Berita Palembang

TMC di Sumsel Kembali Diperpanjang, Prediksi BMKG Akhir Oktober Masuk Musim Hujan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hujan mengguyur Banyuasin Sumsel, Senin (9/10/2023) lalu yang dibantu dengan TMC. BPBD Sumsel memperpanjang operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel memperpanjang operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

"Alhamdulillah TMC kembali diperpanjang dari 13-17 Oktober 2023," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana saat diwawancarai di Kantor Gubernur Sumsel, Jumat (13/10/2023).

Menurutnya, TMC diperpanjang atas usaha dan perhatian Pj Gubernur Sumsel meminta pusat untuk diperpanjang TMC, maka TMC akan diperpanjang hingga 17 Oktober 2023.

Berdasarkan prakiraan dari BMKG ada potensi awan ditanggal tersebut. Untuk itu TMC dinilai cukup efektif untuk menangani Karhutla saat ini, karena memang yang dibutuhkan itu hujan.

Dia mengaku TMC yang sebelumnya dilakukan sangat efektif. Sebab, di beberapa wilayah di Sumsel sudah turun hujan hingga membuat ISPU di Palembang menurun dan titik hotspot berkurang.

"Kita bisa lihat dari titik hotspot, dan ISPU juga mengalami penurunan dikarenakan ada beberapa Kabupaten/Kota yang sudah turun hujan seperti di OKI, OI, Muara Enim, Banyuasin, Muba, Linggau, Mura dan PALI, hingga Palembang," katanya.

Baca juga: Ribuat Orang Tunaikan Shalat Istisqa Serentak di Sumsel, Berharap Segera Turun Hujan

Iqbal mengatakan untuk TMC akan dilakukan minimal satu kali sortir sehari dan maksimal tiga kali sortir sehari. Jadi tergantung dari potensi awan hujan yang ada. Untuk satu kali sortir ditebar 1.000 kg garam.

Menurutnya, untuk mengatasi Karhutla yang terjadi juga sudah dilakukan penebelan personel di titik-titik rawan Karhutla dari TNI Polri dan juga BPBD serta Manggala Agni.

Sementara, untuk penanganan Karhutla sendiri juga dilakukan berbeda-beda karena lahan yang terbakar itu ada yang gambut dan ada yang mineral.

"Untuk lahan mineral dan lokasinya tidak terlalu jauh bisa dilakukan dengan pemadaman darat. Namun untuk lahan gambut ini perlu upaya darat, dan udara," ungkapnya

Untuk api yang masih kecil belum meluas bisa dengan water bombing. Untuk selanjutnya bisa dengan darat, namun memang kendalanya di air yang mulai sulit didapatkan untuk lokasi terdekat, sehingga butuh waktu untuk pengambilan airnya.

Sementara itu Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan untuk penanganan Karhutla di Sumsel, baik darat, udara hingga TMC. Namun Karhutla di Sumsel masih terjadi, untuk itu Pemprov Sumsel meminta bantuan dengan BNPB.

"Kepala BNPB sudah mengatakan akan menggeser kekuatan ke Sumsel, setelah dari Kalimantan. Jadi kita semua sudah serius bergerak menangani Karhutla," kata Agus Fatoni

Menurutnya, pada saat rapat di Jakarta sudah menyampaikan ke BNPB dan
sekitar minggu kedepan kekuatan BNPB akan digeser ke Sumsel, setelah dari Kalimantan. Lalu dari TNI menambah 350 personel perbantuan diambil dari Batalyon Infantri (Yonif) 143 Lampung.

"Penanganan Karhutla perlu dilakukan bersama-sama, harus terkoordinasi, terkonsolidasi dan semua elemen ikut terlibat bersama-sama mengatasinya," kata Fatoni.

Halaman
12

Berita Terkini