanya.
Padahal uang tersebut akan digunakan Yoris untuk biaya tahlilan Ibu dan adiknya Amalia.
Diketahui selama ini, pengajian rutin yang digelar dirumah ibunya dibiayai menggunakan uang Yoris dan istrinya.
"Papah (Yosef) itu kalau ke saya itu, minta uang terus, sedangkan tahlilan ini sudah enggak ngasih, itu aja pakai uang saya dan istri, tapi saya ikhlas. " ujar Yoris.
Baca juga: Sosok Tuti Suhartini Korban Dibunuh Suami & Istri Siri di Subang, Ternyata Anak Polisi Dikenal Baik
Hubungan Yosef dengan anak sulungnya, Yoris Raja Amrullah ternyata renggang pasca tewasnya Tuti dan Amalia Mustika Ratu.
Sebagaimana diketahui, kasus ini mulai terkuak saat Danu menyerahkan diri dan membongkar rahasia dibalik pembunuhan dua tahun yang sempat menjadi misteri.
Adapun Danu sudah menginap di Polda Jabar sejak Senin (16/10/2023).
Ditetapkan Tersangka
Setelah dua tahun menjadi misteris terkait pembunuhan tersebut, kini akhirnya mulai terungkap.
Kini pihak kepolisian telah menetapkan lima tersangka dibalik kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.
Selain Danu yang ditetapkan sebagai tersangka, kini polisi sudah menetapkan empat tersangka lainnya.
Baca juga: Fakta Dibalik Pembunuhan Tuti dan Amalia, Yayasan Rintisan Yosef Cair Rp 200 Juta Usai Istri Tewas
Adapun keempat orang itu yakni, Yosef, Mimin, Arighi Reksa Pratama dan Abi.
Diketahui Yosef merupakan suami sah mendiang Tuti Suhartini.
Sementara Mimin istri siri atau istri kedua Yosep. Sedangkan Arighi dan Abi adalah anak dari Mimin.
Lima orang yang menjadi tersangka pembunuhan di kasus Subang itu terungkap dari pernyataan Rohman Hidayat, pengacara Yosef.
Baca juga: Sosok Yosef Suami Tuti Tersangka Pembunuhan di Subang Bersama Istri Siri, Sempat Bantah Terlibat
Reaksi Yoris Yosef Tersangka
Anak dari korban Tuti Suhartini dan Kakak dari korban Amalia Mustika Ratu (23), Youries Raja Amalullah merasa bersyukur sekaligus sedih ketika mendengar ayah kandungnya terlibat dalam pembunuhan itu.
Hal ini disampaikan kuasa hukum Youries, Leni Anggaraeni.
"Youries telepon saya, katanya bersyukur pelaku sudah ada. Tapi Youries juga sedih karena salah satu tersangkanya ini bapak kandungnya," kata Lena di Kawasan Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/10/2023).
Dengan penetapan tersangka oleh Polda Jabar, hal ini membuktikan bahwa kliennya itu tidak terbukti terlibat dalam tindakan pembunuhan tersebut.
"Kami dari kuasa hukum Yoeries sangat mengapresiasi kalau sudah ditemukan tersangka dalam kasus dua tahun lebih. Memang ditunggu siapa tersangka utama, karena klien saya digadang indikasi terlibat, kami bersyukur klien tidak terbukti terlibat," ucap Lena.
Dijelaskan sejak awal kasus ini bergulir, kliennya tersebut mengikuti prosedur hukum sebagai saksi.
Namun selama itu juga kliennya ini mengaku mendapat tekanan publik yang tidak berdasar, lantaran banyaknya informasi opini yang mengarahkan seolah Yoeries terlibat dalam pembunuhan tersebut.
"Memang selama ini A Youries banyak sekali tekanan dari publik seolah dia terlibat pembunuhan. Tapi setelah investigasi, cari data dan kepolisian sudah panggil Youries dan kami bersyukur Youries membuktikan tak terlibat," ucap Lena.
Dikatakan, kliennya itu pun terpukul saat pemberitaan di media dan Youtuber seolah menggiring opini bahwa kliennya itu terlibat dalam pembunuhan tersebut.
"Memang terpukul dengan pemberitaan media dan Youtuber seolah Youries terlibat, Padahal klien kami ini jauh dari motif pembunuhan, dan tak masuk logika hukumnya, karena sebelum kejadian, mereka sempat bertemu, orang sunda bilang bothram (makan bersama), jadi tidak ada apapun," kata Lena.
Dengan terungkapnya dan penetapan tersangka pada kasus ini, kliennya tersebut mengaku bersyukur dan menghormati proses hukum yang ada.
Dugaan Motif Pelaku
Fakta dibalik dugaan pembunuhan Tuti dan Amalia oleh Yosef.
Diketahui jika yayasan yang dirintis Yosef kini cair Rp 200 juta rupiah usai Tuti sang istri yang menjabat sebagai bendahara sementara Amelia sebagai sekretaris.
Hal itulah yang membuat banyak pihak meyakini jika Yayasan inilah yang diduga menjadi salah satu motif Yosef tega menghabisi nyawa Tuti dan Amalia.
"Bongkar dulu yayasan, kalau sudah dibongkar baru ketahuan (motif kasus Subang)," kata Achmad Taufan, pengacara Muhamad Ramdanu alias Danu.
Yayasan Bina Prestasi Nasional yang beralamatkan di Curugrendeng, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang ini diketahui terbentuk tahun 2009, dirintis oleh Yosef Hidayah dan istri mudanya, Mimin.
Saat itu Mimin sempat menjadi bendahara Yayasan Binsa Prestasi Nasional selama 2 tahun.
Namun akhirnya posisi itu digantikan Tuti Suhartini yakni istri pertama Yosef.
"Awalnya Yoris ketua yayasan sebelum terjadi pembunuhan. Yosef dewan pembina, Tuti bendahara, Amel sekretaris," papar pengacara Yoris, Leni Anggraeni.
Dengan jabatan itu, Tuti dan Amel mendapat penghasilan sebesar Rp 10 juta, Yoris Rp 10 juta.
Sedangkan Yosef, mendapat uang dari yang diberikan oleh Tuti.
Setelah terjadi pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah menempati jabatan sebagai Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Sedangkan Yoris Raja Amarullah menjadi kepala sekolahnya.
"Kata Yoris, Mimin kesel kali minta uang teh harus ke mama terus kan mama bendahara. Mungkin yah," kata Leni.
Informasi dari Yoris, kata Leni, sebagian staf di yayasan tersebut merupakan keluarga Mimin."Stafnya banyak keluarga bu Miminm" katanya.
Sehingga itu, Yayasan tersebut diduga kuat menjadi motif pembunuhan ini.
Sementara itu, Leni Anggraeni menerangkan kesaksian Yoris, tak ada proyek bernilai fantastis di yayasan tersebut.
Katanya, hanya ada pencairan dana BOS.
"Kalau setahu Yoris gak ada proyek (nilai fantastis). Tahunya ada dana BOS aja. Gak ada uang lain-lain, kalau pengakuan a Yoris," kata Leni.
Dana BOS di yayasan tersebut cair dua atau tiga kali per tahunnya.
Nominalnya sekitar Rp 200 juta sampai Rp 300 juta sekali cair.
"Dari satu yayasan bisa Rp 1 miliar. Itu bukan uang (pribadi), buat sekolah, buat guru. Gak mungkin bisa di (mainkan) ini," kata Leni.
Minta Cairkan Uang
Leni ikut mengungkap kejadian tak biasa yang dialami kliennya, Yoris.
Beberapa waktu setelah pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef mendadak meminta Yoris mencairkan dana.
Padahal saat itu Yoris masih dalam kondisi berduka ditinggal ibu dan adiknya, langsung naik darah pada Yosef.
"Ribut sama pak Yosef. 'Belum ge mamah udah bahas uang'. Makanya sama Yoris gak mau ikut campur urusan uang. Ada pencairan oleh orang pak Yosef. Ada Rp 200 juta,. Yoris gak ikutan," katanya.
Yoris tak terima ketika suasana masih bersedih, Yosef justru sibuk mengurus uang.
"Udah ngomongin duit. 'Yoris coba cairkan itu uang'. Ini kan lagi sedih," kata Leni.
Kepada TribunnewsBogor.com beberapa waktu lalu, Yoris Raja Amarullah sempat mengaku dipaksa untuk kembali menjabat sebagai kepala sekolah.
"Ditarik lagi sama si papah (Yosef) soalnya papah maksa Yoris buat ngejalanin sekolah lagi dulu lewat Kades Jalancagak ya saya mengalah," kata Yoris lewat pesan WhatsApp kepada TribunnewsBogor.com.
Ia mengaku sudah tak lagi menjadi pengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional.
"Sekarang mah keluar dari yayasan jadi kepala sekolah," kata Yoris.
Baca berita lainnya di Google News