Pasutri Ditemukan Tewas Berpelukan

Nasib 2 Anak Pasutri di Klaten yang Tewas Berpelukan jadi Yatim Piatu, Ada yang baru Usia 4 Bulan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasib dua anak YU dan IDP, suami istri yang ditemukan tewas dalam posisi berpelukan kini jadi yatim piatu.

"Hasil visum luar oleh Tim medis dengan hasil tidak di temukan tanda-tanda kekerasan maupun hal-hal yang mencurigakan lainnya," lanjutnya.

Rumah duka Pasutri di Dukuh/Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten, Kamis (12/10/2023) (TribunSolo.com / Tri Widodo)

 

Riwayat Penyakit

Ayah IDP, Agus Abdul Rokhim (67) mengatakan menantunya Y memiliki riwayat penyakit asma. Sementara IDP memiliki penyakit hipertensi.

Abdul adalah orang yang pertama kali menemukan jasad anak dan menantunya. Saat itu ia datang untuk melihat

Agus mengatakan penyakit menantunya sering kambuh jika kelelahan atau pikiran Terlebih Y mengurusi bisnis rongsokan.

Baca juga: Kronologi Pasutri di Klaten Tewas Berpelukan di Kasur, Korban Sempat Jemur Baju dan Siapkan Sarapan

Pria 61 tahun itu menduga anaknya, IDP yang lebih dulu tak sadarkan diri. Lalu Y yang mengetahui kondisi istrinya kemudian memeluknya.

"Kira-kira istrinya terjadi. Apa jantungnya opo kaget, langsung ikut nggledak. Kemungkinan istrinya tak sadarkan diri, suami kaget karena serangan jantung, kemudian ikut terbaring," jelasnya.

Ia mengaku menolak otopsi dan ikhlas menerima kematian keduanya sebagai musibah. "Itu sudah takdir yang kuasa.

"Jenazah langsung dimakamkan. Ndak ada (tidak menuntut siapapun atas meninggalnyanya anaknya)," kata Agus.

Sementara 48 menit sebelum ditemukan tak bernyawa, warga masih melihat aktivitas Y dan IDP di luar rumah.

Sang istri terlihat menjemur pakaian di samping rumah. Sementara suami terlihat menggendong bayinya di teras rumah.

Agus sendiri tinggal tak jauh dari rumah anak dan menantunya.

Jaraknya hanya 300 meter. Sebagai seorang ayah, batinnya tiba-tiba terpanggil untuk berjalan ke rumah yang ditempati anaknya itu.

"Ada sesuatu lah. Karena terbawa hatinya. Kebetulan lewat sini. Cucunya kok nangis, kemudian membuka pintu (gerbang) yang tak dikunci," kata Ja'far Rodhi tokoh masyarakat setempat.

Halaman
123

Berita Terkini